Menpora: Kajian Pelaksanaan Piala Dunia U-20 Harus Beres Akhir Januari

15 Januari 2020 18:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PSSI rilis logo Piala Dunia U-20. Foto: PSSI
zoom-in-whitePerbesar
PSSI rilis logo Piala Dunia U-20. Foto: PSSI
ADVERTISEMENT
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 membuat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sibuk. Sebagai koordinator penyelenggaraan, Kemenpora mesti memastikan segala kebutuhan terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Selain merenovasi infrastruktur sesuai standar FIFA, Kemenpora bertanggung jawab terhadap pembentukan Timnas yang kompetitif serta panitia penyelenggara Piala Dunia U-20. Khusus dua poin yang disebut terakhir, Kemenpora menunjuk PSSI sebagai pelaksana.
Sementara urusan sarana dan prasarana, Kemenpora menggandeng beberapa kementerian, seperti Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) serta Keuangan.
Mengingat waktu kian mepet, Menpora Zainudin Amali menginstruksikan untuk bergerak cepat. Langkah pertama, kajian mengenai penyelenggaran yang antara lain berisi kebutuhan anggaran infrastruktur dan kepanitiaan ditargetkan kelar akhir Januari 2020.
Menpora Zainudin Amali memberikan keterangan pers terkait agenda olahraga yang akan dihadapi Indonesia di Kemenpora, Jakarta, Kamis (14/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
“Kemenpora bertanggung jawab (penyelenggaraan Piala Dunia U-20), termasuk ke Pak Presiden Joko Widodo. Kami sedang diskusi dengan stakeholder, seperti kementerian dan PSSI. Secepatnya kajian harus selesai. Akhir bulan ini harus kelar biar menjadi dasar untuk pekerjaan berikutnya,” ujar Zainudin.
ADVERTISEMENT
Tak heran, Kemenpora menjadwalkan ada rapat khusus setiap pekan untuk membahas kajian Piala Dunia U-20. Kajian penyelenggaraan pun menjadi penting karena akan berkaitan dengan Instruksi Presiden (Inpres) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Harus ada laporan segera tentang penyelenggaraan agar Presiden bisa menerbitkan Inpres. Soalnya, nanti Piala Dunia U-20 akan memakai APBN. Nah, APBN itu ‘kan dasarnya Inpres,” kata Menpora.
Ngebutnya pembuatan kajian sudah tampak. Menpora sendiri hadir untuk melihat persiapan tim yang akan tampil di Piala Dunia U-20 pada 13 Januari 2020.
Selain itu, Menpora meninjau kondisi Stadion Wibawa Mukti—satu dari 10 stadion yang diajukan sebagai venue. Sembilan stadion lain juga tengah diverifikasi untuk dihitung kebutuhan renovasinya.
Stadion yang dimaksud ialah Stadion Utama Gelora Bung Karno, Stadion Pakansari, Stadion Manahan, Stadion I Wayan Dipta, Stadion Gelora Bung Tomo, Stadion Mandala Krida, Stadion Gelora Sriwijaya, Stadion Patriot Candrabhaga, dan Stadion Si Jalak Harupat.
ADVERTISEMENT
“Stadion itu menjadi tanggung jawab pemerintah. Tim sedang keliling untuk melihat mana saja yang kurang, baik itu lapangan latihan atau pertandingan,” tutur Zainudin.
Foto aerial stadion Mandala Krida di Baciro, DI Yogyakarta. Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiansyah
Begitu kajian kelar dan Inpres terbit, Kemenpora bisa melenggang ke langkah selanjutnya. APBN untuk infrastruktur mengalir. Begitu juga soal kepanitiaan.
“Memang [kepanitiaan] belum karena harus ada Inpres. Sama seperti Asian Games. Kepanitiaan ini juga masuk area kami,” ujar Menpora.
Terlepas dari teknis kebutuhan tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, Kemenpora juga menyasar sisi lain. Suporter tak lepas dari pengamatan. Menpora menilai butuh adanya pertemuan dengan suporter-suporter Tanah Air agar Indonesia menjadi tuan rumah yang baik.
“Kami rancang silaturahmi suporter. Boleh bangga dengan klub masing-masing. Namun, jangan lupa kita ini satu bangsa. Kita tuan rumah. Jangan sampai mencederai penyelenggaraan karena tidak tertib atau berlaku buruk. Tamu yang datang akan banyak,” kata Zainudin.
ADVERTISEMENT