Menyambut Kepulangan Derbi Korea ke Pyongyang

15 Oktober 2019 12:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pertandingan di Stadion Kim Il-sung, Pyongyang. Foto: AFP/Peter Parks
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pertandingan di Stadion Kim Il-sung, Pyongyang. Foto: AFP/Peter Parks
ADVERTISEMENT
Sekitar dua tahun silam, tepatnya pada 8 April 2017, Stadion Kim Il-Sung menjadi saksi bisu sejarah sepak bola. Untuk pertama kalinya, pertandingan antara Korea Utara dan Korea Selatan digelar di Pyongyang.
ADVERTISEMENT
Pertandingan itu merupakan bagian dari Kualifikasi Piala Asia Wanita 2018. Di hadapan 40 ribu pasang mata, Korea Utara dan Korea Selatan bermain imbang 1-1. Sung Hyang-sim mencetak gol untuk Korea Utara, sementara gol Korea Selatan dilesakkan oleh Jang Seul-gi.
Sebenarnya Korea Utara punya kesempatan untuk memetik kemenangan. Akan tetapi, ada satu tendangan penalti yang gagal dikonversi menjadi gol. Alhasil, skor imbang pun harus mereka terima, meskipun dengan sedikit terpaksa.
Dalam pertandingan tersebut tidak ada satu pun pendukung Korea Selatan yang duduk di tribune stadion. Para suporter Korea Utara memberikan intimidasi kepada pemain lawan sepanjang laga lewat berbagai slogan dan cemoohan.
Kebetulan sekali, saat pertandingan itu dilangsungkan, tensi Korea Utara dan Korea Selatan sedang tinggi-tingginya. Beberapa waktu sebelumnya Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melakukan uji coba nuklir. Sebagai imbasnya, Seoul melarang warganya untuk melakukan kontak sipil.
ADVERTISEMENT
Melompat ke 2019, Korea Utara dan Korea Selatan akan kembali bersua di Pyongyang, tepatnya pada Selasa (15/10/2019) sore WIB. Kali ini, pertandingan bakal melibatkan timnas putra sebagai bagian dari Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
Sama halnya dengan kejadian 2017, pertandingan antara Korea Utara dan Korea Selatan nanti tidak akan disaksikan oleh suporter tamu. Pertandingan itu juga takkan disiarkan lewat televisi dan tidak boleh diliput wartawan Korea Selatan.
Larangan terhadap suporter dan wartawan Korea Selatan, serta permintaan untuk tidak menyiarkan lewat televisi, adalah permintaan dari Asosiasi Sepak Bola Korea Utara (PRKFA). AFC menyetujuinya meski Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) ingin pertandingan dilangsungkan secara normal.
Dalam sejarahnya, Korea Selatan baru sekali bertanding di Pyongyang, yaitu pada laga persahabatan tahun 1990. Saat itu Korea Utara sukses memetik kemenangan, yang merupakan kemenangan mereka satu-satunya atas 'saudaranya' tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada 2009 lalu, sebenarnya Korea Utara dan Korea Selatan sudah pernah berada satu grup dalam Kualifikasi Piala Dunia 2010. Akan tetapi, pertandingan kandang Korea Utara tidak dilangsungkan di Pyongyang, melainkan di Shanghai. Pemindahan itu dilakukan atas permintaan almarhum Kim Jong-il.
Pada pertandingan di Shanghai itu suasana persaudaraan cukup terasa. Pemain dan suporter kedua kesebelasan menunjukkan rasa hormatnya satu sama lain meski, secara teknis, Korea Utara dan Korea Selatan masih dalam keadaan berperang.
Situasi demikian tidak terjadi di laga berikutnya di Seoul. Laga itu diwarnai tuduhan dari pelatih Korea Utara, Kim Jong-hun, bahwa pihak tuan rumah telah meracuni pemainnya. Kim ngeloyor begitu saja dari ruang konferensi pers usai melontarkan tuduhan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada kurun 2009, dua pertandingan antara Korea Utara dan Korea Selatan sama-sama berakhir imbang tanpa gol. Di akhir cerita, kedua kesebelasan sama-sama berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia 2010.
Sekarang ini situasinya sudah berbeda. Korea Utara tidak lagi sekuat dulu. Mereka sempat kalah dalam enam laga beruntun dan kebobolan 27 gol pada awal 2019. Meski demikian, Korea Utara mampu memperbaiki penampilan dengan hanya kemasukan dua kali dalam lima pertandingan terakhir.
Laga Kualifikasi Piala Dunia 2010 antara Korea Selatan dan Korea Utara. Foto: AFP/Kim Jae-hwan
Di Kualifikasi Piala Dunia 2022 sendiri, Korea Utara untuk sementara punya perolehan poin yang sama dengan Korea Selatan. Mereka sama-sama sukses meraih kemenangan dalam dua laga dan mengumpulkan enam poin. Dua negara ini mengungguli Turkmenistan, Lebanon, serta Sri Lanka.
ADVERTISEMENT
Jika ditilik dari materi pemain, Korea Selatan tentu lebih layak diandalkan. Mereka punya Son Heung-min (Tottenham Hotspur), Hwang Hee-chan (RB Salzburg), serta Lee Kang-in (Valencia) yang bersinar di kompetisi antarklub Eropa.
Korea Utara, sementara itu, hanya punya Han Kwang-song yang bermain untuk Juventus U-23 di Serie C. Meski begitu, mereka punya keunggulan dalam aspek non-teknis. Korea Utara akan bermain di Stadion Kim Il-sung dan punya motivasi berlipat untuk mengalahkan Korea Selatan untuk pertama kali sejak 1991.
Terlepas dari itu semua, pertandingan antara Korea Utara dan Korea Selatan ini sangat vital bagi kepentingan bersama kedua negara. Baik Korea Utara maupun Korea Selatan tentu berharap pertandingan berjalan lancar demi mulusnya bidding tuan rumah Piala Dunia Wanita 2023 yang mereka ajukan bersama.
ADVERTISEMENT
=====
Korea Utara dan Korea Selatan akan bertanding di Stadion Kim Il-sung, Selasa (15/10/2019) pada 15:30 WIB dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.