Menyelami 'Persebaya Way', Memupuk Asa Generasi Marselino Ferdinan Rebut Juara

16 Mei 2022 13:04 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seleksi pemain muda Persebaya Surabaya. Foto: Dok. Devi Pattricia
zoom-in-whitePerbesar
Seleksi pemain muda Persebaya Surabaya. Foto: Dok. Devi Pattricia
ADVERTISEMENT
Teriknya panas matahari menyinari rerumputan hijau di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Peluit wasit pun berbunyi menandakan dimulainya seleksi darah muda Persebaya Surabaya.
ADVERTISEMENT
Para pemain berlomba-lomba untuk menampilkan performa terbaiknya dalam seleksi yang digelar pada Selasa, (12/4/2022). Dari kejauhan pun banyak yang menyaksikan seleksi tersebut, termasuk sang pelatih Persebaya, Aji Santoso.
Sore itu, Aji memanggil seorang pemain muda yang tak begitu familiar di dunia sepak bola Indonesia. Ia membisikkan sesuatu seperti memberikan wejangan kepada pemain tersebut.
Dari percakapan singkat tersebut, terlihat bahwa Aji tertarik dengan kemampuan anak muda itu.
“Namamu siapa?” ucap Aji kepada anak muda dalam seleksi tersebut.
Risky Dwiyan namanya, ia pernah Ikut serta membawa Persebaya menjadi juara Elite Pro Academy (EPA) U-20. Dan benar saja, anak muda itu ternyata menjadi bagian dari Persebaya untuk musim depan.
Seleksi pemain muda Persebaya Surabaya. Foto: Dok. Devi Pattricia
Persebaya juga dikenal dengan 'Bajul Ijo'. Bajul artinya buaya, salah satu ikon legendaris Kota Surabaya yang memiliki makna keberanian. Sedangkan ijo atau hijau ialah warna kebesaran Persebaya. Adanya ikatan emosional, membuat klub ini jadi kebanggaan bagi para pendukungnya yaitu Bonek.
ADVERTISEMENT
Lahir dengan nama Soerabhaisasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB) oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Juni 1927. Dulunya Persebaya menjadi wadah untuk para pemain sepak bola penduduk pribumi untuk menyaingi klub sepak bola orang Belanda yang tinggal di Surabaya, yaitu Soerabajasche Voetbal Bond (SVB) yang telah berdiri sejak tahun 1901.
Seperti di Eropa ada La Masia, akademi milik Barcelona yang mencetak talenta-talenta muda seperti Eric Garcia, Riqui Puig, dan Oscar Mingueza. Bahkan, La Masia berhasil mengeluarkan pemain legendaris dunia yaitu Pep Guardiola dan Lionel Messi yang mampu menoreh prestasi di kancah Internasional.
Persebaya juga berhasil mendidik pemain muda mereka yang berasal dari akademi Persebaya. Dari situlah Persebaya menghasilkan bintang muda yang bertalenta di sepak bola Indonesia, yang ternyata dididik sejak dini.
ADVERTISEMENT
Sudah banyak nama lahir dan berkontribusi ke persepakbolaan nasional. Ada nama Soebodro, Bejo Sugiantoro, hingga Uston Nawawi.
Pada tahun ini, terdapat 5 pemain muda Persebaya yang dipanggil Timnas Indonesia seperti Ernando Ari, Marselino Ferdinan, Rizky Ridho, Koko Ari, dan Andhika Ramadhani.
Liga 1 2021: Sinar Pemain Muda dan Hilangnya 'Bintang'
Coach Aji Santoso dalam jumpa pers soal perjalanan Persebaya di Liga 1. Foto: Devi Pattricia/kumparan
Dalam kompetisi Liga 1 2021/2022 kemarin, penampilan Persebaya menuai banyak pujian meskipun performa pemainnya sempat menurun di awal Liga dan banyak pemain muda yang belum memiliki jam terbang yang tinggi.
“Saya senang memang banyak insan bola yang menilai bahwa permainan Persebaya cukup atraktif, cukup bisa menghibur penonton meskipun banyak pemain-pemain muda yang belum begitu berpengalaman. Tentunya ini bukan kerja saya sendiri, tapi kerja sama semuanya,” ungkap Aji Santoso dalam wawancaranya bersama kumparan pada akhir April 2022.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak menjadi juara, Persebaya pulang dengan membawa 3 buah tangan berupa penghargaan tertinggi kompetisi, yaitu Pelatih Terbaik jatuh kepada Aji Santoso, Pemain Terbaik yaitu Taisei Marukawa, dan Pemain Muda Terbaik diraih oleh Marselino Ferdinan.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola Indonesia, yang tidak juara justru memborong penghargaan tersebut," tuturnya.
Gubernur Bali Wayan Koster (kiri) menyerahkan piala Pelatih Terbaik Liga 1 kepada Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso (kanan) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (31/3/2022). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
Marselino menjadi pemain yang paling mencolok. Gaya mainnya enak ditonton, skillful, dan tendangan jarak jauhnya tak jarang mematikan.
Bahkan salah satu gol Marselino ke gawang Arema sempat ramai diperbincangkan publik begitu lama. Kala itu tendangan 'torpedo'-nya menghujam gawang kiper Arema Adilson Maringa dari jarak lebih dari 35 meter.
Hal ini jugalah yang akhirnya membuat Marselino dipanggil ke Timnas Indonesia. Dari usia senior, U-19, hingga Timnas U-23 untuk SEA Games di Vietnam.
ADVERTISEMENT
Marselino adalah bukti shahih keberhasilan akademi Persebaya. Jarang sekali tim Liga 1 mengandalkan pemain berusia 18 tahun lokal di lini vital.
Biasanya posisi gelandang serang diisi oleh pemain asing, atau setidaknya senior lokal. Namun, Marselino berbeda, mentalnya sudah teramat dewasa.
Pesepak bola Persipura Jayapura Donni Harold Monim (kiri) berebut bola dengan pesepak bola Persebaya Surabaya Marselino Ferdinan (kanan) saat pertandingan Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Minggu (6/2/2022). Persipura mengalahkan Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Kendati demikian, kabar gembira tersebut tak lama tertutup dengan kabar lepasnya beberapa bintang andalannya. Taisei Marukawa berlayar ke PSIS Semarang, Bruno Moreira kembali ke Eropa, hingga Samsul Arif Munip melanjutkan kariernya ke Persis Solo.
Seolah-olah kehilangan pasukannya, berkali-kali mengumumkan pemain yang keluar. Hal ini jelas membuat sebagian Bonek mempertanyakan keputusan manajemen, ada juga yang mencaci seakan Persebaya tak berusaha memprihatinkan.
Media sosial menjadi salah satunya jalan untuk meluapkan amarah Bonek akan peristiwa tersebut. Komentar-komentar pedas dan caci maki dari para Bonek pun membanjiri semua akun media sosial Persebaya.
ADVERTISEMENT
Hilangnya pemain andalan membuat Bonek gundah akan persiapan musim depan. Apalagi mereka sudah haus, ingin Persebaya segera meraih trofi atau juara. Tetapi realita yang ada tidak menunjukkan demikian.
Namun, Aji merespons dengan lapang dada. Ia menghormati para pemain yang memutuskan untuk keluar dan menganggap itu hal yang wajar.
“Ada beberapa pemain yang keluar, dia mendapatkan tawaran yang mungkin lebih menarik. Sekarang ini arahnya professional, ya, kita harus menghormati itu, menghargai keputusan pemain itu,” tegas Aji.
Meskipun terlihat sekilas kekecewaan dari nada bicaranya. Aji harus menghadapi realita bahwa chemistry yang ia bangun selama ini harus runtuh dan harus bekerja lebih ekstra untuk kembali membangun chemistry dari nol dengan para pemain barunya.
ADVERTISEMENT
Sedih? Jelas.
Namun, ia pun merasa bangga karena mampu meningkatkan level permainan mereka dari bukan siapa-siapa hingga menjadi bintang lapangan.
“Ada senangnya dan juga ada sedihnya. Sedihnya tentu saya berpisah sama mereka karena tim ini sudah memiliki suatu chemistry yang bagus. Kedua saya bangga, saya berhasil meningkatkan level permainan mereka. Buktinya semua pemain saya laku, baik pemain asing maupun pemain lokal,” ujarnya.
'Persebaya Way' dan Target Juara
Pemain Persebaya Surabaya Ricky Kambuaya (tengah) berusaha melewati hadangan pemain Persija Jakarta Osvaldo Haay dan Rangga Widiansyah pada pertandingan Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (14/2/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Tak mau larut dalam kesedihan ataupun caci maki para Bonek, Persebaya pun mulai memunculkan satu per satu pemain baru untuk musim depan. Seakan-akan memupuk kembali harapan dan kepercayaan Bonek kepada Persebaya.
Aji pun mempromosikan beberapa pemain dari internal ke senior, ikatan emosional yang terbentuk antara pemain asli Surabaya dengan Persebaya ini diharapkan mampu menimbulkan semangat yang lebih untuk musim depan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, ada beberapa pemain muda yang sudah resmi bergabung menjadi bagian dari Bajul Ijo yaitu Deni Agus, Arief Catur, Risky Dwiyan, M. Widi Syarief, Januar Eka, Salman Alfarid, Alta Ballah (eks Persita) dan Brylian Aldama atau 'Si Anak Hilang'.
Nama terakhir sempat bermain di HNK Rijeka, klub divisi utama Liga Kroasia. Namun tak semua pemain muda di luar negeri beruntung, hingga akhirnya Brylian mencoba kembali brlian di Persebaya.
Meskipun didominasi dengan para pemain muda, Aji yakin bahwa ia tidak salah pilih. Prediksinya hampir tak pernah meleset, seakan-akan diberikan karunia untuk dapat memilih bibit unggul dalam sepak bola. Semua tergantung bagaimana kejelian seorang pelatih untuk melihat talenta pemain.
“Kalo pengamatan dan penilaian seorang pelatih kepada pemain yang memiliki talenta dan kira-kira bisa berkembang atau tidak itu yang jelas tidak ada sekolahnya. Mungkin itu kejelian seorang pelatih untuk melihat talenta ini, karena mungkin dulu saya mantan pemain jadi saya sedikit tahulah bagaimana cara bermain sepak bola yang benar,” kata Aji dengan senyum semringah.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Persebaya, Ram Surahman, pun buka suara terkait dengan perpanjangan kontrak pelatih untuk 2 tahun ke depan dan target Persebaya untuk 2 musim ke depan bersama Aji. Tentunya Pandemi COVID-19 yang menghantam berbagai sektor termasuk sepak bola ini membuat tim manajemen Persebaya ingin menerapkan ‘Persebaya Way’.
Ia percaya Persebaya akan menggeliat dengan pemain mudanya. ‘Persebaya Way’ bisa jadi senjata penting.
“Kami di Persebaya ini menyusun tim ini dengan terukur dan hati-hati. Kami menamakannya ‘Persebaya Way’. Kami akan mencetak juara dan membenarkan semua pondasi yang kemarin runtuh akibat pandemi. Kita sudah sepakat target untuk musim depan Persebaya nanti kita akan mencetak juara. Dalam 2 musim ini Bung Aji, musim 2022, musim depan targetnya ada di papan atas tentu Se-Asia,” ungkap Ram di waktu terpisah.
ADVERTISEMENT
Tak ingin terburu-buru dan mengambil risiko, Persebaya memilih untuk membenahi serta memperkuat pondasi sebagai langkah utama untuk meraih juara. Hal ini juga disampaikan oleh Aji yang optimis untuk meraih trofi dalam 2 tahun ke depan.
“Saya benar-benar tidak boleh salah memilih pemain lokal maupun pemain asing. Jadi saya mempersiapkan tim ini untuk kompetisi 2023 dan 2024. Musim ini memang belum menargetkan juara, tapi musim depan juara,” ujar Aji Santoso dengan penuh semangat.
Seleksi pemain muda Persebaya Surabaya. Foto: Dok. Devi Pattricia
Di sisi lain, sudah lebih dari 1 dekade Persebaya tidak membawa pulang trofi pada kompetisi Liga 1. Para Bonek sudah sangat merindukan trofi. Tentunya setiap musim yang diharapkan Bonek adalah juara.
Hal ini disampaikan oleh salah satu pentolan Bonek, Saiful Antoni atau yang sering dikenal dengan Capo Ipul. Bonek optimis bahwa Persebaya mampu menampilkan performa terbaiknya di musim depan. Bahkan baginya, kemungkinan terburuknya yaitu Persebaya menjadi runner up.
ADVERTISEMENT
“Harapan kita sebagai Bonek setiap musim adalah suatu prestasi. Jadi musim kemarin Persebaya finish di 5 besar, insyaallah harapan kami musim depan paling buruk adalah di posisi runner up, syukur-syukur bisa menggapai trofi juara,” ucapnya ketika ditemui kumparan.
Semua tim pasti ingin menjadi juara dalam suatu kompetisi. Meskipun memang tidak ada jaminan yang mutlak untuk Persebaya mencapai target juaranya. Tetapi Aji percaya bahwa usaha dan kerja kerasnya mampu menghapus kerinduan Bonek untuk membawa pulang trofi.
“Sekelas siapa pun nggak akan berani dia memastikan juara, tapi paling tidak usaha untuk juara dengan tata cara yang benar, bagaimana nanti mengcoaching pemain, persiapan tim, yang penting adalah niatan kita untuk meniti ke sana sudah ada,” kata Aji dengan penuh keyakinan.
ADVERTISEMENT
Reporter: Devi Pattricia