MU Keok dari Leipzig, Solskjaer Berkilah Setan Merah Telat Panas

9 Desember 2020 10:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan RB Leipzig vs Manchester United di Stadion Red Bull Arena, Leipzig, Jerman, (8/12). Foto: Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan RB Leipzig vs Manchester United di Stadion Red Bull Arena, Leipzig, Jerman, (8/12). Foto: Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
'Kalah start' dinilai sebagai pangkal kekalahan 2-3 Manchester United (MU) dari RB Leipzig dalam laga pemungkas Grup H Liga Champions 2020/21, Rabu (9/12) dini hari WIB. Setidaknya, itu menurut pelatih MU, Ole Gunnar Solskjaer.
ADVERTISEMENT
Ya, Leipzig memang tampil 'ngegas' sejak menit awal. Mereka bahkan sudah unggul 2 gol saat pertandingan belum genap berjalan 15 menit via Angelino (2') dan Amadou Haidara (13').
Die Roten Bullen kemudian semakin menjauh dengan mencetak gol ketiga di menit ke-69 lewat sepakan Justin Kluivert.
Pemain RB Leipzig Willi Orban berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Manchester United di Stadion Red Bull Arena, Leipzig, Jerman, (8/12). Foto: Pool via REUTERS/Annegret Hilse
Sementara itu, MU baru tampil ngotot di 10 menit jelang bubar. Alhasil, mereka hanya mampu mencetak 2 gol balasan dan gagal unjuk aksi comeback.
Nah, Solskjaermenilai timnya memang telat panas di pertandingan tadi. Kendati begitu, pelatih asal Norwegia itu juga tak menampik bahwa penampilan anak asuhnya memang jauh dari kata sempurna.
''Kami kalah start. Well, semangat yang bagus untuk kembali lagi (mengejar gol),'' kata Solskjaerkepada BT Sport, dilansir Goal International.
ADVERTISEMENT
''Tentu saja, kalian tidak bisa mengatakan kami bermain bagus. Memang tidak, kok. Dalam grup sulit ini, tentu saja kesalahan terbesar kami adalah saat kalah di kandang Istanbul [Basaksehir],'' lanjutnya.
Pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer. Foto: Pool via REUTERS/Paul Ellis

Liga Champions berbeda dengan Liga Inggris

Solskjaer tampaknya sadar betul bahwa persaingan di Liga Champions lebih ketat dibanding kompetisi lokal mereka. Ia menilai, di level Eropa setiap tim harus mencetak gol terlebih dahulu, dan tak bisa memberi 'napas' bagi tim lawan.
''Ini berbeda dengan di Liga Inggris. Anda tidak bisa memberi tim lawan unggul 3 gol, kemudian mengejar defisit itu,'' terang Solskjaer.
''Kami mungkin kurang beruntung di menit akhir. Dan, kalian mungkin hampir mengira bahwa itu (comeback) akan benar-benar terjadi di sana,'' tambahnya.
ADVERTISEMENT
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.