Nadeo Argawinata: Shin Tae-yong Butuh Kiper yang Punya Fisik Bagus

18 Februari 2020 15:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong memantau latihan skuat asuhannya di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Senin (17/2). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong memantau latihan skuat asuhannya di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Senin (17/2). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Sudah empat hari Timnas Indonesia menjalani pemusatan latihan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta. Shin Tae-yong yang memegang komando skuat 'Garuda' selalu memberikan program latihan fisik sejak 14 Februari lalu hingga Selasa (18/2/2020).
ADVERTISEMENT
Penggawa 'Tim Merah-Putih' pun merasakan dampak positif dari menu latihan Shin. Nadeo Argawinata, misalnya, yang mengaku fisiknya meningkat selama ditangani pelatih asal Korea Selatan itu.
Sejauh ini, Shin mengagendakan latihan dua kali sehari. Latihan fisik digelar pagi dan sore hari dengan mengambil tempat di pusat kebugaran serta Stadion Madya.
Kiper Timnas Indonesia, Nadeo Argawinata. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
“Fokusnya memang fisik dan kebugaran pemain. Selama empat hari ini memang kami digenjot fisik. Apalagi penjaga gawang. Bisa dilihat kami sudah datang lebih dulu 30 menit sebelum latihan mulai. Saya rasa semua pemain merasakan hal yang sama, fisik meningkat. Awal-awal berat, tapi sekarang sudah menikmati,” tutur Nadeo.
Perihal latihan fisik nyatanya disamaratakan oleh Shin buat semua pemain, tak terkecuali kiper. Menurut Nadeo, pelatih 50 tahun itu menginginkan kiper dengan kualitas teknik bagus ditunjang fisik apik.
ADVERTISEMENT
Tak sampai di situ, Shin menugaskan Kim Hae-woon (pelatih kiper) untuk memperbaiki teknik dasar para kiper Timnas.
“Menarik, sih. Soalnya, pelatih kiper yang sekarang berpengalaman. Meski ada penerjemah, dia juga membaca bahasa tubuh kami. Dia bisa menyampaikan semaksimal mungkin pesan. Coach Kim lebih menonjol ke latihan dasar. Dia membenahi dasar kiper dulu, seperti posisi badan, kaki, dan teknik penangkapan,” kata kiper 22 tahun itu.
Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Senin (17/2). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Tak ayal, Nadeo merasa terbantu dengan program yang ditawarkan Shin dan jajaran asistennya asal Korea Selatan. Standar tinggi yang diterapkan pun tak menjadi masalah buat penjaga gawang asal Bali United itu asalkan demi peningkatan kualitas.
“Masih banyak kekurangan pemain Timnas. Makanya, setiap hari coach Shin selalu memerhatikan kadar lemak dan bentuk tubuh pemain. Sampai begitu detail. Ia selalu mengapresiasi pencapaian kami. Coach bilang peningkatan setiap harinya bagus. Saya jadi makin percaya diri buat beradaptasi dengan programnya,” tutur Nadeo.
ADVERTISEMENT
Bagi Nadeo, berlatih dengan pelatih kiper asing bukan hal baru. Semasa masih membela Borneo FC, kiper 22 tahun itu pernah dilatih Luizinho Passos (Brasil).
“Saya rasa semua pelatih di dunia punya resep sendiri. Coach Kim punya resep sendiri. Begitu juga coach Passos. Jadi, semua hal positif saya terima dan ambil manfaatnya. Pelatih lokal atau asing, pastinya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing,” kata Nadeo.