Organisasi Pertahanan di Balik Kesuksesan Timnas U-19 Bekuk UEA

25 Oktober 2018 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas U-19 saat melakoni uji tanding melawan Arab Saudi. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nz/18.)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-19 saat melakoni uji tanding melawan Arab Saudi. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nz/18.)
ADVERTISEMENT
Pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (24/10/2018), tidak cuma menyoal gol tunggal Witan Sulaeman. Karena justru dengan pertahanan, Timnas U-19 Indonesia meraih kemenangan 1-0 atas Uni Emirat Arab (UEA).
ADVERTISEMENT
Merujuk pada daftar susunan pemain, Indra tak banyak melakukan perubahan. Syahrian Abimanyu dan M. Lutfhi tetap menjadi tumpuan di poros tengah dalam balutan skema 4-2-3-1. Di depan kedua pemain itu, trisula Egy Maualana Vikri, Witan Sulaeman, dan Saddil Ramdani mendapatkan kepercayaan dari Indra.
Namun, dalam laga ini, Indra mengutus Hanis Saghara sebagai ujung tombak untuk menggantikan Rafli Mursalim. Bukan kehadiran Hanis yang membuat Timnas U-19 menyengat, melainkan skema yang dipakai eks juru taktik Bali United itu ketika mode menyerang.
Saat sedang menguasai bola, Egy bergerak melebar ke sisi kiri. Saddil yang berada di seberang melakukan hal serupa. Pergerakan kedua pemain itu membuat pertahanan UEA renggang. Supaya celah-celah di barisan bertahan UEA dapat diekspos, Witan mendapat instruksi untuk menyejajarkan diri dengan Hanis.
ADVERTISEMENT
Jika pada laga-laga sebelumnya Timnas U-19 fokus membangun serangan lewat bola-bola pendek di area tengah, pada laga ini Nurhidayat cs. merancang serangan dari tepi lapangan. Syahrian dan Luthfi yang jadi distributor intens mengarah bola ke sisi kanan maupun kiri.
Egy dan Saddil menjadi pusat permainan. Kedua pemain itu tak cuma diberi tugas untuk merangsek ke dalam kotak penalti, tetapi juga menjadi pelayan bagi Hanis dan Witan dengan umpan-umpan terobosan. Berangkat dari skema itu, Witan menjadi protagonis kemenangan Timnas U-19.
Selebrasi Witan Sulaiman usai mencetak gol di babak penyisihan Piala Asia U-19 antara Indonesia vs UEA di Stadion Utama GBK, Rabu (24/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Witan Sulaiman usai mencetak gol di babak penyisihan Piala Asia U-19 antara Indonesia vs UEA di Stadion Utama GBK, Rabu (24/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Memang, gol Witan berawal dari kesalahan Yousif Ali Almheiri saat mengalau bola, tetapi gol tersebut menggambarkan juga bahwa pemilik nomor kostum 8 itu piawai dalam memanfaatkan celah yang tercipta karena barisan bertahan UEA renggang.
ADVERTISEMENT
Di samping skema serangan yang moncer, keberhasilan Timnas U-19 tak bisa lepas dari pertahanan yang solid. Mari menelaahnya.
Seperti yang kami ulas dalam artikel sebelumnya, senjata UEA untuk mencetak gol adalah penetrasi kedua sayap dan umpan tarik. Saat mode menyerang, UEA memakai pola 4-2-4. Empat pemain depan ditugaskan untuk mencari ruang tembak di dalam kotak dan menuntaskan serangan.
Jika serangan berawal dari sisi kanan, sayap kiri akan masuk ke dalam kotak dan membuat segitiga dengan striker. Bila serangan berawal di sisi kiri, maka sayap sebrang akan melakukan hal yang sama. Dengan skema tersebut, produktivitas UEA melonjak.
Dalam laga pamungkas Grup A Piala Asia U-19 2018 itu, UEA masih menggunakan skema itu untuk menggetarkan jala gawang Timnas U-19. Terlihat dari alur distribusi UEA setelah Nurhidayat diganjar kartu merah pada menit ke-53.
ADVERTISEMENT
Nur Hidayat (nomor kostum 4) dalam uji tanding melawan Yordania. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/18.)
zoom-in-whitePerbesar
Nur Hidayat (nomor kostum 4) dalam uji tanding melawan Yordania. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/18.)
Gelandang UEA intens mengarahkan bola ke sisi kanan dan kiri. Sayap yang memegang bola akan melakukan beberapa gerakan menipu atau menekuk bola demi masuk ke dalam kotak. Repetisi skema tersebut berlangsung sepanjang babak kedua.
Untuk meredam gempuran UEA dan menyiasati keluarnya Nurhidayat, Indra memakai pola 4-3-2 saat mode bertahan dengan beberapa modifikasi. Itu terlihat dari kerapatan empat bek. Kendati UEA merancang serangan dari tepi lapangan, bek sayap Timnas U-19, Asnawi Mangkualam dan Firza Andika, tetap berada di dalam kotak.
Indra mengutus dua gelandang, Lutfhi dan Rafi Syahrahil (yang masuk di babak kedua) untuk mematahkan sayap UEA. Kedua pemain itu akan bergerak melebar dan mempersempit area umpan sayap UEA. Pertahanan Timnas U-19 semakin kokoh manakala Syahrian selalu berada di sekitar kotak penalti untuk menutup ruang bagi tembakan jarak jauh.
ADVERTISEMENT
Rivaldo Masih 'Ngotot' di Menit-menit Terakhir  (Foto: Dok. twitter @FSAsiaLive)
zoom-in-whitePerbesar
Rivaldo Masih 'Ngotot' di Menit-menit Terakhir (Foto: Dok. twitter @FSAsiaLive)
Lewat cara tersebut, pemain UEA selalu kesulitan menyodorkan umpan tarik karena striker yang berada di dalam kotak tak bisa mendapatkan ruang gerak dan tembak yang cukup. Alhasil, umpan silang menjadi opsi UEA guna membidik gawang Timnas U-19.
Namun, Timnas U-19 dapat mengantisipasi itu dengan kehadiran bek Indra Mustafa yang memang piawai melakukan duel-duel udara. Tak heran bila UEA sulit mengarahkan bola ke gawang, apalagi mencetak gol.