Oxlade-Chamberlain Gemilang, Liverpool Kalahkan Genk

24 Oktober 2019 4:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duel KRC Genk vs Liverpool. Foto: REUTERS/Francois Lenoir
zoom-in-whitePerbesar
Duel KRC Genk vs Liverpool. Foto: REUTERS/Francois Lenoir
ADVERTISEMENT
Juara bertahan Liga Champions. Bayangkan seperti apa pusingnya seorang pelatih jika timnya mesti bertanding melawan tim dengan predikat harum semerbak itu.
ADVERTISEMENT
Itulah yang terjadi pada Felice Mazzu. Tim asuhannya, KRC Genk, mesti menjamu Liverpool pada matchday ketiga Liga Champions 2019/20.
Pertandingan yang berlangsung pada Kamis (24/10/2019) di Luminus Arena itu juga tak berpihak pada si tuan rumah.
Liverpool menang 4-1 berkat dwigol Alex Oxlade-Chamberlain (2', 57') serta masing-masing satu gol Sadio Mane (77') dan Mohammed Salah (87'). Genk membalas tubian serangan itu dengan satu gol Stephen Odey (88').
Se-menyebalkan apa pun gol menit kedua tadi, seperti itulah kenyataannya. Sepakan dari luar kotak penalti yang dilesakkan oleh Oxlade-Chamberlain itu awalnya terkesan spekulatif.
Hasilnya jitu. Gaetan Coucke gagal mengamankan sepakan yang mengarah ke sudut kanan bawah itu. Di pinggir lapangan, Juergen benar-benar bersorak pada menit kedua.
ADVERTISEMENT
Ngomong-ngomong soal laga, Genk turun arena dengan mengandalkan formasi dasar 4-4-1-1. Paul Onuachu yang ditugaskan sebagai penyerang tunggal mendapat sokongan dari Mbwana Samatta.
Klopp tentu saja bersetia dengan skema dasar 4-3-3. Mane, Roberto Firmino, dan Salah menjadi satu dari sekian alasan mengapa Liverpool selalu tampak menakutkan di mata lawan.
Para pemain Liverpool merayakan gol ke gawang Genk. Foto: REUTERS/Francois Lenoir
Oke, kembali ke laga. Penguasaan bola sebesar 82% dalam 15 menit pertama menandakan Liverpool tak puas dengan keunggulan 1-0.
Persoalannya, ini Liga Champions. Segalanya bisa terjadi. Lawan yang awalnya mungkin terlihat biasa-biasa saja, bisa berubah beringas atau malah kokoh bukan kepalang.
Begitu pula dengan Genk. Tertinggal 0-1 sejak menit kedua, mereka berubah menjadi tembok pertahanan yang membikin para penyerang Liverpool pusing bukan main.
ADVERTISEMENT
Dengan penguasaan bola segitu banyak, Liverpool hanya bisa membuat satu percobaan tembakan usai gol pertama tadi hingga pertengahan menit 20-an. Agresivitas para pemain Genk dalam mengacaukan serangan lawan membikin Liverpool hanya bisa melepaskan bola-bola pendek di lapangan tengah.
Di tengah kebuntuan itu, Genk malah berulah pada menit 27. Mbwana Samatta melesakkan sepakan ke arah gawang yang tidak mampu diamankan Alisson.
Stadion bergemuruh. Sialnya, sebelum perayaan belum tuntas, wasit sudah menganulir gol tersebut karena Junya Ito terjebak offside. Protes dari para pemain Genk membuat wasit melibatkan VAR. Hasilnya sama saja. Keunggulan 1-0 Liverpool belum bisa disamakan.
Situasi itu menghentak Liverpool. Lawan yang satu ini bukan tim main-main. Yang terlihat setelahnya adalah Liverpool yang menggila.
ADVERTISEMENT
Percobaan demi percobaan dilesakkan. Mane dan Andrew Robertson memaksa kiper Coucke melakukan penyelamatan.
Begitu pula dengan Fabinho yang mencoba menembus kawalan pemain Genk dengan sepakan keras dari luar kotak penalti. Semuanya berhasil digagalkan oleh Coucke.
Kebuntuan sekitar 45 menit di babak pertama membuat Liverpool langsung menggebrak begitu kembali ke arena. Salah langsung mengancam beberapa saat setelah wasit membunyikan peluit tanda laga dimulai. Akan tetapi, hasilnya masih nihil.
Kedisiplinan para pemain Genk memutus serangan lawan menjadi penyebab mengapa aliran keran gol Liverpool pampat. Begitu menyentuh kotak, serangan Liverpool langsung diputus.
Berangkat dari situ, The Reds mesti mencari alternatif. Keberuntungan bagi suporter Liverpool, Firmino paham jawabannya.
Begitu diperhadapkan dengan sergapan dua pemain Genk, Firmino langsung memutar badan dan mengoper bola kepada Oxlade-Chamberlain yang berada di luar kotak. Pemain yang dituju juga tak mau buang-buang peluang. Kelihatannya memang mustahil, sih, tetapi apa salahnya dicoba.
ADVERTISEMENT
Oxlade-Chamberlain melepaskan tendangan jauh yang lumayan melambung ke arah gawang. Hasilnya brilian. Bola sempat memantul di mistar.
Namun, tenang saja karena bola sudah melewati garis gawang. Skenario itu membuat Liverpool unggul 2-0 pada menit 57.
KRC Genk vs Liverpool. Foto: REUTERS/Francois Lenoir
Kata orang, tidak semua pahlawan memakai jubah. Kalau kalau Klopp, tidak semua pahlawan mencetak gol. Firmino adalah orang yang dimaksud.
Pemain asal Brasil ini menjadi pahlawan berkat keberhasilannya melepaskan diri dari kawalan lawan dan memberi umpan kepada Salah. Nah, dari Salah, bola itu diteruskan kepada Mane. Tembakan Mane ke arah gawang pada akhirnya mengantar Liverpool unggul 3-0 pada menit 77.
Hingga menit ini, Genk bukannya tanpa percobaan tembakan sama sekali. Masalahnya, hanya satu tembakan mengarah gawang yang berhasil mereka buat hampir 90 menit laga--tentu selain gol offside tadi. Itu adalah sepakan Onuachu yang berhasil digagalkan oleh Alisson.
ADVERTISEMENT
Pesta gol Liverpool belum selesai. Tiga menit jelang waktu normal tuntas, Salah berhasil menjebol gawang Genk. Klopp yang sudah terlanjur duduk di bench ikut tersentak.
Liverpool gagal membukukan nirbobol. Semenit berselang gol Salah tadi, Odey membobol gawang Alisson dengan memanfaatkan assist Dieumerci Ndongala.
Torehan Odey itu menjadi yang terakhir di laga ini. Liverpool menutup laga ketiga Grup E dengan kemenangan 4-1 atas Genk.