news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pahamilah, Kemahsyuran Dominic Calvert-Lewin Tak Diraih dalam Satu Malam

16 Oktober 2020 20:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Everton Dominic Calvert-Lewin. Foto: ool via REUTERS/Catherine Ivill
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Everton Dominic Calvert-Lewin. Foto: ool via REUTERS/Catherine Ivill
ADVERTISEMENT
Dominic Calvert-Lewin, nama yang mungkin paling sering terdengar dan terlihat dalam sebulan belakangan. Padahal, empat tahun lalu, ketika tiba pertama kali di Everton, sosoknya hanyalah buih di tengah lautan.
ADVERTISEMENT
Tak ada yang mengira, Calvert-Lewin bisa menjelma jadi striker menakutkan bagi tim-tim lawan musim ini. Berkat torehan golnya pulalah Everton kini bertengger di puncak klasemen Premier League.
Performa impresif bersama The Toffees, pemain 23 tahun ini pun dipanggil menuju Timnas Inggris. Ceritanya bahkan lebih dahsyat pada titik ini.
Melakoni debut untuk The Three Lions di ajang persahabatan, Jumat (9/10) dini hari WIB, Calvert-Lewin langsung mencetak gol ke gawang Wales. Satu golnya membawa Inggris menang telak 3-0 atas sang tetangga.
Banyak yang beranggapan, apa yang diraih Calvert-Lewin saat ini tampak begitu mudah. Apalagi, semua diraih dengan begitu cepat.
Namun, harus dipahami, kemahsyuran Calvert-Lewin bersama Everton dan Timnas Inggris merupakan hasil kerja kerasnya sejak kecil. Karena, memang tak ada yang instan di sepak bola, bukan?
ADVERTISEMENT
“Ini jelas bukan sukses (yang diraih) dalam satu malam,” kata Calvert-Lewin kepada Sky Sport.
"Ada banyak kerja keras, upaya, dan konsentrasi untuk mencapai posisi saya sekarang. Saya telah melalui pengalaman yang berbeda, bagus dan sulit, untuk membentuk saya menjadi pemain seperti sekarang,” tambahnya.
Ya, Calvert-Lewin sangat paham bagaimana rasanya terjatuh. Katanya, hal yang lebih penting adalah tetap fokus pada tujuan dan tidak terus-terusan terjebak di kubangan gelap itu.
Pemain timnas Inggris Dominic Calvert-Lewin berebut bola dengan pemain timnas Belgia Dedryck Boyata pada pertandingan UEFA Nations League di Stadion Wembley, London, Inggris. Foto: Neil Hall/Pool/via REUTERS

Sepak Bola Sebagai Tujuan Hidup

Lahir pada 16 Maret 1997 di kota Yorkshire Selatan, Inggris, Calvert-Lewin lahir dari keluarga ras campuran. Ibunya adalah orang Inggris, sementara ayahnya dikabarkan berasal dari keturunan Afrika atau Karibia.
Tumbuh dari latar belakang keluarga kelas menengah, Calvert-Lewin pada usia dini melihat sepak bola sebagai sarana untuk meningkatkan status kelas pekerja.
ADVERTISEMENT
Sejak belia,ia memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Ia melihat sepak bola sebagai tujuan hidupnya, bukan hanya sekadar untuk keren-kerenan.
Semangatnya untuk bermain sepak bola lantas membuat orang tuanya mendaftarkannya ke akademi Sheffield United pada 2005 saat usianya 8 tahun.
Akademi Sheffield United memberi Calvert-Lewin muda panggung untuk menunjukkan bakat dan meletakkan fondasi kariernya. Dua tahun kemudian, bocah berambut keriting itu membuktikan talentanya saat memimpin timnya memenangi kompetisi anak-anak pada 2007.
Calvert-Lewin terus membuat perkembangan yang mengesankan. Mencetak gol-gol penentu kemenangan, membuat kariernya melaju cepat di Sheffield United hingga membawanya mendapatkan beasiswa pada usia 16 tahun.
Kemampuan olah bolanya terus meningkat ketika ia memperkuat Stalybridge Celtic dan Northampton Town. Performa apik selama di dua klub 'lokal' itu lantas membuat Everton tertarik mengajaknya bergabung dengan tim U-23.
ADVERTISEMENT

Pengaruh Don Carlo

Penggemar game FIFA ini pun terpilih untuk memperkuat Timnas Inggris di Piala Dunia FIFA U-20 2017 di Korea Selatan. Satu-satunya gol yang diciptakan Calvert-Lewin membuat Inggris mengalahkan Venezuela dan berhasil mengangkat trofi Piala Dunia U-20.
Menyusul penampilan bagusnya di Piala Dunia U-20, Calvert-Lewin diganjar kontrak panjang untuk bertahan di Goodison Park hingga Juni 2023. Kabar terakhir, dia memperbarui kontraknya hingga 2025.
Kehadiran Carlo Ancelotti di Everton selama setahun terakhir ini tampaknya telah menyelesaikan segala keraguan yang di dalam diri sang pemain. Pengalaman Don Carlo yang telah melatih banyak pemain hebat memberi dorongan yang besar kepada Calvert-Lewin.
"Dia pria yang baik, pertama dan terutama, saya pikir itu sangat penting. Dia langsung memberi saya kepercayaan diri. Dalam sistem yang dia mainkan di Everton membuat saya menjadi lebih fokus untuk menjadi target dan melakukan tugas saya, yaitu mencetak gol," ujar Calvert-Lewin.
Pemain Everton Dominic Calvert-Lewin saat pertandingan melawan Aston Villa pada putara keempat Piala Carabao di Goodison Park, Liverpool, Inggris. Foto: Alex Livesey/REUTERS
Saat ini, Calvert-Lewin bertengger sebagai top skorer Premier League dengan enam gol dari empat pertandingan. Kontribusi maksimalnya membawa Everton kokoh di puncak klasemen dengan menyapu bersih semua laga.
ADVERTISEMENT
Lantas, mampukah Calvert-Lewin mempertahankan penampilan impresifnya? Hanya waktu yang akan menjawab.
Penulis: Jodi Hermawan