news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pendapat Legenda Arsenal, Alan Smith, soal Garuda Select

17 Oktober 2019 18:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Striker legendaris Arsenal, Alan Smith, di final Piala Winners 1994. Foto: Arsenal
zoom-in-whitePerbesar
Striker legendaris Arsenal, Alan Smith, di final Piala Winners 1994. Foto: Arsenal
ADVERTISEMENT
Kemampuan, sikap, dan pelatihan yang baik. Menurut legenda Arsenal, Alan Smith, pemain-pemain Garuda Select harus memiliki tiga hal tersebut jika ingin menjadi pesepak bola profesional elite.
ADVERTISEMENT
Kamis (17/10/2019), Smith berkunjung ke Indonesia untuk menghadiri acara gathering Mola TV di Kilo Lounge, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan tersebut, dia mengutarakan pendapatnya soal para pemain Garuda Select yang sebelumnya memang sudah dia saksikan.
"Ketika seorang pemain memiliki kemampuan dan sikap yang baik, hanya langit yang akan menjadi batasnya. Itu dan, tentu saja, pelatihan yang baik," kata pria yang kini bekerja sebagai komentator Sky Sports tersebut.
Smith mengaku pertama kali menyaksikan permainan Garuda Select di Birmingham. Ketika itu mereka tengah bertanding menghadapi tim akademi Nottingham Forest.
Legenda Arsenal, Alan Smith. Foto: Arsenal
Awalnya, Smith tidak tahu apa yang dia harapkan dari para pemain Garuda Select. Akan tetapi, setelah mengikuti perkembangan tim itu, dia bisa menyimpulkan bahwa para pemain telah banyak belajar terutama dalam memahami taktik dari pelatih Des Walker.
ADVERTISEMENT
"Aku tidak tahu harus berpikir seperti apa ketika pertama kali melihat mereka. Namun, yang jelas, aku bisa memperkirakan bahwa cuaca akan menyulitkan mereka. Selain itu, mereka pasti akan merindukan rumah," kata Smith.
"Pertama kali aku menyaksikan Garuda Select adalah di Birmingham. Waktu itu aku bisa langsung melihat kalau mereka punya teknik bagus tetapi pemahaman taktiknya masih buruk."
"Ada pemain yang tidak menempel lawannya dengan baik. Kemudian, aku melihat kiper juga tidak mengantisipasi serangan lawan dengan bagus. Namun, di pertandingan terakhir, melawan Chelsea atau Arsenal, mereka sudah membaik."
"Ada beberapa perbaikan yang mereka alami. Selain dari segi taktik, fisik mereka juga lebih bagus. Aku melihat mereka tidak lagi gampang di-body charge oleh lawan," lanjut sosok 57 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Smith lantas bercerita soal pengalamannya sendiri. Dia membandingkan situasi yang dia hadapi dulu dengan realitas yang ada di hadapan para pesepak bola profesional sekarang, khususnya mereka yang berasal dari Inggris.
"Menjadi pemain sepak bola profesional harus diawali sejak kita masih kecil, antara usia 4 sampai 5 tahun. Dari situ, kita semua harus menghabiskan banyak waktu dengan bola. Bermainlah di mana pun. Dengan begitu, rasa cinta pada olahraga ini pun akan tumbuh," papar Smith.
"Di zamanku dulu, aku hanya harus menghadapi pemain-pemain dari Wales, Skotlandia, dan Irlandia, tetapi tidak dengan zaman sekarang. Dengan uang yang melimpah, sepak bola sudah jadi olahraga global dan pemain harus menghadapi tantangan dari lebih banyak negara."
ADVERTISEMENT
"Bagi pemain asal Inggris sekarang, ini bukan hal mudah. Ada banyak dari mereka yang kemudian terbuang. Memang ada yang akhirnya jadi seperti Tammy Abraham, tetapi kebanyakan dari mereka hanya bermain 5 kali semusim ketika sudah menembus tim senior," pungkasnya.