Pengamat: Kemesraan Ketum PSSI dan Waketum PSSI Diganggu Penumpang Gelap

27 April 2020 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan meninjau fasilitas ruang ganti pemain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Jumat (6/3). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan meninjau fasilitas ruang ganti pemain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Jumat (6/3). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Masih ingat ‘kan bagaimana kuatnya pasangan Mochamad Iriawan dan Cucu Sumantri saat melaju sebagai kandidat Ketua Umum (Ketum) dan Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI pada 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Manuver kampanye ke pemilik suara begitu gencar. Sekitar lima kota disambangi, mengumpulkan voter dari seluruh penjuru Indonesia untuk mendapat suara.
Hasilnya fantastis. Iwan Bule—sapaan Iriawan—menang aklamasi. Ia memperoleh 82 dari 86 suara, tiga surat suara tidak sah dan satu voter tidak memilih.
Kemenangan mutlak lain didapatkan Cucu saat pemilihan Waketum PSSI. Pria 58 tahun itu meraup 81 suara.
Setelah resmi terpilih pada November 2019, publik sepak bola Indonesia langsung menaruh harapan. Kesolidan pasangan Iwan Bule-Cucu Sumantri diharapkan mampu memperbaiki sepak bola Indonesia dan memberantas mafia.
Hingga Kongres Tahunan PSSI pada Januari 2020, keduanya masih adem-ayem. Iriawan dan Cucu saling berbagi tugas, dengan koordinasi jelas.
Iriawan menaruh kaki, menempatkan Cucu sebagai Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB). Lalu, ketika Iriawan sedang tak bisa dihubungi, ia memerintahkan Cucu untuk muncul ke permukaan.
ADVERTISEMENT
Namun, belakangan kebiasaan Cucu memberikan pernyataan malah ibarat menjadi matahari baru. PSSI jadi memiliki dua matahari.
Kondisi yang membuat Iriawan gerah. Alhasil, dia mulai tampil ke hadapan publik.
Ketum PSSI Iwan Bule bersama dua wakilnya, Cucu Sumantri (kiri) dan Iwan Budianto (kanan). Foto: kumparan/Fanny Kusumawardhani
Beberapa kali pernyataan Iwan Bule bersinggungan dengan Cucu. Terbaru, pendapat Cucu soal pengganti Ratu Tisha Destria sebagai Sekjen dibantah Iriawan.
Konflik mulai tercium. Apalagi ketika keduanya memasukkan keluarga ke lingkungan sepak bola, seakan ingin membentuk ‘kerajaan’ masing-masing.
Maaike Ira Puspita yang merupakan adik ipar Iriawan mengisi pos Wasekjen PSSI. Pradana Aditya Wicaksana—anak Cucu—ditempatkan sebaga General Manajer PT LIB.
Aroma ketegangan Iriawan dan Cucu disadari pengamat sepak bola, Mohamad Kusnaeni. Bung Kus, sapaan karibnya, menilai perbedaan pendapat kedua pimpinan PSSI itu didasari dorongan dari orang-orang sekeliling.
ADVERTISEMENT
“Sekadar kegundahan hati saya melihat situasi PSSI. Akhir-akhir ini saya merasakan keprihatinan yang mendalam terhadap PSSI. Dua pucuk pimpinan PSSI seperti bersilang jalan dan pemikiran dalam sejumlah isu krusial.”
“Sebelum terlalu jauh, ini baiknya segera diakhiri. Diselesaikan. Agar tidak ada "penumpang gelap" yang masuk membawa kepentingannya sendiri dan menodai kekhusyukan bulan Ramadhan,” ujar Kusnaeni lewat pesan singkat, Senin (27/4/2020).
Wakil Ketua Umum PSSI, Cucu Sumantri. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Kusnaeni mengimbau agar Iriawan dan Cucu segera berkomunikasi menyelesaikan masalah. Di tengah situasi sulit akibat pandemi virus corona, pimpinan PSSI harus solid.
“Caranya sederhana saja, yaitu tabayun (mencari kejelasan). Ini tradisi dan cara muslim untuk menyelesaikan masalah. Pak Iwan Bule dan Pak Cucu sebaiknya bertemu. Segera dan hanya berdua. Bertemu lagi dengan senyum, tawa, dan semangat yang sama saat kampanye beberapa bulan lalu.”
ADVERTISEMENT
“Saya menaruh harapan besar kepada mereka untuk kembali bergandengan tangan. Kita butuh kepemimpinan yang solid itu di tengah situasi sulit akibat pandemi,” kata Kusnaeni.
Perlunya kembali bergandengan tangan, menurut Kusnaeni, tak cuma soal melepaskan PSSI dari kondisi sulit saat ini. Namun, federasi juga butuh kekuatan untuk menghadapi Piala Dunia U-20 2021 di mana Indonesia sebagai tuan rumah.
“Lebih dari itu, soliditas PSSI itu prasyarat mutlak untuk tantangan yang lebih besar, yaitu Piala Dunia U-20 2021. Ini pertaruhan harga diri bangsa dan PSSI adalah ujung tombaknya. Saya berharap para pimpinan PSSI mendengar suara hati publik sepak bola Indonesia.”
“Mumpung masih dalam suasana HUT PSSI, mari kita kembali ke semangat utama bahwa PSSI ini adalah alat perjuangan bangsa. Lupakan ego dan kepentingan individu maupun kelompok. Kita harus kembali melangkah bersama membangun PSSI, membuat Indonesia bangga,” tutur Kusnaeni.
ADVERTISEMENT
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
---
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.