Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal itu diinginkan kubu 'Mutiara Hitam' bukan tanpa alasan. Manajer Persipura, Yan Mandenas, menilai bahwa pemberhentian Liga 2 2022/23 secara sepihak ada campur tangan orang yang memiliki kepentingan pribadi di tubuh PSSI.
"Prinsipnya, kami mau ada [sosok ketum] yang bisa bersih-bersih di tubuh PSSI. Jangan sampai visi-misinya bagus, tetapi dilingkari oleh mafia-mafia bola yang selama ini sudah mengakar di PSSI dan akan membuat kejadian sama [terulang] di kemudian hari karena dominasi kepentingannya melebihi kepentingan bangsa," ujar Yan kepada kumparan, Selasa (17/1).
"Kami betul-betul belajar dari disetopnya Liga 2 secara sepihak [oleh PSSI]. Jadi, kami berharap ke depannya ada kemajuan dari PSSI untuk sepak bola Indonesia dan para mafia harus diberantas," sambungnya.
Yan enggan dengan gamblang menyatakan dukungannya kepada nama tertentu. Baginya, siapa pun yang menjadi Ketum PSSI haruslah orang yang memiliki komitmen.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap orang yang berkomitmen, mau orang lama atau baru, yang penting punya loyalitas. Satu, mau membangun sepak bola Indonesia ke arah yang lebih profesional. Dua, mau mendukung industri sepak bola Indonesia mendunia, jadi yang terbaik di Asia," bebernya.
"Tiga, tidak mementingkan kepentingan tertentu yang sudah sekian lama melingkar di PSSI, harus dibersihkan, harus ada muka-muka baru yang fresh untuk membangun sepak bola kita," tambah Yan.
PSSI melalui rapat Komite Eksekutif (Exco) telah memutuskan Liga 1 2022/23 berlangsung tanpa degradasi serta Liga 2 dan Liga 3 dihentikan seusai rapat di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis (12/1). Yan tak menampik bahwa Persipura mengalami kerugian besar akibat berhentinya kompetisi di tengah jalan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Persipura baru-baru ini melakukan langkah taktis dengan melayangkan somasi kepada PSSI. Persipura berharap nantinya akan ada win-win solution di antara kedua belah pihak.
"Saya pikir semua klub telah menghabiskan puluhan miliar rupiah saat kompetisi tertunda [sejak Tragedi di Kanjuruhan]. Kami pada akhirnya tetap membayar setiap tagihan meski tak ada laga yang dimainkan," imbuh Yan.
"Kami memberikan waktu selama 7 hari kepada PSSI. Jika tidak bisa memberikan win-win solution, maka kami akan melakukan gugatan melalui proses hukum."
"Kami juga akan mendorong [kasus ini] ke AFC dan mengirimkan surat resmi juga sampai ke FIFA. Maksudnya, agar FIFA dan AFC mengetahui ada persoalan dan kejanggalan di sepak bola Indonesia," tegas Yan.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan konten game changer kumparan mulai 18 Januari - 22 Maret 2023 di berbagai platform kumparan