Pesan Fabregas untuk para Pemain Muda: Nikmati Setiap Detiknya

8 Januari 2019 8:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fabregas memimpin Chelsea di laga melawan Nottingham Forest. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Fabregas memimpin Chelsea di laga melawan Nottingham Forest. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
ADVERTISEMENT
Kepindahan Francesc Fabregas Soler menuju Monaco sepertinya hanya tinggal tunggu waktu. Meskipun pelatihnya di Chelsea, Maurizio Sarri, mengaku tidak tahu menahu ihwal detail kepindahan tersebut, beberapa media Inggris termasuk Independent telah mewartakan bahwa Fabregas telah bertolak menuju Prancis selatan untuk merampungkan transfernya.
ADVERTISEMENT
Chelsea adalah klub kedua Fabregas di Premier League. Dulu, pada medio 2000-an, dia memulai karier profesional bersama Arsenal. Setelah sempat memperkuat Barcelona selama tiga musim antara 2011 dan 2014, Fabregas kemudian hijrah ke Chelsea. Selama berkarier di Inggris, Fabregas telah mencatatkan 500 penampilan.
Di usianya yang ke-31, Fabregas memang tidak lagi masuk rencana jangka panjang Chelsea. Kebijakan di klub tersebut adalah siapa pun pemainnya, jika sudah berkepala tiga, maka mereka hanya akan mendapatkan sodoran kontrak baru maksimal satu tahun. Kebijakan itu membuat perpanjangan kontrak Fabregas yang habis pada musim panas 2019 mandek dan akhirnya si pemain memilih untuk pergi.
Pertandingan Piala FA menghadapi Nottingham Forest, Sabtu (5/1/2019) lalu, disebut-sebut menjadi laga terakhir Fabregas berkostum The Blues. Di pertandingan itu dia dipilih menjadi kapten untuk memimpin rekan-rekannya menang 2-0 dan lolos ke babak berikutnya. Sayang, laga itu dinodai dengan kegagalan Fabregas sendiri mengeksekusi penalti.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Fabregas tidak mau memusingkan kegagalan itu. Dalam wawancara dengan situs resmi Chelsea, pemain 31 tahun itu berkata, "Pada penalti itu, ketika aku menghentikan langkah, aku melihat kiper sudah menjatuhkan diri dan kupikir aku akan berhasil. Jadi, ya, sayang sekali tetapi ketika aku menjalani penampilan ke-100 untuk Timnas Spanyol aku juga gagal mengeksekusi penalti!"
Fabregas menggunakan hari-hari terakhirnya di Chelsea untuk berefleksi. Dia melihat lagi ke belakang soal karier panjangnya yang sudah berumur lebih dari 15 tahun. "Rasanya baru pekan lalu aku mulai bermain secara profesional. Eh, tidak terasa sudah lebih dari 15 tahun saja," tutur Fabregas.
"Lima belas tahun memang waktu yang lama tetapi untuk para pemain muda, saranku adalah mereka harus menikmati setiap detik yang mereka punya karena semua berjalan terlalu cepat."
ADVERTISEMENT
"Di sepak bola kamu harus siap setiap tiga hari sekali, kamu harus hidup di bawah rundungan kritik, kamu harus hidup dengan orang-orang di sekitarmu berkata bahwa kamu cukup bagus dan itu akan membuatmu terlena hanya karena kamu merasa kamu masih muda. Aku sudah menjalani masa-masa terbaik tetapi waktu terbang begitu cepat, jadi nikmatilah setiap detiknya," tambah pemilik satu trofi Piala Dunia ini.
Fabregas sebelum pertandingan melawan Forest di Piala FA. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Fabregas sebelum pertandingan melawan Forest di Piala FA. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
Kepindahannya ke Monaco, menurut Fabregas, bukan akhir dari segalanya. Dia mengaku bahwa di usianya yang sekarang sudah banyak yang hilang dari permainannya. Akan tetapi, ada juga hal-hal yang membuat dirinya merasa masih bisa bertahan di sepak bola level teratas.
"Kemamuan fisik pada akhirnya akan hilang dari diri kita seiring bertambahnya usia. Kamu akan kehilangan kecepatan, kegesitan, tetapi teknik adalah sesuatu yang akan selalu ada bersamamu. Jadi, kuharap ini masih aan menjadi andalanku untuk waktu yang lama," ucap alumnus akademi Arsenal ini.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Fabregas menitipkan pesan kepada Callum Hudson-Odoi, pemain muda yang mencetak dua assist pada pertandingan menghadapi Forest. Fabregas berkata bahwa Hudson-Odoi punya segalanya untuk menjadi pemain kelas dunia.
"Aku sudah bilang kepadanya bahwa jika sampai dia tidak jadi pemain top, aku akan sangat kecewa karena kita semua bisa lihat betapa spesial talentanya. Dia bisa jadi pemain kelas dunia, tetapi dia terus bekerja keras. Dia adalah bocah yang rendah hati, dia mencintai sepak bola, dan aku berharap dia bisa jadi pemain besar secepat mungkin," tutup Fabregas.