news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Piala Menpora Dikecam IPW, PSSI: Banyak Orang Gantungkan Rezeki di Sepak Bola

3 Maret 2021 18:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter PSIS Semarang pada pertandingan lanjutan Liga 1 melawan Bhayangkara FC di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/12). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Suporter PSIS Semarang pada pertandingan lanjutan Liga 1 melawan Bhayangkara FC di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/12). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
Piala Menpora 2021 mendapat kecaman. Indonesia Police Watch (IPW) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kompak melancarkan serangan.
ADVERTISEMENT
Mereka khawatir jika kegiatan sepak bola akan memunculkan klaster baru penyebaran virus corona. Kedua organisasi ini menolak adanya gelaran pramusim itu.
Merespons kondisi tersebut, Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, mengatakan bahwa kompetisi sepak bola harus segera bergulir. Meski saat ini Indonesia masih dalam pandemi corona, masyarakat membutuhkan hiburan, sementara bagi para pelaku menjadi ladang kehidupan.
"Sepak bola Indonesia harus tetap berjalan. Hari ini diawali dengan laga uji coba Timnas Indonesia dengan Tira Persikabo. Laga tersebut kami pastikan berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat," kata Indra dikutip dari situs resmi PSSI, Rabu (3/3).
"Turnamen Piala Menpora 2021 dan kompetisi Liga 1 & Liga 2, juga akan berjalan. Karena dengan adanya kompetisi, pembinaan akan terjadi dan muaranya ke Timnas Indonesia,'' imbuhnya.
ADVERTISEMENT
''Selain itu, banyak orang yang menggantungkan rezeki di sektor sepak bola seperti pemain, pelatih panpel, dan lain-lain," kata eks pelatih Bali United itu.
Sejumlah pesepak bola Tim Nasional U-22 berlatih di Lapangan D, Kompleks GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (2/3/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Sejumlah pesepak bola Tim Nasional U-22 berlatih di Lapangan D, Kompleks GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (2/3/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Menurut Indra, jika seluruh kompetisi tidak berjalan, dampaknya akan cukup besar. Pemain, pelatih, wasit, dan ofisial tim akan kehilangan pendapatan. Bahkan, lanjut pelatih asal Sumatera Barat ini, pemain dan pelatih juga akan kehilangan sentuhan teknis.
"Ini lebih buruk pengaruhnya daripada ketika diberi sanksi oleh FIFA pada 2015. Padahal, saat itu PSSI bisa membuat turnamen Piala Bhayangkara, Piala Presiden, dan Piala Sudirman. Tetapi, itu tidak cukup. Itu sebabnya kompetisi harus berjalan,'' terang pelatih 58 tahun itu.
Sejumlah cara dilakukan oleh PSSI dan PT LIB, selaku operator kompetisi, untuk menggulirkan kompetisi. Mulai dari perizinan kepolisian, membuat regulasi dengan protokol kesehatan hingga tak melibatkan penonton.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kanan) didampingi Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri (kiri) meninjau latihan perdana Tim Nasional Indonesia U-22 di Lapangan D, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (10/2). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Senada dengan Indra, staf Khusus Ketua Umum PSSI, Arief Wicaksono, bahkan menyebut pernyataan IPW sangat tendensius. IPW yang seharusnya mengurusi hal lain justru mengurusi sepak bola.
ADVERTISEMENT
''Program Menpora itu untuk menghidupkan cabang olahraga di tengah pandemi COVID-19. PSSI dan PT LIB pasti akan menjalankan kompetisi dengan protokol kesehatan yang ketat dan tanpa penonton," ujar Arief.
Menurut Arief dengan digelarnya turnamen ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat baik secara makro maupun mikro.
"Apa kompetensi Neta Pane mengembuskan berita yang bersifat provokatif. Seperti kurang kerjaan saja," imbuh Arief.
Piala Menpora akan digulirkan pada 21 Maret hingga 25 April 2021. Ada empat kota yang akan menjadi tuan rumah penyisihan.
***