Polri Bantah Klaim Media AS soal 40 Tembakan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan

7 Oktober 2022 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aparat kepolisian menembakkan proyektil di antaranya diduga gas air mata ke arah tribun 11-13 Stadion Kanjuruhan. Foto: Dok. RCBFM Malang
zoom-in-whitePerbesar
Aparat kepolisian menembakkan proyektil di antaranya diduga gas air mata ke arah tribun 11-13 Stadion Kanjuruhan. Foto: Dok. RCBFM Malang
ADVERTISEMENT
Media Amerika Serikat (AS), The Washington Post, mengeklaim ada 40 tembakan gas air mata di Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu. Terkait hal itu, pihak Polri membantahnya dan mengatakan cuma ada 11 tembakan.
ADVERTISEMENT
Tragedi Kanjuruhan yang membuat 131 orang meninggal dunia memang telah menjadi perhatian dunia internasional. Rusuh usai laga Arema FC vs Persebaya dalam lanjutan Liga 1 itu juga disorot media AS, The Washington Post.
"Penembakan sedikitnya 40 amunisi ke arah kerumunan dalam rentang waktu 10 menit, yang melanggar protokol nasional dan pedoman keamanan internasional untuk pertandingan sepak bola, membuat penggemar mengalir ke pintu keluar. Amunisi termasuk gas air mata, flashbang, dan flare," tulis Washington Post pada Rabu (6/10).
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, lantas membantahnya. Ia menekankan lagi perkataan Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang mengatakan cuma ada 11 tembakan gas air mata saat Tragedi Kanjuruhan.
"Sebelas tembakan, seperti yang bapak Kapolri [Jenderal Listyo Sigit Prabowo] sampaikan. Kejadian itu ada dua TKP. Pertama terkait pasal 359 atau 360 di dalam. Di dalam memang anggota Polri melakukan penembakan gas air mata dalam rangka penghalauan," katanya di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat (7/10), dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
kumparan juga melakukan investigasi terhadap peristiwa itu. Usai pertandingan berlangsung, para Aremania mulai turun ke lapangan. Sejumlah suporter ada yang mendekat ke bangku pemain cadangan atau bench. Namun dihalau oleh aparat kepolisian. Terdengar 42 tembakan.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Foto: Putri/AFP
Temuan ini berbeda dengan keterangan Polri yang menyebut terdapat sekitar 11 tembakan gas air mata. Hal inilah yang kemarin ditegaskan Kapolri Sigit.
“Dengan semakin bertambahnya penonton yang turun ke lapangan, beberapa personel menembakkan gas air mata. Terdapat 11 personel [yang melepas gas air mata]: ke tribune selatan kurang lebih 7 tembakan, tribun utara 1 tembakan, dan ke lapangan 3 tembakan,” kata Kapolri dalam konferensi pers di Polresta Malang, Kamis (6/10).