news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pratinjau: Skema Alternatif untuk Timnas U-19 Hadapi Jepang

28 Oktober 2018 8:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas U-19 merayakan keberhasilan lolos ke perempat final. (Foto: Dok. AFC)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-19 merayakan keberhasilan lolos ke perempat final. (Foto: Dok. AFC)
ADVERTISEMENT
Timnas U-19 Indonesia memang tinggal berjarak 90 menit lagi menuju Piala Dunia U-20 2019 di Polandia. Namun, langkah 'Garuda Nusantara' bakal diadang lawan berat bernama Jepang U-19 pada laga perempat final Piala Asia U-19 2018, Minggu (28/10/2018) malam WIB, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
ADVERTISEMENT
Dikatakan berat lantaran Jepang adalah juara bertahan dari edisi Piala Asia U-19 sebelumnya. Selain itu, perjalanan tim 'Negeri Samurai' pada fase penyisihan Grup B Piala Asia edisi kali ini dibegitu impresif dengan menyapu bersih kemenangan dalam tiga pertandingan.
Ciamiknya penampilan Jepang juga tercermin dari selisih torehan gol dan kebobolan mereka yang mencapai angka 10, hasil dari 13 kali memasukkan dan 3 kebobolan -- terbaik di antara kesebelasan-kesebelasan lain. Belum lagi, Indonesia punya kenangan buruk dalam pertemuan terakhir dengan Jepang pada Maret lalu lantaran kalah 1-4.
Masalah bertambah bagi Timnas U-19 karena Jepang sekarang mendapat tambahan kekuatan dalam diri Takefusa Kubo yang tidak bermain di pertemuan sebelumnya. Kendati baru mencetak satu gol, pemain yang dijuluki sebagai 'Lionel Messi dari Jepang' ini sangat berpotensi menebar bahaya bagi lini pertahanan Timnas U-19.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, peluang Timnas U-19 untuk mendapatkan hasil positif tidaklah tertutup rapat. Performa impresif pada laga pemungkas Grup A melawan Uni Emirat Arab (UEA) yang berakhir untuk kemenangan 1-0 memberi suntikan motivasi buat skuat arahan Indra Sjafri.
Bermain Rapat demi Minimalkan Kesalahan
Jika menilik statistik Jepang di tiga laga fase grup, skuat arahan Kageyama Masanaga ini sangat menonjolkan penguasaan bola yang dikombinasikan umpan-umpan panjang. Rata-rata penguasaan bola mencapai 53,93%. Mereka melepas 467 operan per laga dengan 57,3 di antaranya operan jauh (long ball).
Menariknya, banyaknya operan ini dilakukan di daerah lawan dengan akurasi per laganya lebih dari 60%. Tak heran pula, mayoritas gol yang dilesakkan Jepang merupakan hasil dari skema yang tersusun rapi melalui operan satu-dua atau melakukan cut inside, alih-alih melakukan umpan silang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, skill individual pemain menjadi alternatif jika Jepang kesulitan menembus kotak penalti. Seperti Kubo yang punya kelincahan dan daya ledak apik dalam menghadapi penjagaan satu lawan satu, hingga Hiroki Ito yang menonjol soal tembakan jarak jauh.
Perayaan gol Takefusa Kubo. (Foto: Dok. AFC)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan gol Takefusa Kubo. (Foto: Dok. AFC)
Dalam tiga laga, Jepang total melepas 16 tembakan dari luar kotak penalti dan 22 tembakan dari dalam kotak. Dengan catatan ini, bisa dibilang Jepang selalu punya cara untuk menebar ancaman ke gawang lawan.
Kondisi ini begtu riskan buat Timnas U-19 yang tak jarang melakukan blunder di daerah pertahanan sendiri dan contoh paling mencolok ketika kalah 5-6 dari Qatar. Alih-alih karena bermain lebih terbuka dengan garis pertahanan tinggi untuk menekan Qatar, empat dari enam gol yang bersarang di gawang Timnas U-19 disebabkan kesalahan sendiri.
ADVERTISEMENT
Screenshot tekel berhasil Timnas U-19 saat melawan UEA di Piala Asia U-19 2018. (Foto: Dok. AFC)
zoom-in-whitePerbesar
Screenshot tekel berhasil Timnas U-19 saat melawan UEA di Piala Asia U-19 2018. (Foto: Dok. AFC)
Agar tak jadi sasaran empuk permainan agresif dan menekan Jepang, Timnas U-19 bisa menerapkan pola permainan seperti melawan UEA. Indra yang mafhum bahwa kegemaran UEA adalah umpan terobosan, merapatkan daerah permainan Timnas U-19 dengan mengintruksikan dua gelandang membantu empat bek serta memutus bola di sisi sayap.
Keputusan ini tepat karena dari statistik pertandingan, Timnas U-19 total melakukan 24 tekel dengan tingkat keberhasilan mencapai 70,8% dan melakukan 32 sapuan. Hal ini membikin aliran bola UEA tidak lancar dengan melepas 280 operan berakurasi 67,9%, serta membuat mereka tidak efektif dengan total melakukan 11 percobaan dan hanya dua mengarah gawang.
Tentu saja, strategi ini harus ditopang dengan kedisiplinan dalam melakukan penjagaan dan bermain lebih lugas untuk menghindarkan risiko blunder di daerah pertahanan sendiri.
ADVERTISEMENT
Komposisi Pemain yang Realistis
Kabar tidak mengenakkan menerpa Timnas U-19 jelang laga melawan Jepang karena Egy Maulana Vikri dan Todd Rivaldo Ferre diterpa cedera. Mereka pun belum tentu bisa dimainkan. Namun, ketidakhadiran dua pemain ini tak lantas menutup kans Timnas U-19 memberi perlawanan.
Di Piala Asia 2018 Jepang kerap menggunakan formasi 4-4-2 sehingga bermain begitu dinamis dan agresif. Namun, sering kali garis pertahanan mereka begitu tinggi. Biasanya, ada dua bek yang berada persis di belakang garis tengah ketika dalam mode menyerang.
Untuk memanfaatkan ruang ini, Indra bisa memasang tipikal pemain cepat dan tidak terlalu sering menahan bola di depan guna menerapkan skema direct ball. Pilihan ini bisa diberikan kepada Hanis Saghara yang ditemani Witan Sulaiman dan Saddil Ramdani.
ADVERTISEMENT
Selebrasi Witan Sulaiman usai mencetak gol di babak penyisihan Piala Asia U-19 antara Indonesia vs UEA di Stadion Utama GBK, Rabu (24/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Witan Sulaiman usai mencetak gol di babak penyisihan Piala Asia U-19 antara Indonesia vs UEA di Stadion Utama GBK, Rabu (24/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Tanpa menyampingkan kecepatan Egy dan Todd, kecepatan Witan dan Saddil yang didampingi keefektifan mereka saat menerima bola bisa memberi keuntungan buat Timnas U-19 dalam melakukan serangan balik.
Witan pun apik dalam memanfaatkan celah yang tercipta karena renggangnya barisan pertahanan lawan, seperti golnya ke gawang UEA yang lahir setelah pemain bernomor kostum 8 ini merebut bola dari Yousif Ali Almheiri.
Terlebih, dua dari tiga gol yang bersarang di gawang Jepang merupakan hasil serangan balik dan direct ball. Saat melawan Thailand, gol lahir via umpan dari daerah permainan sendiri. Sittichok Paso yang lepas dari penjagaan dua bek Jepang menerima bola untuk kemudian diteruskan kepada Suphanat Mueanta dan menyelesaikannya dengan sepakan di dalam kotak.
ADVERTISEMENT
Satu gol lain saat melawan Korea Utara memang dari sepakan penalti. Tapi, penalti ini diberikan setelah Kye Tam dijatuhkan bek Jepang, Ayumu Seko, lantaran kecolongan saat mengantisipasi umpan direct. Dua gol ini menjadi contoh yang juga bisa diterapkan Timnas U-19, dengan catatan memiliki pemain cepat dan akurat dalam penyelesaian akhir.
Untuk lebih mendukung skema direct, potensi Luthfi Kamal yang punya akurasi long ball 63,6% dan Syahrian Abimanyu 50%, bisa lebih ditonjolkan oleh Indra dalam laga nanti.
====
*Pertandingan Timnas U-19 vs Jepang akan dihelat di Stadion Utama GBK, Minggu (28/10/2018) malam WIB. Sepak mula dilakukan pukul 19:30 WIB.