Klopp, Robbo (C)

Prediksi Liverpool vs Everton: Kuatkan Mental agar Tak Mental

3 Desember 2019 18:03 WIB
comment
44
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Virgil van Dijk berteriak. Foto: Reuters/Eddie Keogh
zoom-in-whitePerbesar
Virgil van Dijk berteriak. Foto: Reuters/Eddie Keogh
ADVERTISEMENT
Sulit untuk menyebut Derbi Merseyside musim ini sebagai laga akbar. Untuk orang-orang Liverpool sendiri, mungkin saja, tetapi tidak bagi penggemar sepak bola kasual.
ADVERTISEMENT
Sederhana saja penjelasannya. Liverpool saat ini berada di puncak klasemen dengan selisih poin cukup jauh (8) dari tim peringkat kedua, Leicester City. Sementara itu, Everton kini berada di bibir jurang degradasi.
Namun, biar bagaimana juga, derbi tetaplah derbi. Sebesar apa pun jarak antara dua tim yang bertarung, seringkali ia jadi tak berarti. Apalagi, kedua kesebelasan sama-sama punya pertaruhan besar.
Buat Liverpool, kemenangan bakal membuat posisi mereka di puncak klasemen semakin aman. Pasalnya, Leicester bukan rival sembarangan. Akhir pekan lalu mereka menundukkan Everton untuk mencatatkan kemenangan keenam secara beruntun.
Pusing kepala Sigurdsson. Foto: Reuters/Andrew Boyers
Di tengah pekan ini, Leicester akan berhadapan dengan Watford yang merupakan penghuni dasar klasemen. Di atas kertas, pasukan Brendan Rodgers semestinya bisa meraih tiga poin. Ini artinya, Liverpool tak boleh terpeleset.
ADVERTISEMENT
Seharusnya, Liverpool pun juga tidak akan tergelincir. Tim ini tahu caranya menang bahkan di situasi tersulit sekalipun. Tengoklah apa yang mereka perbuat pada Brighton akhir pekan kemarin.
Liverpool menang 2-1 meskipun bermain dengan sepuluh orang. Mereka juga sebelumnya sudah beberapa kali menang walau tertinggal lebih dulu yaitu saat melawan Newcastle United, Tottenham Hotspur, dan Aston Villa.
Apa yang ditunjukkan Liverpool itu adalah tanda-tanda calon juara. Mereka sudah tak lagi bermain dengan filosofi orisinal Juergen Klopp. Mereka lebih adaptif, lebih matang, dan lebih cerdas dalam menyikapi pertandingan.
Tentunya, tim seperti itu bukanlah tandingan bagi Everton yang sampai sekarang belum jelas apa maunya. Mereka punya pemain yang tidak jelek, tetapi talenta para pemain itu bak tenggelam begitu saja.
ADVERTISEMENT
Marco Silva masih pimpin Everton di Derbi Merseyside. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Buruknya performa Everton itu membuat sang pelatih, Marco Silva, berada di ujung tanduk. Laga melawan Liverpool ini pun disebut-sebut jadi kesempatan terakhirnya mempertahankan posisi pelatih kepala.
Namun, bisakah Silva melakukannya? Apakah Liverpool memang kelewat superior untuk mereka jinakkan? Apakah pertandingan Derbi Merseyside itu hanya formalitas semata agar Silva punya kesempatan mengepak barang-barangnya?
Kemungkinan besarnya begitu. Terlebih, pada Kamis (5/12/2019) dini hari WIB nanti mereka tidak akan diperkuat pemain-pemain kawakan seperti Theo Walcott, Fabian Delph, dan Seamus Coleman.
Akan tetapi, Everton sebetulnya tidak perlu merasa sudah kalah sebelum berperang. Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya, mereka punya pemain yang tidak jelek.
Everton jelek banget musim ini. Foto: Reuters/Andrew Boyers
Ada Gylfi Sigurdsson, ada Richarlison, ada Michael Keane, ada Lucas Digne di skuat Everton. Mereka semua diprediksi bakal tampil pada pertandingan menghadapi Liverpool.
ADVERTISEMENT
Ini mungkin akan terdengar seperti sebuah klise, tetapi para pemain Everton wajib menunjukkan semangat juang ekstra. Mereka harus ingat bahwa dalam laga derbi seringkali semangat juanglah yang jadi faktor X.
Lagipula, pertaruhan mereka bukan sekadar soal gengsi. Masa depan klub dalam bahaya jika mereka terus-terusan 'menghilang' dalam sebuah pertandingan. Jika sampai kalah dan Southampton menang, Everton akan masuk zona merah.
Tentu, bukan perkara gampang menundukkan Liverpool di Anfield. Apalagi, The Reds kemungkinan besar akan diperkuat pemain-pemain terbaiknya, minus Fabinho Tavares yang cedera engkel.
Kelebihan utama Liverpool musim ini ada di aspek mental. Mereka adalah tim yang tak pernah berhenti berusaha. Inilah mengapa Bobby Firmino cs. bisa beberapa kali memastikan kemenangan di menit akhir.
ADVERTISEMENT
Klopp senang Liverpool menang. Foto: Reuters/Eddie Keogh
Intensitas adalah identitas Liverpool, kata asisten pelatih Pep Lijnders. Intensitas di situ bukan lagi perkara mengeksekusi gegenpressing tanpa kendat, tetapi lebih pada tak surutnya kemauan untuk memetik hasil optimal.
Everton harus paham akan hal itu. Liverpool adalah salah satu tim dengan mental bertanding terbaik di dunia. Dalam laga derbi, aspek mental itulah yang juga harus jadi senjata utama Everton.
-----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo, buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersi original.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten