Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
PRMI: Mencintai Real Madrid, lalu Membentuk Sebuah Keluarga
4 Maret 2017 14:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT

Ini adalah Peña RM de Indonesia (PRMI). Lebih dari sekadar komunitas pencinta Real Madrid di Indonesia. Kata mereka, PRMI adalah sebuah keluarga besar.
ADVERTISEMENT
Menyenangkan, memang, jika Anda tahu bahwa Anda tidak sendirian menyukai sesuatu. Misal, jika Anda menyukai lagu-lagu introspektif-cum-ngawang ala Radiohead dan kebetulan menemukan orang berhaluan sama, menghabiskan 6 jam ngobrol soal musik di kafe atau sambil nge-bir bisa jadi akan terasa sebentar. Kalau bisa, Anda bikin band saja sekalian.
Dan begitulah PRMI dimulai. Pada 2006, Doni Irawan sedang iseng menonton pertandingan Madrid di sebuah kafe ketika ia melihat dua orang lainnya menyaksikan laga yang sama. Paham bahwa mereka menyukai klub yang sama, Doni pun ngobrol dengan kedua orang tersebut —dan nyambung.
“Akhirnya kami berkenalan dan ngobrol-ngobrol. Kemudian dari obrolan tercetuslah ide untuk bikin komunitas," ujar Doni kepada kumparan.
Dari pertemuan tersebut, muncul keinginan untuk ke arah yang lebih serius, yaitu membentuk suatu komunitas resmi untuk wadah bagi pecinta Madrid. Dari yang tiga orang, akhirnya —setelah seringnya kegiatan nonton bareng dan komunikasi secara teratur— terkumpul 10 orang dan sepakat untuk meresmikannya pada 20 Januari 2007.
ADVERTISEMENT
Dari tiga orang, lalu 10 orang, kini PRMI, kata Doni, sudah beranggotakan puluhan ribu orang. Semuanya terbagi dalam 54 perkumpulan regional yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada Sabtu (25/2/2017) lalu, PRMI baru saja mengukuhkan kepengurusan baru untuk periode 2016-2019 dengan Chandra Bayu sebagai presidennya.
Kedengarannya memang seperti pemilihan pemimpin untuk sebuah keorganisasian belaka. Tapi, Bayu punya tugas bukan untuk sekadar memimpin sebuah organisasi belaka, melainkan untuk menjadi kepala keluarga.
Dengan 54 perkumpulan regional yang tersebar luas itu, tentunya Bayu juga harus bisa menjaga komunikasi. Dan sebagai keluarga, Bayu merasa pelbagai kegiatan kumpul bareng harus terus digalakkan. Sebab, apa gunanya punya kesamaan jika tidak pernah bertemu satu sama lain, bukan?
"Kekeluargaannya kuat, walaupun saya dari daerah tapi komunikasi dengan regional lain berjalan cukup baik apalagi saat ini komunikasi melalui e-mail dan WhatsApp sangat membantu,” ujar Bayu.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan fun futsal setiap minggu, nobar (nonton bareng) dan bakti sosial masih akan terus berlanjut, karena kami tidak ingin PRMI ini hanya sekedar komunitas nonton bola, tapi juga memberikan manfaat untuk masyarakat.”
Mimpi besarnya, tentu saja, adalah mendatangkan Real Madrid ke Indonesia. Tidak gampag, memang, tapi PRMI sudah menjalankan berbagai upaya, termasuk dengan terus berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Spanyol, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan juga Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Memang tujuan utama kami bisa menghadirkan Real Madrid, tapi saat ini kami tengah mengusahakan. Jauh sebelum pengurusan kami yang sekarang berkeinginan untuk mendatangkan Ronaldo dan kawan-kawan.”
"Kami memang tengah mengusahakan itu, komunikasi terus kami jalankan. Namun, tentu tidak mudah mengingat yang akan didatangkan adalah Real Madrid, semua ada proses dan semoga kami bisa mewujudkannya,” kata Bayu.
ADVERTISEMENT

Berbagai Alasan Mencintai Madrid
Terkadang sulit untuk menjelaskan mengapa Anda bisa mencintai sebuah klub. Apalagi jika Anda terpisah jarak belasan ribu kilometer.
Akan lebih mudah untuk menjelaskannya jika Anda memang lahir di kota tempat klub tersebut berada. Ada kedekatan emosional dan kultural yang membuat Anda memilih klub tersebut sebagai klub kebanggaan. Namun, biar begitupun tidak mudah juga andaikan ada lebih dari satu klub bermukim dalam satu kota.
Misal: bagaimana mereka yang dari lahir tinggal di Manchester memilih United atau City? Atau di Madrid sendiri, bagaimana ceritanya bisa mencintai Madrid di atas Atletico? Dan ingat berapa banyak klub yang bermukim di London.
Presenter Tio Nugroho, misalnya. Ia tidak bisa menjelaskan secara khusus mengapa mencintai Madrid. Yang ia tahu, dengan mencintai dan mendukung Madrid dari jauh, ia bisa mendapatkan pertemanan yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Tio sendiri bukanlah anggota PRMI. Namun, karena sama-sama pendukung Madrid, ia bisa berhubungan baik dengan mereka yang menjadikan PRMI sebagai sebuah keluarga besar.
"Angka 10 dilambangkan dengan sempurna dan 10 tahun juga PRMI sudah berdiri. Semoga di tahun tahun ke depan PRMI semakin sukses. Tak hanya saya dan bahkan kita semua rakyat Indonesia berharap bisa mendatangkan Madrid ke Indonesia," ujar Tio.
"Walau bukan anggota resminya tapi saya menjalani hubungan yang baik dengan pengurus dan saya berharap pengurus yang baru bisa menjalankan amanah dengan baik. HALA MADRID!” lanjutnya.
Namun, ada juga yang mengawali ketertarikan terhadap Madrid karena perkara fisik pemainnya yang ganteng. Cut Meichy adalah salah satunya. Meski begitu, Meichy mengaku bahwa perlahan-lahan dia akhirnya bisa mengapresiasi kelebihan pemain lebih dari sekadar ganteng atau tidak.
ADVERTISEMENT
Meichy mengakui banyak pembelajaran yang bisa ia ambil saat bergabung dengan komunitas PRMI regional Yogyakarta. Selain kekeluargaan, kegiatan bakti sosial menjadi daya tarik yang membuatnya bergabung dengan komunitas ini. Ia sendiri bergabung pada 2013 dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris di Kepengurusan PRMI.
"Awalnya suka sama Ronaldo-lah, yang pasti. Suka karena dia ganteng dan mainnya juga bagus. Kalau ditanya aku gabung sama komunitas Real Madrid karena iseng-iseng aja, sih, tapi akhirnya banyak hal yang buat tertarik," kata Meichy.