Prof Himendra: Ketika Sepak Bola, Kedokteran, dan Pendidikan Jalan Beriringan

14 Februari 2020 14:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Rektor Unpad Himendra Wargahadibrata. Foto: Dok. UNPAD
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Rektor Unpad Himendra Wargahadibrata. Foto: Dok. UNPAD
ADVERTISEMENT
Konsisten hingga mencapai titik tertinggi pada satu bidang adalah perkara sukar. Maka saat ada sosok yang bisa melakukannya lewat tiga bidang sekaligus, tiada hal yang lebih pantas dilakukan kecuali berucap takjub sembari menaruh hormat.
ADVERTISEMENT
Kami tak sedang membual, sosok seperti itu benar-benar ada di dunia ini. Dialah Prof. Abdullah Himendra Wargahadibrata dr SpAn.KIC.KNA. Iya, sebanyak dan sepanjang itu gelarnya. Untuk mempersingkat, kamu bisa menyebutnya Prof Himendra saja.
Prof Himendra adalah dokter, sekaligus tenaga pendidik, sekaligus pesepakbola. Di bidang kedokteran, dia dikenal sebagai ahli anestesi. Di dunia pendidikan, dia pernah menjabat sebagai rektor Universitas Padjadjaran (Unpad).
Terakhir, sosok kelahiran 1943 itu adalah pesepakbola yang sempat berseragam Persib Bandung. Masa ini dialaminya pada era 1960 hingga 70-an, beriringan dengan perjalanannya sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpad.
Prof. Himendra bersama para legenda Persib Bandung. Foto: dok. Media Persib
Sebagai aktor rumput lapangan, Prof Himendra bukan pesepakbola sembarangan. Kariernya dipenuhi sejumlah prestasi, dari junior hingga senior. Bakatnya bahkan terendus oleh Toni Pogacnik, pelatih Timnas Indonesia Junior pada 60-an.
ADVERTISEMENT
Kala itu, dia diminta bergabung dengan pelatihan nasional untuk tiga ajang sekaligus. Di masa ini Indonesia memang gencar di bidang sepak bola lantaran menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Mereka juga disiapkan untuk Piala Merdeka dan Ganefo.
Di titik ini Prof Himendra bimbang. Kampusnya meminta dia untuk fokus pada satu bidang saja, antara pendidikan dan sepak bola. Pada akhirnya dia terpaksa melepas Timnas untuk kemudian fokus menyelesaikan kuliah.
Latihan bersama Timnas selalu berjalan intens. Dari sini keputusan Prof Himendra amat bisa dipahami. Jika dia mengikuti latihan Timnas, misalnya, kuliahnya bisa jadi terbengkalai. Dia enggan itu terjadi.
Walau demikian, hal itu tak berarti kariernya di dunia sepak bola berakhir. Dia cuma mundur dari Timnas. Di Persib, perjalanannya masih berlanjut. Dia baru mengakhiri kariernya pada 1973 bersama tim berjuluk 'Maung Bandung' tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari sini bisa dibilang bahwa Prof Himendra punya karier yang terbilang panjang di Persib. Maka, tak heran bila saat dia terpilih sebagai Rektor Unpad pada 1998 lalu, julukan 'Profesor Persib' tersemat di depan namanya.
Tak heran pula bila saat dia menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (13/2/2020) malam WIB, Persib dan para Bobotoh amat berduka. Selamat jalan, Profesor!