Profil Ilkay Guendogan: Dulu Anak Emas Klopp, Kini Andalan Guardiola

8 Februari 2021 6:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilkay Guendogan. Foto: PAUL ELLIS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilkay Guendogan. Foto: PAUL ELLIS / AFP
ADVERTISEMENT
Ilkay Guendogan merupakan salah satu pesepak bola paling beruntung di dunia karena pernah merasakan dilatih Juergen Klopp dan Pep Guardiola. Dia pernah menjadi prajurit terbaik dari dua 'ahli perang' lapangan hijau.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam laga Liverpool vs Man City, Minggu (7/2/2021) malam WIB, Guendogan menyakiti hati Klopp. Ia mencetak dua dari empat gol kemenangan 4-1 'The Citizens' atas 'The Reds' di Anfield itu.
Klopp harus rela melihat anak asuhnya itu berselebrasi bahagia setiap selesai mencetak gol. Gelandang berdarah Turki tersebut mengukir senyum di wajah pelatihnya saat ini, Guardiola.
Siapa sebenarnya Ilkay Guendogan? Mari mendalami profil gelandang andalan Man City itu di stori ini.

Profil Ilkay Guendogan

Ilkay Guendogan. Foto: Andrew Yates/REUTERS
Ilkay Guendogan memiliki kesamaan dengan Mesut Oezil: Pria keturunan Turki kelahiran Gelsenkirchen yang akhirnya membela Timnas Jerman. Sama-sama lahir di Oktober, ia dua tahun lebih muda dari pemain Fenerbahce itu.
Ini agak miris sebenarnya. Sebab, Guendogan lalu sempat masuk akademi Schalke 04--klub yang berbasis di Gelsenkirchen--tetapi tak pernah main untuk tim senior mereka.
ADVERTISEMENT
Yang ada, Guendogan malah membela tim kedua VfL Bochum (2008-2009), Nuernberg (2009-2011), hingga Borussia Dortmund (2011-2016). Klub yang disebut terakhir adalah musuh bebuyutan Schalke 04, tetapi justru bersama 'Der BVB'-lah kariernya melejit.
Di Dortmund juga, Guendogan merasakan asuhan Klopp. Kerja sama mereka melahirkan satu trofi Liga Jerman (2011/12), DFB-Pokal (2011/12), dan DFL-Supercup (2013). Pada final Liga Champions 2012/13, ia mencetak gol penalti, tetapi itu tak menyelematkan kekalahan Dortmund dari Bayern Muenchen.
Juergen Klopp bersama Robert Lewandowski dan Ilkay Guendogan di Borussia Dortmund. Foto: JOHN MACDOUGALL / AFP
Pada 2016, Ilkay Guendogan menerima pinangan Man City asuhan Guardiola. Akan tetapi, ada rumor yang bilang bahwa sebelumnya Klopp sempat menawarinya ke Liverpool juga.
Singkat cerita, Guendogan tetap memilih Man City. Kenapa?
"Saya percaya pada tantangan hidup dan saya selalu mencoba untuk menantang diri sendiri," kata Guendogan kepada Fantasy PL, dilansir Goal International.
ADVERTISEMENT
"Jika tidak keluar dari zona nyaman, saya tidak akan pernah berubah dan tidak pernah berkembang. Saya memiliki empat tahun yang hebat bersama Juergen dan aku menyukainya sebagai pribadi dan sebagai pelatih. Namun, saya merasa perlu sesuatu yang baru," sambungnya.
Guendogan bersama Guardiola di konferensi pers. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Awal musim di Man City, Ilkay Guendogan agak kesulitan karena berkutat dengan cedera. Namun, Guardiola tetap percaya padanya dan akhirnya ia menjadi salah satu andalannya.
Sejak musim 2017/18 hingga 2019/20, Guendogan selalu bermain tak kurang dari 48 laga lintas ajang membela Man City. Sebegitu percayanya Guardiola padanya.
Dan benar saja, soal perkembangan diri, Guendogan mendapatkan ilmu baru dari Guardiola. Ketika Man City krisis striker karena cedera dan corona, ia diturunkan di pos nomor 9.
ADVERTISEMENT
“Dia sangat cerdas dan sangat pintar serta memiliki keterampilan. Saya mengagumi pemain cerdas, itu berarti mereka menyelesaikan berbagai hal secara berbeda selama laga. Itulah mengapa dia adalah pemain kelas atas,” kata Guardiola, dikutip dari Goal International, sebelum laga Liverpool vs Man City.
Selebrasi pemain Manchester City Ilkay Guendogan usai mencetak gol. Foto: Michael Regan/REUTERS
Enggak cuma Guardiola, Klopp pun sampai sekarang masih mengagumi Guendogan. Tampaknya, sampai kapan pun, pemegang 42 caps Timnas Jerman itu adalah salah satu pemain favoritnya.
“Ilkay adalah salah satu pemain terbaik yang pernah saya latih. Dia adalah pemain yang sangat muda ketika dia datang dari Nuernberg ke Dortmund, dan terutama di musim 2012 dia luar biasa. Dan dia bermain saat itu seperti dia bermain sekarang," jelas Klopp.