news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PSM Makassar Juara Piala Indonesia

6 Agustus 2019 17:28 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain PSM Makassar usai mencetak gol ke gawang Persija Jakarta pada pertandingan final Piala Indonesia di Stadion Andi Mattalatta, Selasa (6/8). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain PSM Makassar usai mencetak gol ke gawang Persija Jakarta pada pertandingan final Piala Indonesia di Stadion Andi Mattalatta, Selasa (6/8). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
PSM Makassar mengunci gelar Piala Indonesia 2018. Pada laga final kedua di Stadion Andi Mattalatta, Selasa (6/8/2019) sore, tim beralias 'Juku Eja' sukses menang 2-0 atas Persija Jakarta.
ADVERTISEMENT
Gol-gol PSM dalam laga ini dicetak oleh Aaron Evans (3') dan Zulham Zamrun (50'). Dengan dua gol itulah, pasukan Darije Kalezic memutar agregat dari ketinggalan 0-1 menjadi kemenangan 2-1.
***
Di pertandingan ini, PSM turun dengan para pemain andalan mereka. Ada nama Guy Junior, Muhammad Rahmat, dan Ferdinand Sinaga di lini depan, didukung oleh Muhammad Arfan, Rizky Pellu, serta Willem Jan Pluim di tengah.
Sementara itu, Persija sebagai tim tamu juga menurunkan para pemain kunci. Novri Setiawan, Riko Simanjuntak, dan Marko Simic mengisi lini serang. Sementara, Rohit Chand, Sandi Sute, dan Bruno Matos memberikan suplai dari lini vital.
Begitu pertandingan dimulai, PSM selaku tuan rumah langsung menekan lini pertahanan Persija. Bahkan, tiga kali situasi tendangan sudut sudah didapatkan PSM di saat laga belum berjalan lima menit.
ADVERTISEMENT
Dari situasi ini pula PSM mampu membuka keunggulan. Berawal dari sepak pojok yang dilepaskan oleh Pluim, Evans mampu membobol gawang Persija yang dikawal Andritany Ardhiyasa. Skor 1-0 dan total agregat berubah menjadi 1-1. Peluang bagi PSM membalikkan keadaan terbuka.
Selepas unggul, PSM makin gencar menekan pertahanan Persija. Keberadaan Pluim memberikan pengaruh besar dalam permainan PSM, terutama dalam hal mengatur ritme permainan PSM. Sosoknya yang kerap mencari bola dan juga menjelajahi lini tengah menghidupkan aliran distribusi bola PSM.
Di sisi lain, Persija tampak sulit mengembangkan permainan di awal babak pertama ini. Sampai menit 15 pertama, mereka tertelan oleh tekanan para pemain PSM. Sisi sayap yang biasa mereka gunakan sebagai titik serangan juga belum menunjukkan tajinya, karena memang aliran bola sejak dari lini pertahanan sudah terhenti.
ADVERTISEMENT
Pada menit ke-19, perubahan sudah dilakukan oleh tim 'Juku Eja'. Guy Junior ditarik keluar, digantikan oleh Zulham Zamrun. Perubahan ini mengubah permainan PSM. Mereka yang awalnya bermain agresif, mulai bermain lebih tenang.
Selebrasi pemain PSM Makassar usai mencetak gol ke gawang Persija Jakarta pada pertandingan final Piala Indonesia di Stadion Andi Mattalatta, Selasa (6/8). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Hal itulah yang dimanfaatkan oleh Persija. Lepas menit ke-20, mereka mulai menciptakan beberapa peluang, seperti lewat sepakan Ismed maupun Matos. Namun, upaya yang dilakukan Persija ini masih belum membuahkan hasil. Sepakan-tim tamu belum mampu merobek gawang Rivky Mokodompit.
Di tengah upaya Persija lepas dari tekanan PSM, mereka justru harus kehilangan salah satu pemainnya di lini tengah, yakni Sandi Sute. Ia diusir keluar lapangan pada menit 32 karena menerima kartu merah, hasil dari dua kartu kuning. Sandi memang bermain terlampau keras di pertandingan kali ini.
ADVERTISEMENT
Kartu kuning pertama ia terima usai melanggar Rahmat dengan keras dari belakang. Kartu kuning kedua ia dapat setelah melanggar Pluim. Tekelnya yang menjepit kaki Pluim tidak luput dari pengamatan wasit yang berada tidak jauh dari lokasi terjadinya pelanggaran. Tanpa ragu, wasit langsung memberikan kartu merah.
Keluarnya Sandi ini membuat Julio Banuelos sebagai pelatih Persija, kebingungan. Di tengah tekanan PSM yang intens, kehadiran Sandi sebagai filter ancaman tentu dibutuhkan. Maka, Banuelos memasukkan Maman Abdurrahman untuk menggantikan Matos demi memperkuat pertahanan.
Memang, pertahanan menjadi stabil dalam meredam ancaman PSM. Namun, dengan minus jumlah pemain, tim tamu masih kesulitan membongkar pertahanan PSM.
Pemain PSM Makassar Muhammad Rahmat (kanan) memberika bola kepada rekannya saat melawan Persija Jakarta pada pertandingan final Piala Indonesia di Stadion Andi Mattalatta, Selasa (6/8). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Malah, PSM sempat mengancam saat babak pertama hampir rampung. Untung bagi Persija, sepakan Ferdinand Sinaga menghantam mistar gawang sehingga skor 1-0 bertahan. Kedudukan itu pula yang menutup babak pertama.
ADVERTISEMENT
Memasuki babak kedua, PSM masih menjaga intensitas serangan. Keunggulan jumlah pemain benar-benar dimanfaatkan oleh 'Juku Eja'. Hasilnya, pada menit ke-50, mereka berhasil mencetak gol kedua.
Semua bermula dari serangan dari sisi kanan pertahanan Persija, Evans mengirimkan umpan silang ke kotak penalti. Zulham sukses mengeksekusi umpan silang tersebut dengan sundulannya, mengubah kedudukan menjadi 2-0. Agregat pun berubah jadi 2-1 untuk keunggulan PSM.
Tertinggal dua angka, Persija melakukan perubahan. Menit ke-57, Ramdani masuk menggantikan Tony. Kehadiran Ramdani diharapkan dapat menambah daya gedor lini serang yang menurun drastis karena ketiadaan Matos.
Bukan cuma memasukkan Ramdani, Persija juga memasukkan Bambang Pamungkas untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Riko. Bambang diharapkan bisa membantu Simic yang tak berkutik sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Duel cukup sengit terjadi dalam 20 menit terakhir. Intensitas pelanggaran meningkat. Beberapa menjurus ke arah kasar, salah satunya tendangan Rezaldi Hehanusa kepada Zulham.
Selebrasi pemain PSM Makassar Aaron Evans merayakan gol ke gawang Persija Jakarta pada pertandingan final Piala Indonesia di Stadion Andi Mattalatta, Selasa (6/8). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Di tengah tensi panas, kedua tim tetap berupaya mencari gol. Utamanya Persija yang menaikkan garis pertahanan saat waktu normal menyisakan 10 menit. Andritany bahkan acap maju untuk jadi pengalir bola dari lini belakang.
Tapi, PSM tidak membiarkan Persija menekan sesuka hati. Setiap ada ruang kosong di daerah pertahanan tim tamu, PSM coba melancarkan serangan balik. Untuk skenario ini, Asnawi Mangkualam, Rahmat, dan Ferdinand mengambil peran lewat kecepatan masing-masing.
Kendati demikian, segala upaya PSM tak membuahkan hasil. Begitu pula Persija yang mendapatkan beberapa situasi bola mati di akhir laga. Saat peluit panjang berbunyi, skor 2-0 terpampang di stadion dan PSM berhak merayakan kesuksesan sebagai kampiun Piala Indonesia.
ADVERTISEMENT