news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PSM Makassar Sarankan Komdis PSSI Baru Lebih Transparan

26 Januari 2020 12:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pawai kemenangan PSM Makassar bersama para suporter. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pawai kemenangan PSM Makassar bersama para suporter. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengukuhan Badan Yudisial jadi salah satu agenda di Kongres Biasa PSSI 2020. Badan yang terdiri dari Komisi Disiplin, Komisi Banding, serta Komite Etik itu berganti struktur di periode kepengurusan PSSI 2019-2023.
ADVERTISEMENT
Komisi Disiplin yang untuk periode kali ini dipimpin oleh Erwin Tobing. CEO PSM Makassar, Munafri Afifuddin, menyambut baik perombakan tersebut.
"Semoga ada perubahan, ya, terutama dalam penerapan sanksi-sanksi jika salah satu klub peserta melakukan kesalahan dan mendapat hukuman," ujar Munafri ketika ditemui di Discoveanry Hotel, Kuta, Bali.
Sejumlah petugas keamanan berjaga-jaga ketika suporter menyalakan flare. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Munafri menilai, pemberian sanksi selama ini tak berjalan dengan transparan. Misalnya, sanksi penyalaan flare atau suar. Pria yang karib disapa Appi ini paham bahwa aturan tersebut ada dalam panduan Kode Disiplin PSSI. Persoalannya, ia menilai bahwa nominal denda yang dijatuhkan kepada klub di luar akal sehat.
"Terakhir kami mendapat sanksi mencapai Rp200 juta. Ini nominal yang cukup fantastis bagi kami. Karena apa? Sanksi flare diberikan bahkan ketika pertandingan sudah selesai. Kalau belum atau saat pertandingan, oke, tidak apa-apa," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Lalu yang membuat kami dan klub lain [bertanya-tanya] mungkin, ya, angka itu didapat dari mana? Nominalnya dari mana? Kok, sampai segitu banyaknya?" jelasnya.
Manajer PSM Makassar Munafri Arifuddin di Stadion Andi Mattalatta, Selasa (6/8). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sanksi Rp200 juta yang dimaksud Appi adalah ketika Pasukan Ramang bertemu Persija Jakarta di laga pemungkas Piala Indonesia. Keberhasilan PSM mengunci juara menyulut pesta para suporter.
Appi memahami kondisi ini. Ketika euforia juara sudah digenggam, para suporter pasti akan menyalakan flare. PSM tak menyalahkan para penonton yang mengakibatkan klub mesti membayar akibat yang dilakukan.
"Jika dengan klub membayar denda dengan harapan efek jera terhadap suporter, saya rasa itu tidak tepat. Masalah ini saya harap ada jalan keluarnya karena 'kan yang bayar klub juga," jelas Appi.