PSSI: Tugas Kami Melayani Suporter

22 November 2019 20:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendukung Timnas Indonesia di dalam stadion jelang pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung Timnas Indonesia di dalam stadion jelang pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Malaysia vs Indonesia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Selasa (19/11/2019), masih ramai diperbincangkan. Bukan soal kekalahan tim Merah-Putih 0-2 dari tuan rumah, melainkan soal kericuhan yang melibatkan kedua belah suporter.
ADVERTISEMENT
Penyerangan terhadap suporter Indonesia itu benar adanya. kumparanBOLA menemui beberapa suporter yang mengaku dilempari berbagai macam benda --mulai dari flare, botol, hingga baut-- di tribune dan mereka yang mendapatkan serangan di dekat hotel tempat menginap.
Fakta lain: 14 suporter Indonesia juga sempat diamankan. Namun, semuanya sudah dipulangkan.
“Di tribune kemarin sempat ada saling lempar, tuh. Itu kalau tidak salah ada 14 penonton Indonesia diamankan untuk dimintai klarifikasi dan dokumentasi oleh kepolisian Malaysia. Sementara ada sembilan orang dari pendukung Malaysia ditahan dan dimintai keterangan. Namun, semua sudah dibebaskan sore itu juga. Terutama suporter Indonesia karena besok paginya pulang,” kata Kepala Departemen Keamanan, Keselamatan, dan Infrastruktur PSSI Nugroho Setiawan kepada kumparanBOLA.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, masih ada beberapa suporter Indonesia yang masih ditahan. Suporter di Tanah Air pun berbondong-bondong meminta keadilan melalui media sosial agar rekan-rekannya dibebaskan.
Menilik polemik tersebut, PSSI bertindak diplomatis. Mereka mengaku sudah merancang keamanan dan keselamatan suporter Indonesia yang melakukan away days.
Melalui Departemen Keamanan, Keselamatan, dan Infrastruktur, PSSI pun sudah mengidentifikasi risiko yang bakal muncul. Menariknya, federasi ternyata menemukan bermacam-macam niat suporter datang ke Malaysia.
“Ada suporter yang datang, tapi katanya tidak setuju dengan kebijakan PSSI kemudian ingin melakukan boikot. Kami tidak bisa apa-apa. itu sudah wilayah politik organisasi. Tugas kami melayani suporter, tidak melihat faksinya apa. Kalau (suporter) dianggap melanggar pidana atau ketentuan keamanan Malaysia, ya, mereka (kepolisian Malaysia) punya hak sepenuhnya melakukan tindakan,” ujar Nugroho.
ADVERTISEMENT
Faksi suporter pemboikot memang sempat menggelar aksi sebelum laga dimulai. Mereka menyalakan cerawat (flare) di sekitar Stadion Bukit Jalil.
“Saya tidak paham faksi apa ini. Namun, dalam pernyataannya, mereka tidak senang dengan PSSI. Itu ranahnya di luar saya. Imbauan saya, silakan menyampaikan pendapat, tapi patuhi saja peraturan di Malaysia. Mereka sudah datang sampai bakar flare segala. Selama itu tidak mengganggu orang diizinkan. Kalau sudah mengganggu orang lain apalagi sistem lingkungan pasti dilakukan tindakan oleh kepolisian. Mungkin ada yang terambil ke kantor polisi Malaysia itu salah satu risikonya,” kata Nugroho.
Beruntungnya, aksi tersebut tak memanjang dan sampai kepada penahanan suporter. Kepolisian Malaysia hanya mengimbau untuk mematikan suar dan dipatuhi faksi suporter pemboikot tersebut.
ADVERTISEMENT
“Informasi di lapangan ada insiden itu. Kepolisian meminta flare dimatikan. Untungnya, tidak ada yang ngeyel. Nah, pengertian ngeyel ini ‘kan subjektif dan itu bisa berujung penangkapan. Jadi, kemarin tidak ada yang ditindak. Cuma diperingatkan dan sudah dipatuhi suporter Indonesia,” ujar Nugroho.