Ramai-ramai Bela Tammy Abraham yang Jadi Target Rasialisme

16 Agustus 2019 6:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tammy Abraham membela Chelsea dalam laga Piala Super Eropa menghadapi Liverpool. Foto: Kemal Aslan/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Tammy Abraham membela Chelsea dalam laga Piala Super Eropa menghadapi Liverpool. Foto: Kemal Aslan/Reuters
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi suporter Chelsea terseret kasus rasialisme. Kali ini melibatkan penyerang muda mereka, Tammy Abraham.
ADVERTISEMENT
Sosok 21 tahun itu menjadi sorotan selepas kekalahan Chelsea dari Liverpool pada laga Piala Super Eropa, Kamis (15/5/2019). Dia gagal menuntaskan tugasnya sebagai eksekutor kelima sehingga babak adu penalti menjadi milik The Reds.
Momen kegagalan di Istanbul sekaligus menambah rapor merah Abraham. Sebelumnya, dia juga tak bisa berbuat banyak saat Chelsea dihancurkan Manchester United dengan skor 0-4 di Premier League.
So, sah-sah saja jika suporter Chelsea menumpahkan kekecewaan terhadap performa minor Abraham. Asalkan masih dalam taraf wajar, tentunya.
Masalahnya, sejumlah pendukung The Blues menyinggung warna kulit dan keturunan Abraham di Twitter. Ya, dari aspek itu terlihat jelas bahwa sang pemain merupakan kelompok minoritas di Inggris.
Aksi Tammy Abraham (kanan) saat memperkuat Chelsea di pramusim 2018/19. Foto: Ian KINGTON / AFP
Rasialisme terhadap Abraham itulah yang menjadi serangan balik untuk para pengkritik. Aksi tersebut malah menuai kecaman. Pertama dari Kick It Out sebagai organisasi yang menentang diskriminasi dalam sepak bola.
ADVERTISEMENT
"Pelecehan macam ini mulai meningkat sesuai dugaan, tetapi tetap menjijikkan. Kami mendukung Abraham dan mendorong Twitter, juga perusahaan sosial media lainnya, untuk menekan perilaku ini," demikian pernyataan badan yang berdiri sejak 1993 tersebut.
Mengetahui informasi pelecehan terhadap pemainnya, Chelsea pun tak tinggal diam. Apalagi, rasialisme bukan kali pertama melibatkan suporter mereka.
Masih segar dalam ingatan ketika pendukung Chelsea melantunkan chant bernada rasial yang menyerang suporter West Ham United, akhir Juli 2019. Momen ini sampai mengundang kritik dari pelatih Frank Lampard.
Mundur beberapa bulan lagi atau tepatnya April 2019, enam orang suporter Chelsea diketahui mengumandangkan Mohamed Salah sebagai seorang 'bomber'. Ini ditengarai berkaitan agama Islam atau kepercayaan Salah.
"Kami muak dengan unggahan-unggahan menjijikkan di media sosial. Chelsea telah menemukan bentuk-bentuk perilaku diskriminatif yang tak bisa diterima," bunyi keterangan dari juru bicara klub.
ADVERTISEMENT
"Hal-hal macam itu tidak mendapatkan tempat di klub ini. Dan ketika ada bukti jelas bahwa pemegang tiket musiman terlibat perilaku tersebut, kami akan mengambil langkah paling tegas," ujarnya.
Jangankan internal tim, dukungan terhadap Abraham juga dilayangkan kubu rival. Tak terkecuali Manchester United, sang penakluk di pekan Premier League, melalui pesan penyerang Marcus Rashford.
"Tetap tegakkan kepalamu, Tammy Abraham. Kita seharusnya merayakan talenta pemuda Inggris, bukan hal-hal seperti ini," tulis Rashford di akun Twitter pribadinya.
Pesan serupa tertulis di akun Twitter pemain United lainnya, Jesse Lingard. Kemudian, Abraham melakukan retweet terhadap pesan dua pemain Inggris di skuat Íblis Merah itu.
Abraham sendiri belum memberikan tanggapan terbuka terkait rasialisme yang menimpanya. Di Instagram, dia cuma sempat menyatakan bahwa seluruh pemain Chelsea telah berjuang keras meski akhirnya gagal merengkuh trofi perdana musim ini.
ADVERTISEMENT