Renard: Piala Dunia Jadi Momen Ajaib bagi Maroko

26 Juni 2018 6:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Khalid Boutaib rayakan gol vs Spanyol (Foto: REUTERS/Mariana Bazo)
zoom-in-whitePerbesar
Khalid Boutaib rayakan gol vs Spanyol (Foto: REUTERS/Mariana Bazo)
ADVERTISEMENT
Bila melihat dari sisi historis, Maroko bukan tim yang disegani di Piala Dunia. Tim berjuluk Atlas Lions ini hanya empat kali menggapai tiket putaran final, itu pun sudah termasuk edisi 2018 di Rusia.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan berarti Maroko tidak pernah tampil mengejutkan. Pada Piala Dunia 1986 yang dihelat di Meksiko, Maroko mengukuhkan diri sebagai juara Grup F. Padahal, grup itu dihuni oleh dua tim kuat, Inggris dan Portugal.
Sayang, 'Dewi Fortuna' meninggalkan Maroko di babak 16 besar. Mereka takluk 0-1 dari Jerman Barat, yang mengakhiri turnamen ini dengan posisi runner-up. Edisi 1986 menjadi satu-satunya kiprah yang tentunya dibanggakan publik sepak bola Maroko. Sisanya, Maroko gagal lolos dari babak grup.
Maroko memasuki Piala Dunia 2018 dengan asa mengulang sejarah 31 tahun silam itu. Bukan perkara mudah, tapi tak ada satu tim pun yang datang ke Piala Dunia sambil membawa harapan untuk kalah.
Di bawah asuhan pelatih asal Prancis, Herve Renard, Maroko turun arena, berjuang dalam laga-laga sengit demi memperebutkan gelar juara dunia. Penunjukan Renard tak sama dengan memilih kucing dalam karung.
ADVERTISEMENT
Sosok berusia 49 tahun itu sudah punya nama besar di ranah kepelatihan sepak bola Afrika. Olah taktik Renard mengantarkan Timnas Zambia dan Pantai Gading merengkuh masing-masing satu gelar Piala Afrika.
Walau berstatus sebagai tim non-unggulan, Maroko memang berhasil tampil mengejutkan, setidaknya di laga terakhir mereka. Spanyol bukan tim kacangan. Mereka adalah negara yang berhasil menjuarai Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. Lihatlah daftar para penggawanya. Mereka dipenuhi dengan pemain-pemain yang membela klub-klub papan atas Eropa.
Hanya karena Maroko belum bernama besar, bukan berarti mereka bertanding layaknya inferior. Di menit 14, Maroko-lah yang berhasil menancapkan keunggulan pertamanya. Bahkan di menit 81, mereka kembali menyegel keunggulan. Sayangnya, di injury time, Iago Aspas berhasil melahirkan gol penyama kedudukan untuk Spanyol. Pertandingan pun ditutup dengan skor imbang 2-2.
ADVERTISEMENT
Pelatih Maroko, Herve Renard. (Foto:  REUTERS/Maxim Shemetov)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Maroko, Herve Renard. (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov)
"Kami tentu senang seandainya dapat mengalahkan Spanyol. Tujuan itulah yang membuat kami datang ke arena ini. Kami kesulitan, serupa tim lain yang kepayahan saat berhadapan dengan Spanyol. Ya, lihat saja line-up mereka: gabungan antara pemain Real Madrid dan Barcelona."
"Namun, pertandingan ini membuat pemain-pemain kami, seluruh tim, layak dipuji di sepanjang Piala Dunia. Kami datang dengan pengalaman minim, dan sudah melewati beberapa pertandingan yang seharusnya bisa kami tutup dengan hasil yang lebih baik," ujar Renard.
"Tapi, kami menunjukkan bahwa kami dapat membukukan dua gol melawan tim terbaik di dunia, Spanyol. Permainan kami merepresentasikan Maroko dengan baik," pungkas Renard, mengutip laman resmi FIFA.
Secara keseluruhan, penampilan Maroko memang tidak mengecewakan. Walaupun kalah secara penguasaan bola (Spanyol 68%, Maroko 32%), efektivitas Maroko patut diberi kredit. Pasalnya, dari 6 tembakan yang mereka lesakkan sepanjang laga, 2 di antaranya berbuah gol. Bandingkan dengan Spanyol yang juga mencetak 2 gol, tapi dari 18 tembakan.
ADVERTISEMENT
"Kami akan terus menyimpan segala hal yang terjadi di Piala Dunia ini dalam pikiran kami. Ini menjadi momen yang ajaib bagi kami. Dan saya juga mengharapkan keberuntungan selalu menaungi tim-tim yang lolos ke babak 16 besar, terutama bagi dua tim Afrika yang (punya peluang besar -red) berhasil lolos dari fase grup," tutur Renard.
Hingga sekarang, dua tim Afrika yang paling berpeluang untuk lolos dari fase grup adalah Nigeria dan Senegal. Nigeria asuhan Gernot Rohr menjadi runner up sementara Grup D, sedangkan Senegal menduduki posisi kedua di Grup H.