Ribut-ribut soal Keputusan Penalti Thoriq Alkatiri di Laga AFC Cup

2 April 2019 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wasit Indonesia lisensi FIFA, Thoriq Alkatiri. Foto: Dok. PSSI
zoom-in-whitePerbesar
Wasit Indonesia lisensi FIFA, Thoriq Alkatiri. Foto: Dok. PSSI
ADVERTISEMENT
Perhelatan AFC Cup 2019 tampak berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Tak hanya klub yang menjadi wakil Indonesia, melainkan juga wasit yang memimpin kompetisi level kedua Asia ini.
ADVERTISEMENT
Ya, Thoriq Alkatiri telah menandai debutnya di AFC Cup dengan memimpin laga lanjutan Grup C antara Qadsia SC (Kuwait) melawan Malkiya Club (Bahrain) di Jaber Al-Ahmad International Stadium, Kuwait City, Senin (1/4/2019) malam waktu setempat. Thoriq menjadi wasit tengah didampingi oleh Nurhadi dan Bambang yang bertindak selaku asisten wasit.
Pada laga yang berlangsung dalam tensi tinggi itu, Malkiya yang bertindak sebagai tim tamu sempat memimpin lebih dulu lewat Hashim Isa pada menit ke-42. Akan tetapi, Qadsia mampu menyamakan kedudukan lewat tendangan penalti Yousef Naser di menit 70, sebelum akhirnya Hashim Isa memastikan kemenangan Malkiya.
Nah, dalam proses gol Qadsia itu, perdebatan akan penalti mengemuka. Berawal dari tusukan striker Qadsia, Bader Al Mutawa, di sisi kiri pertahanan lawan, Ahmed Muslem melakukan pelanggaran. Sepintas, tekel yang dilakukan Muslem terjadi di luar kotak penalti, tetapi Thoriq memiliki penilaian lain.
ADVERTISEMENT
Wasit kelahiran Purwakarta itu pun menunjuk titik putih atas pelanggaran yang dilakukan Muslem. Melihat hal itu, sejumlah pemain Malkiya kemudian melakukan protes dengan mengerumuni Thoriq karena menganggap pelanggaran terjadi di luar kotak penalti.
Meski demikian, Thoriq teguh akan keputusannya. Wasit terbaik Liga 1 2018 ini pun menjelaskan perihal keputusan menunjuk titik putih yang diambilnya tersebut.
"Dia (Muslem) coba sleding di luar (kotak penalti) tetapi tidak kena dan pemain lawan (Bader) masih mengontrol bola. Tapi, setelah di atas garis kotak penalti, dia (Muslem) mencoba kakinya dipanjangkan lagi. Pas di garis, kakinya disangkutin ke atas dan pemain lawan jatuh. Kalau pelanggaran di atas garis 16 besar itu hitungannya, ya, penalti," ujar Thoriq ketika berbincang dengan kumparanBOLA, Selasa (2/4).
ADVERTISEMENT
Keputusan Thoriq tersebut merujuk kepada Law of The Game Pasal 1 tentang lapangan permainan (field of play). Dalam ayat 6 dijelaskan bahwa area penalti adalah dua garis yang digambarkan dengan sudut yang presisi dari garis gawang, yakni 16,5 meter dari dalam tiang gawang. Garis ini kemudian ditarik ke lapangan permainan sejauh 16,5 meter dan disatukan melalui garis yang paralel dengan garis gawang.
Thoriq juga mengaku mengambil keputusan itu tanpa ada gangguan atau tekanan dari pihak mana pun. Keputusannya itu, lanjut Thoriq, juga sudah dievaluasi dari pengawas wasit asal Suriah yang bertugas saat itu.
Proses pelanggaran pemain Malkiya kepada striker Qadsia SC, Bader Al Mutawa (kuning). Foto: Istimewa
"Pemain memang sempat protes, tapi saya jelaskan kalau pelanggaran di atas garis itu masuk ke dalam hukuman penalti. Setelah itu mereka terima. Assessor (pengawas wasit) sudah evaluasi usai pertandingan, dia bilang tidak ada masalah," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Pandangan saya juga jelas, tidak tertutup pemain. Saya memang lihat tekel pemain itu, bekas jatuhnya pun ada. Jadi, memang tekel itu dua kali. Yanag pertama jelas di luar tapi tidak kena, yang kedua kena di atas garis kotak penalti," lanjutnya.
Setelah laga Qadsia SC vs Malkiya Club, Thoriq akan kembali melanjutkan tugasnya di AFC Cup di Tajikistan pada bulan ini. Selain itu, ia juga dipercaya menjadi fourth official atau wasit cadangan dalam ajang Liga Champions Asia di China, juga pada bulan ini.