Ronaldo Bisa Pecahkan 100 Masalah, tetapi Juventus Juga Harus Kreatif

20 Januari 2020 16:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cristiano Ronaldo dengan selebrasi khasnya. Foto: Reuters/Massimo Pinca
zoom-in-whitePerbesar
Cristiano Ronaldo dengan selebrasi khasnya. Foto: Reuters/Massimo Pinca
ADVERTISEMENT
Susahnya menjadi Cristiano Ronaldo, ia acap dilihat dari bisa tidaknya mencetak gol di setiap laga.
ADVERTISEMENT
Kalau hari ini mencetak gol, orang-orang mengambil kesimpulan: Oh, Ronaldo masih layak bermain. Kalau tidak mencetak gol, orang-orang meragukan kualitasnya.
Menjadikan catatan gol sebagai indikator kualitas Ronaldo dipandang wajar karena di musim-musim belakangan, ia ditempatkan lebih dekat ke mulut gawang. Kalau memang tidak bisa mencetak gol, artinya Ronaldo tidak bisa berfungsi seperti seharusnya.
Namun, Ronaldo menjawab ekspektasi itu dengan elegan, termasuk di Serie A 2019/20. Ia tidak mengawali musim serupa musim perdananya di Juventus pada 2018/19. Tidak ada istilah keran gol pampat.
Pemain Juventus, Cristiano Ronaldo, membawa bola di laga versus Parma. Foto: REUTERS/Massimo Pinca
Bahkan dua golnya saat Juventus mengalahkan Parma 2-1 pada Minggu (19/1/2020) memberi catatan ekstra di perjalanan karier Ronaldo. Ia tercatat sebagai pemain Juventus pertama yang mencetak gol dalam tujuh laga Serie A secara beruntun sejak David Trezeguet pada Desember 2005.
ADVERTISEMENT
Hingga pekan ke-20 Serie A 2019/20, Ronaldo masih menjadi topskorer Juventus dengan 16 gol. Mantan penggawa Real Madrid ini juga mengemas dua assist di kompetisi yang sama.
"Kami menyadari bahwa kemenangan hari ini sangat penting. Kami melakoni laga yang berat karena Parma adalah tim yang hebat," ucap Ronaldo.
"Buktinya mereka bisa bangkit di pengujung laga dan benar-benar memaksa kami bertahan dengan dalam. Namun, tetap saja, membantu memenangkan tim dengan mencetak dua gol terasa menyenangkan buat saya," jelas Ronaldo, dikutip dari laman resmi Juventus.
Maurizio Sarri di Mario Rigamonti. Foto: AFP/Marco Bertorello
Maurizio Sarri--pelatih Juventus--adalah orang pertama yang 'menikmati' kualitas Ronaldo sebagai juru gedor utama di timnya. Oke, di satu sisi, keberadaan Ronaldo sebagai pemain bintang juga memberinya masalah. Kualitas sebesar Ronaldo biasanya dibarengi dengan ego yang tak kalah besar.
ADVERTISEMENT
"Saya memiliki pemain kelas dunia yang bisa saja memberi saya masalah suatu waktu. Namun, di sisi lain, pemain yang sama juga bisa menyelesaikan 100 macam masalah di tim. Jadi, saya hanya perlu memperhitungkannya untuk masuk dalam rencana tim dan memahami karakternya," jelas Sarri, dikutip dari Football Italia.
Memiliki Ronaldo yang tetap beringas di depan gawang adalah anugerah bagi Sarri dan timnya. Namun, bukan berarti produktivitas itu menjadi satu-satunya hal yang patut mendapat perhatian Sarri.
Di sisi lain, Juventus masih menemukan kesulitan di sektor gelandang. Rabiot dan Aaron Ramsey bisa diharapkan sebagai gelandang kreatif, tetapi tidak dalam waktu dekat.
Klik yang sempurna belum mereka dapatkan meski disokong oleh Blaise Matuidi dan Miralem Pjanic. Kalau keduanya memang sudah klop, Juventus dapat mengontrol lini tengah yang tentunya berpengaruh besar pada kualitas serangan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kondisi itu membuat gelandang yang lebih defensif dapat menerapkan jebakan pressing di area yang lebih sentral (zone 14 alias tepat di depan kotak lawan -red) sehingga dapat mempercepat aliran bola ke lini pertahanan lawan bahkan ke arah gawang.
Cristiano Ronaldo, juru gedor utama Juventus. Foto: Marco Bertorello / AFP
Memenangi bola di area tersebut selain dapat mempersingkat transisi, dapat membuat lawan tidak punya waktu cukup untuk kembali merebut bola atau membangun pertahanan.
Intinya, kendali di lini tengah diperlukan agar serangan-serangan Juventus jauh lebih ringkas dan efektif. Joseph Lowery dari The Athletic bahkan memprediksi taktik ini bakal menjadi tren di ranah sepak bola sepanjang 2020.
Di sisi lain, serangan seperti itu dapat menjadi alternatif jika bangunan serangan dari area sayap yang biasa digunakan Juventus dan banyak tim buntu. Namun, ya, itu tadi. Juventus mesti memiliki lini tengah yang firmed dan seimbang.
ADVERTISEMENT