Ryan Bertrand: Mungkin Analisis Southgate Kurang Dalam

10 Juni 2018 4:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ryan Bertrand dan Gareth Southgate. (Foto: ADRIAN DENNIS / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ryan Bertrand dan Gareth Southgate. (Foto: ADRIAN DENNIS / AFP)
ADVERTISEMENT
Setiap pemain tentu ingin membela Tim Nasional (Timnas)-nya dalam ajang sebesar Piala Dunia. Maka, ketika tidak masuk dalam skuat Timnas untuk Piala Dunia, seorang pemain biasanya akan kecewa. Tak terkecuali Ryan Bertrand.
ADVERTISEMENT
Bertrand, seperti halnya Leroy Sane yang gagal menembus skuat Jerman untuk Piala Dunia 2018 karena tak jadi pilihan utama Joachim Loew, juga gagal menembus skuat Inggris untuk ajang Piala Dunia 2018. Bertrand gagal bersaing untuk masuk posisi bek sayap kiri.
Di posisi tersebut, pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate, lebih memilih Ashley Young, Danny Rose, dan Fabian Delph sebaga nama yang dia bawa ke Rusia kelak. Sontak, pilihan dari Southgate ini mengecewakan Bertrand, yang sebenarnya main untuk Timnas Inggris dalam enam laga kualifikasi Piala Dunia 2018.
Pada musim 2017/2018, bersama Southampton, Bertrand bermain sebanyak 40 kali di semua ajang. Jumlah ini lebih banyak daripada milik Rose (17 kali di semua ajang bersama Tottenham Hotspur), Delph (29 kali di semua ajang bersama Manchester City), dan Young (39 kali di semua ajang bersama Manchester United).
ADVERTISEMENT
Khusus untuk Young, Southgate mungkin membutuhkan pengalaman serta versatility dari pemain yang kini membela Manchester United tersebut. Namun, keputusan Southgate lebih memilih Delph dan Rose menimbulkan pertanyaan tersendiri dalam pikiran Bertrand.
"Saya bermain di posisi wing-back kiri di lima laga akhir musim. Hal ini sesuai dengan cara Inggris bermain. Saya juga pernah bermain di posisi bek tengah bersama Virgil van Dijk dan Jose Fonte, mencatatkan rekor enam kali clean sheet untuk Southampton," ujar Bertrand, dilansir Independent.
"Saya juga pernah bermain di posisi gelandang kiri dalam partai final Liga Champions bersama Chelsea (musim 2011/12). Mungkin, tidak terpilihnya saya ini adalah kurang dalamnya analisis yang dilakukan pelatih Timnas (Southgate). Saya sulit menerima ini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Gareth Southgate dan tim kepelatihannya. (Foto: AFP/Matthew Mirabelli)
zoom-in-whitePerbesar
Gareth Southgate dan tim kepelatihannya. (Foto: AFP/Matthew Mirabelli)
Melihat ucapan dari Bertrand ini, memang tampak bahwa dia juga memiliki versatility yang tidak kalah dengan Delph maupun Young. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Pilihan dari Southgate ini tidak bisa diubah dan ditarik kembali. Bertrand harus menerima keputusan dari Southgate, dan sekarang dia memiliki satu pekerjaan rumah yang sulit untuk dia lakukan, yaitu memberi tahu ibunya sendiri.
"Ya, itu adalah hal sulit (memberitahu ibu). Dia kecewa. Dia adalah sosok yang selalu mendampingi saya dari pinggir lapangan sejak saya masih kecil. Saat itu, di Minggu pagi yang cerah dan di Kamis malam yang dingin di Gillingham, ibu saya memimpikan saya bermain di Piala Dunia," ungkapnya.