Saat Timnas Irak Pulang ke Rumah

11 Oktober 2019 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Timnas Irak sebelum laga lawan Hong Kong Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Timnas Irak sebelum laga lawan Hong Kong Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
ADVERTISEMENT
Bagaimana rasanya tidak bisa memainkan laga kompetitif di negara sendiri selama bertahun-tahun lamanya? Coba tanya itu ke Timnas Irak.
ADVERTISEMENT
Irak adalah negara yang acap terkena hukuman larangan menggelar partai kandang di negeri sendiri dari FIFA. Sejak 1980, tercatat sudah enam kali FIFA melarang Irak menjadi tuan rumah sebuah pertandingan sepak bola.
Berbagai insiden menjadi sebab di balik pemberlakuan hukuman ini. Namun, alasan utama di balik jarangnya Irak mentas di negeri sendiri adalah karena konflik yang kerap mendera tim berjuluk 'Singa Mesopotamia' tersebut.
Teraktual, pada September 2011, FIFA mencabut izin Irak menggelar laga kompetitif (selevel Piala Asia maupun Pra Piala Dunia) di negeri mereka karena adanya pelanggaran terhadap regulasi keamanan ketika lawan Yordania.
Hukuman ini sempat dicabut pada Maret 2013 dan laga internasional--walau sebatas laga persahabatan--bisa dilaksanakan di Irak. Namun, FIFA kembali menerapkan larangan ini pada Juli 2013 karena situasi Irak mulai kacau.
ADVERTISEMENT
Setelah empat tahun lamanya, FIFA mulai melunak. Pada 2017, FIFA memberikan masa percobaan bagi Irak menggelar laga internasional (tapi bukan laga kompetitif) di tiga kota, yakni Basra, Karbala, dan Erbil.
Atas keberhasilannya menggelar laga di tiga kota itu dalam kurun waktu setahun, pada Maret 2018, FIFA mencabut hukuman bagi Irak. Otoritas sepak bola dunia itu mengizinkan Irak menggelar laga kandang di Basra, Karbala, dan Erbil.
Laga Grup C Pra-Piala Dunia menjadi penanda kembalinya sepak bola kompetitif ke Irak, setelah absen selama bertahun-tahun lamanya.
***
Basra International Stadium tampak penuh. Malam itu, bendera Irak berkibar-kibar di sana. Sesuatu yang tak lazim, memang, karena biasanya stadion ini tidak seramai ini.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa yang membuat stadion ini jadi lautan manusia? Jawabannya adalah Timnas Irak. Ya, stadion ini jadi tempat berlangsungnya laga Pra-Piala Dunia 2022 yang mempertemukan Irak dan Hong Kong.
Biasanya, Irak menjamu tim tamu tidak di negeri mereka. Irak acap menggunakan stadion di Doha (Qatar) maupun Dubai (Uni Emirat Arab) sebagai kandang untuk laga internasional. Situasi keamanan yang lebih baik jadi alasan utama.
Namun, tidak untuk malam ini. Sebanyak kurang lebih 32.340 orang memadati Basra. Mereka ingin menjadi saksi Timnas Irak yang pulang ke rumah. Lagu kebangsaan Irak, Mawtini, bergema di seantero stadion.
Tampak beberapa jajaran orang penting, seperti perwakilan dari AFC, pemerintah Irak, maupun pihak Federasi Sepak Bola Irak (IFA) hadir di Basra. Mereka juga tak mau ketinggalan jadi saksi pulangnya Timnas Irak ini.
ADVERTISEMENT
Beberapa pemain asal Irak yang main di luar negeri, seperti Ali Adnan, Mohanad Ali, maupun Jiloan Hamad tampak diselimuti haru. Mungkin, mereka juga tak menyangka jika akhirnya mereka bisa main di negeri sendiri tanpa dibayangi rasa takut.
Pertandingan pun berjalan. Seolah ada energi yang menyeruak ke dalam sanubari para 'Singa Mesopotamia' di atas lapangan. Pada menit 38, Irak sudah unggul lewat sundulan Ali.
Sempat berjalan tanpa gol, pada menit 79, Irak sukses menggandakan keunggulan lewat Adnan. Pemain Vancouver Whitecaps itu sukses mengeksekusi penalti. Skor 2-0 untuk kemenangan Irak ini bertahan hingga laga usai.
Suporter Irak memadati Basra International Stadium. Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
Basra diselimuti kebahagiaan. Pesta pulangnya Timnas Irak ke rumah ini semakin sempurna berkat kemenangan ini. Sayang, secara posisi, mereka masih berada di bawah Iran yang sudah meraih 6 poin. Irak sendiri baru mengumpulkan 4 poin.
ADVERTISEMENT
***
Malam itu, kemenangan mungkin tak memiliki arti yang terlalu spesial bagi Irak. Yang terpenting, mereka bisa kembali menikmati permainan Timnas Irak di negeri mereka sendiri.
Laga ini juga jadi pertanda, bahwa segala sesuatu tentang Irak bukanlah perkara konflik. Sama seperti ketika 2007 silam saat menjuarai Piala Asia, Irak sukses menunjukkan kepada mata dunia bahwa masih ada yang positif di negara mereka, yakni sepak bola.
Namun, masih ada pekerjaan rumah tersendiri bagi Irak. Pada 14 November mendatang, mereka akan menjamu seteru mereka, Iran, di Basra. Jika gagal jadi tuan rumah yang baik, bukan tidak mungkin mereka akan kembali terusir dari rumah.