Satgas Antimafia soal Pembenahan Wasit: Pelatihan Ulang dan Honor Naik

21 Februari 2019 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Protes keras pemain Mitra Kukar kepada wasit pertandingan Persija melawan Mitra Kukar di Stadion Utama Gelora Bung, Karno, Minggu,(9/12/18). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Protes keras pemain Mitra Kukar kepada wasit pertandingan Persija melawan Mitra Kukar di Stadion Utama Gelora Bung, Karno, Minggu,(9/12/18). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengadil lapangan sepak bola Indonesia jadi sasaran praktik pengaturan skor. Teraktual, dalam program Mata Najwa, Rabu (20/2/2019), perangkat pertandingan termasuk di dalamnya match commisioner, wasit, dan hakim garis diduga jadi dalang perbuatan kotor yang menyederai sportivitas.
ADVERTISEMENT
Imbasnya, Satuan Tugas (Satgas) Anti-Mafia Bola memang telah menetapkan wasit Priyanto, Anik Yuni Artika Sari, Nurul Safarid, dan Mansur Lestaluhu sebagai tersangka. Tak hanya mereka, Satgas juga sudah mengamankan sejumlah nama lewat inisal YL, CH, DS, P, dan MR.
Satgas bentukan Polri ini akan terus mengusut tuntas hingga ke akar. Bukan tanpa sebab, setelah ditelusuri nyatanya justru Komite Wasit PSSI yang ikut 'bermain'. Modusnya, bila wasit tak menurut, maka kerja sama seketika diputus.
Dari hasil penelusuran sejauh ini, Wakil Satgas Antimafia Bola, Krishna Murti, memberikan pandangannya. Dia melihat pentingnya perombakan besar-besaran di jajaran Komite Wasit.
"Pertama latih ulang wasit-wasit se-Indonesia dan kedua berikan pula honor yang pantas kepada perangkat pertandingan," ujar Krisna.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Dwi Irianto. Foto: Arfiansyah Panji/ kumparan
Sementara di program Mata Najwa, Dwi Irianto alias Mbah Putih tak menampik bahwa dirinya menjembatani sejumlah klub Liga 2 untuk mengajak perangkat pertandingan bekerja sama. Bila mulus mengatur satu klub untuk bisa kalah atau menang, maka akan ada sejumlah imbalan dengan harga yang sudah sesuai dengan standar yang telah disepakati.
Sebelum bersepakat, Mbah Putih punya ritual agar wasit bisa diajak kerja sama. Selepas adanya match coordination meeting (MCM) yang digelar sehari sebelum pertandingan, para wasit diajak makan malam, dijamu, dan diberikan fasilitas agar betah.
Bila ditarik kesimpulan, minimnya honor yang diterima oleh perangkat pertandingan boleh jadi alasan di balik mereka menerima suap. Alih-alih profesional dalam menjalankan tugas, mereka seakan dibuat buta karena uang.
ADVERTISEMENT
"Ke depan jangan lagi kesempatan tuan rumah bertemu wasit dan perangkat pertandingan. Caranya, ya, dengan memberikan pengawalan ketat kepada wasit serta memberikan uang untuk transportasi dan hotel," ucap Krishna.
Pemain Persib protes kepada wasit Shaun Evans Foto: PT LIB
"Lalu sebelum pertandingan digelar, ada baiknya siapa wasit yang memimpin disampaikan kepada publik," lanjut pria 49 tahun ini.
Terakhir Krisna juga mengimbau agar pemilik klub jangan rangkap jabatan sebagai pengurus PSSI. Malahan, secara gamblang Brigadir Jenderal Polisi ini meminta petinggi klub agar mengurus klub, jangan ikut dalam roda organisasi federasi.
kumparanBOLA coba menelisik pada salah satu anggota Komite Wasit untuk meminta keterangan. Akan tetapi, meski pesan singkat kami kirimkan dan beberapa kali upaya lewat sambungan telepon, mereka tak merespons.
ADVERTISEMENT