Sebutuh Apa, sih, Manchester United akan Jadon Sancho?

Jadon Sancho digoda gabung Man United. Foto: AFP/Ina Fassbender

Betul bahwa Manchester United sudah punya Bruno Fernandes sebagai nyawa serangan anyar tim. Kreativitasnya sukses meng-cover ketiadaan Paul Pogba sebagai motor tunggal serangan United dalam tiga musim ke belakang. Sembilan kali Bruno tampil, sembilan kali pula 'Iblis Merah' tak pernah kalah.

Namun, tentu saja, Bruno saja tak cukup buat United. Bulan lalu Ole Gunnar Solskjaer mengutarakan keinginannya untuk mendatangkan personel baru.

"Kami benar-benar merindukan pemain dengan kemampuan box-opener seperti Bruno. Setelah dia, sekarang kami masih memerlukan beberapa pemain untuk bisa menjadi skuat yang kuat," kata Solskjaer, dilansir Goal.

Bruno Fernandes kreator serangan baru Manchester United. Foto: Jason Cairnduff/REUTERS

Lantas, siapa pemain yang dimaksud? Siapa lagi kalau bukan Jadon Sancho. Ketertarikan Solskjaer kepada pemain berusia 20 tahun itu sudah tersebar ke mana-mana.

Hal itu diperkuat dengan aksi Marcus Rashford kemarin lusa. Di sela-sela kampanye amal wabah virus corona, dia mengajak Sancho untuk bergabung ke United.

Urgensi United akan Sancho bisa dibilang besar. Mereka masih membutuhkan personel imajinatif yang mampu mendongkrak serangan.

Menyitat WhoScored, Pogba dan Bruno menjadi yang tertinggi soal produksi umpan kunci di angka 2,3 dan 2,3 per laga. Jumlah itu jauh meninggalkan Fred di peringkat kedua dengan 1,4 dan hmmm.. Andreas Pereira. Ya, dua pemain yang ngepos di departemen sentral.

Di sisi lain, angka itu merepresentasikan betapa minimnya kontribusi dari para winger United. Padahal, Solskjaer intens mengaplikasi pakem 4-2-3-1. Dengan kata lain dia membutuhkan kontribusi dua winger untuk menyokong serangan.

Jesse Lingard misalnya, masih nihil gol dan assist di Premier League. Oke, Juan Mata serta Daniel James memang tak buruk-buruk amat.

Daniel James saat merayakan gol ke gawang Southampton. Foto: Reuters/John Sibley

Mata adalah kreator serangan ulung selain Pogba dan Bruno. Namun, perlu diingat juga kalau dia tak lagi muda. Eks Valencia itu sudah menginjak 31 tahun.

Sementara James, bisa menjadi senjata ampuh untuk mengakomodir serangan balik. Torehan assist-nya di Premier League mencapai angka 6, tertinggi di United.

Di sisi lain, James bukanlah winger yang jago dalam proses build-up serangan. Rata-rata umpannya cuma menyentuh 23,7 per laga. Pun demikian dengan keypass yang hanya mencapai 0,9 bila dirata-rata per laga.

Jadi cukup logis kalau Solskjaer memaksimalkan Fred sebagai alternatif Bruno, bukan kepada para winger-nya. Karena, ya, United tak punya kreator serangan dari sisi sayap.

Nah, Sancho bisa melengkapi kebutuhan itu. Jebolan akademi Manchester City itu adalah winger modern: Kreatif dan juga tajam.

Jadon Sancho, penyerang andalan Borussia Dortmund. Foto: INA FASSBENDER / AFP

Secara karakteristik, Sancho adalah winger yang Mahir melakukan penetrasi dan menciptakan ruang serta peluang dari sisi tepi. Itu dibalut dengan insting mencetak gol yang mumpuni. Mirip-mirip dengan Raheem Sterling atau bahkan lebih jago lagi malah.

Sancho sukses mengemas 12 gol dan 14 assist buat Borussia Dortmund di Bundesliga periode lalu. Ketajamannya masih bertahan di musim ini, lho. Toleh saja torehan 14 gol dan 15 assist dibuatnya di Bundesliga 2019/20.

See? Cukup membuktikan bahwa Sancho adalah kreator dan pencetak gol ulung. Figur ideal untuk memperbaiki divisi sayap United.

Oh, ya, jangan lupa kalau Jadon Sancho adalah game changer terbaik Eropa saat ini. Sudah sembilan kali da mencetak gol dan assist sekaligus dalam satu pertandingan.

FYI, itu jadi yang tertinggi di lima liga top Eropa. Sancho unggul jauh dari Ciro Immobile, Serge Gnabry, Karim Benzema, Luis Suarez, Neymar, dan Kevin De Bruyne.

****

kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!

***

Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.