news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sejumlah Alasan Mengapa Alphonso Davies Penting untuk Bayern Muenchen

21 April 2020 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Alphonso Davies saat Bayern Muenchen melawan Chelsea. Foto: Eddie Keogh/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Alphonso Davies saat Bayern Muenchen melawan Chelsea. Foto: Eddie Keogh/REUTERS
ADVERTISEMENT
Alphonso Davies tersenyum riang. Senin (20/4/2020), sosok berkebangsaan Kanada ini diganjar perpanjangan kontrak baru hingga 2025 mendatang oleh Bayern Muenchen.
ADVERTISEMENT
Tentu bukan karena kepiawaiannya memparodikan serial komedi Brooklyn Nine-Nine lewat media sosial Tiktok. Kontrak baru tersebut Davies dapat karena apa yang dia tunjukkan di seluruh kompetisi sepanjang musim ini.
Total 33 pertandingan dia lakoni bersama Die Roten. Dari situ, Davies tampil impresif dengan mencatatkan 1 gol dan 6 assist serta rata-rata 2,5 tekel sukses, 1,3 intersep, satu sapuan, dan 0,7 blok pada tiap pertandingan.
Segala catatan impresif itu bermula dari perubahan peran Davies di Bayern: Dari penyerang sayap menjadi full-back kiri. Opsi ini sendiri muncul karena Bayern mengalami krisis pemain belakang pada Oktober lalu.
Alphonso Davies, pemain Bayern Muenchen. Foto: REUTERS/Leon Kuegeler
Pertama-tama Niklas Suele. Kemudian para pemain lain seperti Lucas Hernandez dan Javi Martinez ikut menyusul. Praktis, Bayern cuma punya Jerome Boateng yang posisi aslinya adalah seorang bek tengah.
ADVERTISEMENT
Ada satu lagi, sih, Benjamin Pavard, tetapi sejak awal dia dipatenkan sebagai bek kanan karena Josua Kimmich ditugaskan di pos gelandang. Bayern lantas menyulap David Alaba untuk menjadi tandem Boateng.
Di sini, Davies kebagian area yang ditinggalkan Alaba. Namun, puja-puji tak lantas begitu saja mendatangi dirinya setelah perubahan tersebut terjadi. Sebagai full-back, mula-mula dia dikenal gagap bertahan.
Suatu kali dia tampak menekel 'angin'. Kali lain, Davies telat mundur ke belakang. Dia juga cukup sering kehilangan bola di area pertahanan sendiri. Laga kontra Eintracht Frankfurt yang skor akhirnya 1-5 jadi bukti performa buruknya.
Akan tetapi, pada akhirnya dia bertransformasi menjadi full-back menjanjikan saat ini. Ada beberapa faktor yang memengaruhi hal tersebut, dan masuknya Hansi Flick sebagai pengganti Niko Kovac di kursi kepelatihan jadi pemicunya.
Hansi Flick memimpin Bayern Muenchen di laga melawan Chelsea. Foto: Reuters/Matthew Childs
Flick juga menerapkan skema 4-2-3-1 seperti Kovac, tetapi dia jauh lebih fleksibel. Misalnya terkait bek kanan yang akan menjadi satu dari tiga bek tengah kala menyerang, sedangkan bek kiri merangsek ke depan menjadi penyerang tambahan, atau sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Tidak heran jika Davies terbilang sering berada di lini depan Bayern. Namun, saat lawan menyerang balik, tiba-tiba saja dia sudah kembali ke lini pertahanan. Semua itu terjadi karena Davies punya kecepatan luar biasa.
Kingsley Coman bahkan menyebut Davies sebagai pemain tercepat yang ada di Bayern saat ini. "Kami melakukan tes di Bayern, dan dia yang paling cepat. Dalam slalom, saya unggul, tetapi dalam garis lurus dia lebih cepat," kata sayap Bayern ini.
Kebetulan, kecepatan adalah sesuatu yang tak dimiliki lini pertahanan Bayern dalam beberapa musim terakhir. Perkara inilah yang membuat mereka begitu rentan tiap kali menghadapi serangan balik, utamanya di Liga Champions.
Aksi Alphonso Davies di laga lawan Olympiacos. Foto: REUTERS/Michael Dalder
Musim lalu, Kovac berulang kali mengungkit-ungkit masalah tersebut. Dia bahkan menyasar pemain tertentu, salah satunya Mats Hummels, yang sampai membuat hubungan mereka retak hingga akhirnya Hummels hengkang.
ADVERTISEMENT
Secara tidak sengaja Davies hadir menutupi masalah itu. Terlebih, dia tak cuma cepat. Kelebihan ini diiringi pula dengan fisiknya yang kukuh, agresivitas bermain yang tinggi, serta kemampuan teknis kala bertahan mau pun menyerang kelas satu.
Rentetan kemampuan Davies itu salah satunya tergambar tatkala Bayern menghajar Chelsea dengan skor 3-0 di leg pertama 16 besar Liga Champions. Pada laga ini Davies berperan pada satu dari tiga gol Die Bavarian.
Usai bekerja sama dengan Philippe Coutinho di sisi kiri, dengan cepat Davies berlari meski ada dua pemain sekaligus yang menghadang. Dia lantas mengakhirinya lewat crossing yang disambut nyaman oleh Robert Lewandowski.
Davies seolah-oleh hendak menggambarkan pencapaian kariernya di Bayern sejauh ini lewat proses gol tersebut: Penuh rintangan, tetapi tetap mampu melaju kencang hingga berhasil mencapai tujuan.
ADVERTISEMENT
Davies baru berusia 19 tahun, dan dia belum akan berhenti berlari.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.