Soal Selebrasi Kontroversial, Diego Simeone Minta Maaf

21 Februari 2019 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diego Simeone memberikan instruksi. Foto: REUTERS/Susana Vera
zoom-in-whitePerbesar
Diego Simeone memberikan instruksi. Foto: REUTERS/Susana Vera
ADVERTISEMENT
Gara-gara selebrasinya menuai kontroversi, Diego Simeone melayangkan permintaan maaf. Wajar kalau Simeone senang, pasalnya Atletico Madrid sukses meraih kemenangan 2-0 atas Juventus pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Wanda Metropolitano, Kamis (21/2/2019) dini hari WIB. Masalahnya, yah... Luapan kegembiraannya itu dinilai sedikit tidak pantas.
ADVERTISEMENT
Selebrasi yang dimaksud tepatnya terjadi ketika pada menit ke-78. Usai Jose Maria Gimenez mencetak gol pertama Atletico pada laga ini, kegembiraan meluap-luap diperlihatkan Simeone. Tak mengherankan, karena laga ini sempat berjalan begitu sukar bagi Los Rojiblancos.
Sebelum gol Gimenez -- yang merupakan gol pertama pada laga ini, Atletico hanya menguasai bola sebanyak 34%. Dengan penguasaan bola minim, mereka hanya melesakkan 7 tembakan – sebagai perbandingan, Juventus telah melancarkan 11 tembakan. Derita itu ditambah gol Alvaro Morata dianulir wasit usai melihat VAR.
Gol tersebut dipandang Simeone sebagai pelepas penderitaan Atletico pada laga ini, sehingga dia pun berpikir perlu cara tak biasa untuk merayakannya. Simeone meninggalkan kursinya dan berteriak, lalu memutar tubuhnya sambil memegang daerah selangkangannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Tindakan ini sendiri menuai kontroversi, karena pelatih kelahiran Buenos Aires itu dianggap tidak menghargai lawan. Dalam pernyataan maafnya, Simeone mengatakan anggapan miring tersebut tak benar. Malah, selebrasi pelatih berusia 48 tahun itu ditujukan untuk timnya sendiri.
Lantas, apakah hal tersebut wujud penghinaan bagi Atletico? Ya, tentu tidak, dong. Simeone mengatakan bahwa itulah gestureya kepada fans untuk menunjukkan timnya punya cojones. Cojones secara harfiah berarti testikel, tapi juga bisa dikiaskan sebagai "memiliki keberanian".
“Saya paham itu bukanlah gestur yang elok, tapi saya merasa perlu melakukannya. Laga itu berjalan sukar, dan kami berjuang sangat keras. Sementara, Diego Costa terus saja berusaha meski tubuhnya tak 100% bugar,” kata Simeone kepada Sky Sports Italia.
ADVERTISEMENT
“Saya perlu menunjukkan apa yang saya rasa. Saya minta maaf jika ada yang merasa tersinggung, tapi saya melakukannya dari hati,” lanjutnya.
Berbicara soal selebrasi cojones-nya itu, Simeone tak kali ini saja melakukannya. Ketika masih menjadi pemain dan memperkuat Bologna dan Lazio, Simeone sering melakukan selebrasi serupa. Seperti ketika menjadi pelatih, sebagai pemain pun Simoene dikenal sebagai pemain dengan watak keras.