news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Status Tuan Rumah Piala Afrika 2019 Milik Kamerun Dicabut

1 Desember 2018 3:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Timnas Kamerun di Piala Konfederasi 2017. (Foto: AFP/Yuri Cortez)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Timnas Kamerun di Piala Konfederasi 2017. (Foto: AFP/Yuri Cortez)
ADVERTISEMENT
Bukan Piala Afrika namanya kalau tidak mengalami pergantian tuan rumah sebelum hajatan digelar. Untuk edisi 2019 mendatang, seharusnya Kamerun mendapat jatah sebagai tuan rumah. Akan tetapi, dalam pernyataan resmi yang dirilis Jumat (30/11/2018) waktu setempat, Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) mengatakan bahwa status tuan rumah Kamerun telah dicabut.
ADVERTISEMENT
Keputusan CAF itu diambil menyusul pertemuan komite eksekutifnya di Accra, ibu kota Ghana. Secara resmi, CAF masih membuka pendaftaran calon tuan rumah baru sampai akhir Desember 2018 nanti, tetapi saat ini Maroko yang beberapa waktu lalu mengajukan diri jadi tuan rumah Piala Dunia 2026 sudah difavoritkan untuk jadi pengganti Kamerun.
Piala Afrika 2019 adalah Piala Afrika pertama yang digelar pada pertengahan tahun. Sebelumnya, turnamen dwitahunan ini memang selalu dilangsungkan pada awal tahun. Namun, pertentangan antara klub dan negara terus meruncing akibat jadwal yang tak mengenakkan ini sehingga jadwal turnamen pun akhirnya digeser.
Sejak Juli tahun lalu, kapabilitas Kamerun sudah dipertanyakan oleh CAF. Badan tertinggi sepak bola Afrika itu sudah menilai bahwa Kamerun tidak akan bisa menyediakan fasilitas kelas dunia untuk gelaran Piala Afrika, terlebih setelah adanya kebijakan menambah jumlah peserta dari 16 menjadi 24 negara.
ADVERTISEMENT
Maroko ketika itu sudah langsung menyatakan kesiapannya. Dari sana, spekulasi terus bermunculan soal apakah turnamen bakal digelar di Kamerun atau tidak. CAF pun secara rutin telah mengirimkan tim inspeksi untuk mengecek kesiapan negara Afrika barat tersebut.
Harapan bagi Kamerun sempat membesar ketika pada Oktober lalu presiden CAF, Ahmad, berkunjung ke sana. Dalam kunjungan tersebut, Ahmad bersua dengan presiden Kamerun, Paul Biya. Ahmad kala itu berkata bahwa organisasi pimpinannya tidak memiliki rencana cadangan dan tidak pernah mempertimbangkan untuk mencopot status tuan rumah dari Kamerun.
Akan tetapi, pekan lalu Ahmad mengkritik ketidakmampuan Kamerun untuk mengurus federasi sepak bolanya dengan baik. Perlu diketahui, Federasi Sepak Bola Kamerun (Fecafoot) masih belum bisa menyusun statuta serta memilih pemimpin baru usai diambil alih oleh komite normalisasi CAF.
ADVERTISEMENT
Timnas Kamerun sebelum laga persahabatan menghadapi Brasil. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Kamerun sebelum laga persahabatan menghadapi Brasil. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
Selain karena inkompetensi di tubuh Fecafoot, CAF juga mempertimbangkan meningkatnya kekerasan di wilayah barat daya dan barat laut Kamerun sebagai faktor lain. Di dua wilayah tersebut, pemerintah Kamerun belum bisa mengatasi pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok separatis penutur bahasa Inggris.
Kebetulan, dua kota tuan rumah, Limbe dan Bafoussam, termasuk dalam dua wilayah tersebut. Dalam pernyataannya yang dilansir Associated Press, kelompok separatis di wilayah tadi sempat memberi ancaman kepada calon peserta Piala Afrika tahun depan. Baik pemain, ofisial, maupun suporter, kata mereka, tidak akan luput dari kekerasan.
Adapun, pencopotan Kamerun sebagai tuan rumah ini merupakan yang keempat secara beruntun terjadi di Afrika. Pada 2013, Libya seharusnya menjadi tuan rumah, tetapi situasi keamanan membuat turnamen dipindah ke Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Berikutnya pada 2015, wabah Ebola yang saat itu melanda Afrika membuat calon tuan rumah Maroko menolak untuk jadi tuan rumah. Gelaran pun lantas dipinah ke Guinea Khatulistiwa. Terakhir, pada 2017, Afrika Selatan awalnya ditunjuk menjadi tuan rumah, tetapi kemudian menyerahkan jatah itu ke Libya yang ternyata juga tidak mampu. Akhirnya, turnamen pun dihelat di Gabon.