Suporter Australia Dilarang Beli Tiket Piala Dunia karena Bawa Atribut LGBT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Imbas peristiwa tersebut, suporter Australia itu pun kesal tak bisa menyaksikan tim nasionalnya berlaga. Ia pun sejak itu tak berani lagi membawa atributnya ke dalam sebuah pertandingan.
"Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak bisa masuk setelah melihat-lihat tas saya. Saya belum [berani] mengeluarkannya di pertandingan atau apa pun setelah pengalaman itu," ungkap suporter Australia yang tak ingin diungkap identitasnya kepada Wide World of Sports.
"Saya sangat menyesal datang, tapi saya datang untuk sepak bola," sebutnya.
Qatar memang secara tegas melarang homoseksualitas. Bahkan siapa pun yang melakukannya bisa terancam sanksi berat di sana. Isu ini hingga kini masih menjadi perdebatan menimbang Qatar adalah tuan rumah Piala Dunia 2022.
ADVERTISEMENT
Fan Socceroos sebetulnya bukan pertama mendapatkan larangan serupa. Pasalnya, eks kapten Timnas Wanita Wales, Laura McAllisterr, juga pernah mendapat perlakuan itu dari petugas kala mengenakan topi LGBT pada pertandingan Amerika Serikat vs Wales, Selasa (22/11) lalu.
Pada Senin (21/11), reporter asal Amerika Serikat, Grant Wahl, juga sempat dilarang masuk Stadion Ahmad Bin Ali, di Kota Al-Rayyan karena memakai kaus gambar bola yang bersimbol LGBT.
Kendati demikian, baru-baru ini FIFA dikabarkan telah mengizinkan atribut LGBT masuk ke stadion di Piala Dunia 2022. Diwartakan Independent, Kamis (24/11), Komite Operasi Keselamatan dan Keamanan Piala Dunia 2022 telah menjamin barang suporter tak akan disita lagi.
"FIFA tidak akan melarang lagi bendera pelangi di stadion untuk pertandingan Piala Dunia putaran berikutnya, dan Qatar kini telah memberikan jaminan kepada badan pengatur tentang masalah tersebut setelah serangkaian insiden yang memuncak terkait kapten dari tujuh federasi UEFA tidak mengenakan ban kapten OneLove," bunyi laporan tersebut.
ADVERTISEMENT