CVR, Newcastle United

Takeover Newcastle United oleh Arab Saudi Terancam Batal Akibat Kasus Pembajakan

27 Mei 2020 14:08 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emblem Newcastle United di St James' Park. Foto: AFP/Lindsey Parnaby
zoom-in-whitePerbesar
Emblem Newcastle United di St James' Park. Foto: AFP/Lindsey Parnaby
ADVERTISEMENT
Takeover Newcastle United oleh konglomerasi yang dibiayai Kerajaan Arab Saudi terancam batal. Kasus pembajakan hak siar oleh Kerajaan Arab Saudi menjadi penyebab utamanya.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Arab Saudi lewat Saudi Arabia’s Public Investment Fund (PIF) memang dikabarkan menjadi investor utama dalam takeover Newcastle.
PIF—dipimpin oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS)—menyediakan 80% dari sekitar 300 juta poundsterling yang dibutuhkan untuk mengakuisisi Newcastle dari tangan Mike Ashley.
Nah, yang menjadi masalah, Kerajaan Arab Saudi diduga berada di balik situs penyedia tayangan sepak bola ilegal bernama beoutQ. Perkara tersebut saat ini tengah diinvestigasi oleh World Trade Organization (WTO).
Muhammad bin Salman. Foto: AFP/NICOLAS ASFOURI
WTO disinyalir bakal membeberkan investigasi mereka pada pertengahan Juni 2020. Namun, menurut laporan The Guardian, sudah terbukti bahwa Kerajaan Arab Saudi benar-benar berada di balik eksistensi beoutQ.
Masalahnya tak berhenti sampai di situ. Premier League kabarnya telah menerima laporan dari WTO pada Mei 2020 dan memutuskan untuk memperkarakan Arab Saudi lewat jalur hukum.
ADVERTISEMENT
Premier League, bersama FIFA, UEFA, La Liga, dan beberapa operator liga top Eropa lainnya pada Juli 2019 sudah mengumumkan secara terbuka bahwa mereka akan memperkarakan Arab Saudi perihal beoutQ.
Pengumuman terbuka ini dibuat setelah tak adanya firma hukum Arab Saudi yang ingin bekerja sama dengan Premier League dkk.
Bola resmi Premier League 2019/20. Foto: Reuters/Lee Smith
Arab Saudi, tentu saja, sempat membantah keterlibatan mereka soal berdirinya beoutQ. Mereka menyatakan bahwa beoutQ didirikan di Kuba dan Kolombia.
Sial buat mereka, investigasi menunjukkan bahwa tayangan di beoutQ disalurkan lewat satelit bernama Arabsat, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh kerajaan Arab Saudi dan berbasis di sana.
beoutQ sendiri memang muncul pada 2017, ketika Arab Saudi menyatakan boikot ekonomi terhadap Qatar. Ingat, Qatar menjadi basis dari beIN Media Group, pemegang hak siar dari segelintir liga top Eropa. Nah, kemunculan beoutQ dianggap sebagai cara Arab Saudi untuk ‘menyerang’ Qatar.
ADVERTISEMENT
Menurut The Guardian, Arabsat kini tak lagi menyalurkan siaran beoutQ. Namun, beoutQ masih eksis dan masih menyiarkan berbagai tayangan sepak bola, tentunya secara ilegal. Dari situ, Arab Saudi dicurigai masih menjalankan beoutQ.
Buktinya, pada Januari 2020, Arab Saudi masuk ke dalam daftar laporan hukum Komisi Eropa karena dianggap gagal menutup beoutQ. Pemerintah Amerika Serikat juga masih memasukkan beoutQ ke daftar hitam mereka.
Lantas, apa dampaknya buat takeover Newcastle United?
Begini, konglomerasi yang akan melakukan pembelian terhadap klub Premier League mesti melewati tes yang diselenggarakan oleh pemilik-pemilik dan direktur klub Premier League lainnya.
Nah, kasus beoutQ ini kemungkinan besar bakal menjegal konglomerasi yang akan membeli Newcastle—PIF, PCP Capital Partners yang dipimpin oleh Amanda Staveley, serta David dan Simon Reuben bersaudara—di tes tersebut.
ADVERTISEMENT
Patung Sir Bobby Robson bersanding dengan logo Newcastle United di St. James' Park. Foto: Reuters/Lee Smith
Pembajakan bukanlah perkara yang ringan. Pembajakan hak siar bisa membuat klub-klub yang terlibat juga ikut merugi. Kerugian tersebut tentu akan dipertimbangkan oleh pemilik dan direktur klub-klub dalam tes tersebut.
Sebelumnya, Presiden La Liga, Javier Tebas, juga sudah mengingatkan Premier League akan kerusakan yang disebabkan beoutQ. Tebas meminta Premier League untuk berpikir dua kali sebelum memberikan lampu hijau terhadap takeover Newcastle.
Takeover Newcastle sendiri memang mengundang berbagai penolakan. Sebelumnya, Amnesty International meminta Premier League untuk membatalkan takeover Newcastle karena pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi, utamanya MbS.
Permintaan untuk veto juga datang dari Hatice Cengiz. Ya, Cengiz adalah tunangan dari Jamal Khashoggi, jurnalis yang kabarnya dibunuh secara sadis oleh orang-orang suruhan MbS di Turki.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, sampai saat ini, belum ada kabar lebih lanjut menyoal takeover Newcastle United. Pihak Premier League menolak untuk memberikan keterangan menyoal temuan The Guardian tentang beoutQ dan pembajakan ini.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.
------
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten