Tembok 'Garuda Muda' yang Perlahan Kokoh

30 Mei 2018 15:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Indonesia vs Bahrain. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Indonesia vs Bahrain. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kesalahan demi kesalahan menyoal build-up serangan kerap dilakukan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23 dalam ajang PSSI Anniversary Cup 2018 lalu. Namun, masih ada satu aspek positif dari penampilan Hansamu Yama dan kolega: pertahanan kokoh.
ADVERTISEMENT
Timnas U-23 sendiri menjalani tiga laga pada gelaran tersebut --melawan Bahrain, Korea Utara, dan Uzbekistan-- dengan kurang maksimal. Selama periode itu, mereka menelan satu kekalahan dan dua laga sisanya berakhir seri.
Perkaranya, Timnas U-23 tidak bisa menuntaskan serangan dengan baik. kumparanBOLA sempat membahas dengan detail mengenai kegagalan pasukan Luis Milla Aspas itu dalam urusan mencetak gol. Setidaknya, ada tiga poin besar yang memicunya.
Pertama, distribusi bola Timnas U-23 intens ke sisi kiri yang ditempati oleh Febri Hariyadi. Kedua, tidak adanya penembak jitu di lini depan. Terakhir, pemain kerap mengambil keputusan yang salah. Ketika menembak merupakan pilihan terbaik, mereka malah mengirimkan umpan silang atau sebaliknya.
Tiga poin itu mesti diperhatikan Milla sebelum melakoni dua uji tanding melawan Timnas Thailand U-23. Laga digelar dua kali, yakni di Stadion PTIK, Kamis (31/5/2018) dan di Stadion Pakansari, Minggu (3/6) mendatang.
ADVERTISEMENT
Dalam ajang yang diadakan untuk merayakan ulang tahun Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang ke-88 itu, lini belakang Timnas U-23 mendapatkan sorotan positif. Pasalnya, Timnas U-23 cuma kemasukan satu kali saja. Satu catatan yang bisa menggambarkan bagaimana lini pertahanan Timnas U-23 sudah lebih baik ketimbang sebelumnya.
Gol tersebut terjadi dalam laga melawan Bahrain. Keputusan Milla menerapkan pressing yang terlalu menjadi pangkalnya.
Hal ini terlihat dari garis pertahanan Timnas U-23 yang tinggi. Pemain belakang diinstruksikan untuk memutus serangan lawan sejak tengah lapangan. Alhasil, ada ruang kosong di depan kotak penalti yang dieksploitasi.
Bahrain dengan jeli melihat hal itu sebagai peluang. Mereka cukup menyodorkan umpan panjang dan sudah bisa memberikan kesulitan yang berarti bagi Hansamu Yama Pranata dan kolega.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, tidak ada lagi garis pertahanan tinggi dan gol yang bersarang ke gawang Timnas U-23. Lalu, yang jadi pertanyaan: apa yang membuat lini pertahanan Timnas U-23 menjadi kokoh?
Jawaban pertama terletak pada keberadaan Andritany Ardhiyasa di bawah mistar gawang. Kiper milik Persija Jakarta itu punya refleks yang apik dan jangkauan bola yang jauh untuk menahan bola. Dua atribut itu yang membuat Bagol --sapaan akrab Andritany-- melakukan banyak penyelamatan krusial.
Timnas Indonesia vs Bahrain. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Indonesia vs Bahrain. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Dia juga tahu kapan harus keluar sarang untuk mengantisipasi umpan silang atas atau bawah. Singkatnya, Andritany selalu mengambil keputusan yang tepat.
Persoalannya, Andritany harus menepi dalam jangka waktu yang lama karena cedera retak tulang penyangga mata. Dia juga diragukan bisa turun dalam ajang Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Namun, melihat nama-nama penjaga gawang yang dipanggil untuk memainkan dua uji tanding lawan Thailand, Milla tampaknya tidak usah risau. Masih ada Awan Setho yang siap menjadi penggantinya.
Pemain berusia 21 tahun itu punya refleks yang tidak kalah apik dari Andritany. Status sebagai kiper utama Bhayangkara FC membuat Awan memiliki menit bermain yang bagus. Tidak heran bila Awan semakin matang dalam bermain.
Hal tersebut dapat dilihat dari penempatan posisi. Awan tahu kapan harus bergerak ke kanan, kiri, atau, diam di titik tengah sebelum mengantisipasi bola yang meluncur tepat ke arah gawang.
Disitat situs resmi Liga 1, Awan menjadi penjaga gawang yang paling banyak melakukan penyelamatan sampai pekan ke-11 bergulir. Total 31 penyelamatan yang telah dilakukan mantan kiper Timnas U-19 itu.
ADVERTISEMENT
Awan Setho Raharjo, kiper Bhayangkara FC. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Awan Setho Raharjo, kiper Bhayangkara FC. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Jawaban kedua berada pada komposisi pertahanan yang oke dan koordinasi yang semakin baik. Milla selalu memasang Hansamu, Bagas Adi, Rezaldi Hehanusa, dan I Putu Gede di lini belakang.
Keempat pemain tersebut dinilai mampu menunaikan tugasnya dengan cukup baik. Dua bek sayap sudah tahu waktu yang tepat untuk masuk ke teritorial lawan atau diam di pos guna menjaga kedalaman. Sementara itu, dua bek tengah punya kemampuan yang baik dalam membaca permainan.
Dengan postur yang menjulang, Hansamu dan Bagas sama-sama piawai dalam melakukan duel udara. Selain itu, dua pemain ini punya keahlian dalam melakukan tekel. Atribut-atribut itu menjadi salah satu faktor dari tangguhnya lini belakang Timnas U-23.
Namun, ada sedikit persoalan. Bagas beberapa kali mengambil keputusan yang kurang tepat. Dia terkadang dalam posisi yang salah ketika mengantisipasi serangan lawan. Satu-satunya gol yang bersarang ke gawang Timnas U-23 menjadi bukti.
ADVERTISEMENT
Maka itu, keputusan Milla memanggil Victor Igbonefo merupakan langkah yang tepat. Bek Persib Bandung tersebut memiliki segudang pengalaman yang amat berharga untuk Timnas U-23. Dia pernah menjadi memperkuat Timnas Indonesia dalam ajang Asian Games 2014 di Incheon.
Starting XI Timnas U-23 (Foto: Basith S/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Starting XI Timnas U-23 (Foto: Basith S/Kumparan)
Igbonefo pun sempat malang melintang di kompetisi Thailand. Chiangrai United, Osotspa, Navy FC, dan Nakhon Ratchasima Mazda FC pernah menggunakan jasa pemain naturalisasi asal Nigeria ini.
Nah, pengalaman-pengalaman itulah yang akan sangat berharga bagi Timnas U-23, khususnya Hansamu yang kemungkinan besar akan menjadi rekannya di lini belakang.
Tidak ada salahnya 'kan mengambil satu kesimpulan bahwa lini pertahanan Timnas U-23 akan lebih kokoh ketika menjamu Thailand U-23 nanti. Toh, Timnas U-23 sudah bisa meredam terkaman tim-tim besar macam Korea Utara dan Uzbekistan.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, jangan lupakan pula peran dari para gelandang. Determinasi tinggi Hargianto dalam mematahkan setiap serangan lawan serta ketenangan Zulfiandi dalam mengantisipasi pergerakan lawan menjadi faktor pendukung lain perihal mulai kokohnya tembok 'Garuda Muda'.