Tendang Perut di Liga 1: Ricky Kambuaya Dikartu Merah, Rifad Marasabessy Lolos

18 Januari 2022 23:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Persebaya Surabaya, Ricky Kambuaya. Foto: Instagram/@richardo_r17
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Persebaya Surabaya, Ricky Kambuaya. Foto: Instagram/@richardo_r17
ADVERTISEMENT
Ada insiden tendang perut pada dua laga berbeda dalam pekan ke-20 Liga 1 2021/22 di Bali. Ini melibatkan Ricky Kambuaya yang membela Persebaya saat melawan Bhayangkara FC dan Rifad Marasabessy yang memperkuat Borneo FC ketika menghadapi Persib.
ADVERTISEMENT
Ricky dan Rifad mengalami nasib berbeda. Ricky diganjar kartu, sedangkan Rifad tidak.
Insiden Rifad terjadi pada babak pertama. Ardi dan Rifad sedang berebut bola di sisi tepi lapangan. Ardi lalu terjatuh, wasit meniup peluit, Ardi memegang bola dengan tangannya usai wasit telah meniup peluit tanda pelanggaran. Walaupun, momen antara Ardi jatuh lalu memegang bola cukup tipis dengan momen sebelum wasit meniup peluit.
Terlepas dari itu, Rifad masih meneruskan gerakannya. Alhasil, kakinya tampak menendang bagian perut Ardi. Situasi sempat tegang, tetapi wasit tak memberi kartu apa pun ke Rifad.
Sementara, insiden Ricky terjadi pada menit akhir jelang bubar laga Bhayangkara FC vs Persebaya. Pada menit 90+3, Ricky melanggar Awan Setho.
ADVERTISEMENT
Ricky diganjar kartu kartu kuning kedua (yang pertama pada menit 77), lalu kartu merah oleh wasit karena menendang perut Awan saat berusaha merebut bola di kotak penalti Bhayangkara FC. Video insiden Ricky bisa dicek di sini.
Nasib Ricky Kambuaya dan Rifad Marasabessy boleh saja berbeda di lapangan. Namun, keduanya bisa saja mendapat hukuman lagi dari Komdis PSSI.
Kasus pemain tendang perut mirip seperti kasus Elisa Basna di Liga 1 2019. Saat membela Persebaya, ia kedapatan secara sengaja menginjak perut pemain PSIS Semarang, Fredyan Wahyu, ketika kedua tim bertemu di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada 30 Mei 2019.
Meski demikian, atas aksi brutal itu, Komdis PSSI hanya memberikan sanksi berupa larangan bermain sebanyak dua pertandingan plus denda Rp 10 juta. Kala itu, Elisa tidak diganjar kartu merah oleh wasit di lapangan, melainkan cuma kartu kuning.
Ilustrasi wasit. Foto: Pixabay/planet_fox
Namun sepertinya, Komdis PSSI kala itu menerapkan Pasal 49 dari Kode Disiplin PSSI tentang "Tingkah Laku Buruk terhadap Pemain Lawan atau Orang-orang Selain dari Perangkat Pertandingan". Bunyinya: Termasuk sanksi skors secara otomatis yang timbul sebagaimana dimaksudkan Pasal 15 ayat (4) Kode Disiplin PSSI, maka jumlah sanksi skors secara keseluruhan terhadap siapa pun yang menerima kartu merah dalam keadaan-keadaan tertentu.
ADVERTISEMENT
Elisa tidak kena kartu merah. Namun, ia tampaknya dijatuhi hukuman berdasarkan Pasal 49 ayat 1 poin b, yang bunyinya: Sekurang-kurangnya 2 (dua) pertandingan untuk pelanggaran serius (serious foul play) dalam suatu pertandingan, khususnya dalam hal bertindak kasar atau menggunakan tubuhnya secara berlebihan kepada pemain lawan.
Dan juga ayat 2 yang berbunyi: Sanksi denda minimal Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) diberikan terhadap semua tingkah laku buruk yang dilakukan terhadap pemain lawan atau orang.
Jadi, kalaupun bakal terkena hukuman, Rifad Marasabessy dan Ricky Kambuaya sepertinya bisa saja dihukum seperti halnya Elisa Basna, meski ia tak menerima kartu merah di lapangan saat pertandingan berjalan. Namun, semua keputusan kembali lagi pada pertimbangan rapat Komdis PSSI.
ADVERTISEMENT