Tentang Kepa dan Pemberontakan Kecilnya

25 Februari 2019 8:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepa menolak diganti saat hadapi City di final Piala Liga. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Kepa menolak diganti saat hadapi City di final Piala Liga. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Untuk kedua kalinya secara beruntun, atau keenam sepanjang sejarah, Manchester City berhasil merengkuh titel Piala Liga. Keberhasilan itu diraih usai menundukkan Chelsea di Wembley, Senin (25/2/2019) dini hari WIB, lewat adu penalti. Akan tetapi, bukan catatan City itu yang jadi poin pembicaraan utama dari laga tersebut, melainkan apa yang terjadi dengan kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga.
ADVERTISEMENT
Babak tambahan sudah hampir habis ketika tiba-tiba seorang pria berkepala plontos bangkit dari bangku cadangan. Pria tersebut mencopot jaket yang dia kenakan di nyaris sepanjang laga dan akhirnya jersi berwarna hijau kekuningan itu tampak jelas. Pria itu adalah Wilfredo 'Willy' Caballero, kiper cadangan Chelsea.
Ada alasan mengapa Caballero tiba-tiba bangkit. Oleh pelatih Chelsea, Maurizio Sarri, kiper Argentina itu sengaja disiapkan untuk babak adu penalti. Ini mirip dengan apa yang dilakukan Louis van Gaal di Piala Dunia 2014 ketika dia mengganti Jasper Cillessen dengan Tim Krul jelang babak tos-tosan menghadapi Kosta Rika. Kala itu Van Gaal berhasil karena Krul sukses jadi penentu kemenangan Timnas Belanda.
Caballero ketika disiapkan jadi pengganti Kepa. Foto: Reuters/Carl Recine
Sarri tidak asal-asalan membuat keputusan tersebut. Pada 2016, juga di final Piala Liga, Caballero sudah membuktikan diri sebagai jagoan di adu penalti. Kebetulan, ketika itu dia masih memperkuat Manchester City. Dengan tiga penyelamatannya, eks kiper Malaga itu membawa City menang atas Liverpool. Jadi, demikianlah kira-kira latar belakangnya.
ADVERTISEMENT
Waktu tambahan sudah hampir habis dan Caballero sudah berada di tepi lapangan. Akan tetapi, seperti Kanye West yang menyatakan dia tak bisa diatur oleh manajernya, Kepa menolak untuk diganti. David Luiz sudah berupaya membujuk tetapi kiper termahal dunia itu bergeming. Rencananya gagal total, Sarri pun marah bukan kepalang. Kamera televisi sempat menyorotnya saat sedang memukul-mukul bangku cadangan.
Di akhir cerita Chelsea kalah dan Kepa menunjukkan bahwa Sarri sebenarnya tidak salah jika ingin mengganti kipernya. Kepa memang sukses menahan sepakan Leroy Sane. Akan tetapi, dia membuat blunder saat menghadapi tendangan Sergio Aguero. Kepa mampu menggapai bola yang diarahkan ke sudut kanan bawah tetapi bola itu kemudian lepas dan bergulir masuk ke dalam gawang. Gelar juara pun akhirnya kembali melayang ke Manchester.
ADVERTISEMENT
Apa yang dilakukan Kepa itu mengundang reaksi keras dari kapten Manchester City, Vincent Kompany. Dilansir Associated Press, sesuai pertandingan Kompany berkata, "Aku tidak pernah melihat hal seperti itu sebelumnya. Kalau tahu bisa begitu, dari dulu aku pasti sudah melakukan itu kalau hendak diganti."
Kepa kebobolan di adu penalti. Foto: Reuters/Rebecca Naden
Jose Mourinho yang pada laga ini menjadi komentator untuk DAZN juga tak ketinggalan menyerang Kepa. Mourinho berujar, "Untungnya aku tidak pernah mengalami ini. Si kiper sebenarnya ingin menunjukkan kepercayaan dirinya dan aku suka itu. Akan tetapi, aku tidak suka bagaimana dia membuat pelatihnya berada dalam situasi terpojok. Begitu pun dengan rekan setimnya yang akhirnya terjebak dalam situasi yang tidak dia inginkan."
Di kesempatan terpisah, Sarri buka suara soal insiden dengan Kepa tersebut. Namun, pria 60 tahun tersebut tidak mau melontarkan kritikan pedas. Menurut Sarri, mantan kiper Athletic Club itu melakukan hal benar. Hanya, caranya salah.
ADVERTISEMENT
"Aku tidak mau bicara banyak. Itu semua cuma salah paham. Kupikir dia mengalami kram dan aku tak mau kiperku bermain di adu penalti dengan kondisi demikian. Maka, aku pun menginginkan Caballero di lapangan," ucap Sarri.
"Dia (Kepa, red) ingin memberi tahu bahwa dia siap bermain di adu penalti. Kepa sebenarnya melakukan hal yang benar, tetapi caranya salah. Secara mental, dia sudah benar. Aku baru melihatnya setelah pertandingan berakhir. Tadinya aku pikir dia mengalami kram tetapi dokter kemudian bilang tidak ada masalah pada dirinya," jelas mantan pelatih Napoli tersebut.