Terjun ke Politik, Nilmaizar Memilih Rehat dari Sepak Bola

3 Januari 2019 18:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nil Maizar (tengah) pernah menjadi pelatih Semen padang FC. (Foto: https://www.instagram.com/semenpadangfcid/)
zoom-in-whitePerbesar
Nil Maizar (tengah) pernah menjadi pelatih Semen padang FC. (Foto: https://www.instagram.com/semenpadangfcid/)
ADVERTISEMENT
PS Tira tersesok-seok di Liga 1 2018. Manahati Lestusen dan kawan-kawan berkutat di papan bawah pada awal musim tersebut.
ADVERTISEMENT
Rudy Eka Priyambada yang ditunjuk sebagai pelatih PS Tira harus melepas jabatannya pada pekan ke-11. Klub berjuluk The Young Warriors itu kemudian mendatangkan Nilmaizar.
Sayang, tangan dingin pelatih yang membawa Semen Padang ke peringkat keempat Liga Super Indonesia 2010/11 itu tak juga mampu mengangkat tim. PS Tira tak dibawa melesat jauh dari papan bawah klasemen. Peringkat ke-15 klasemen akhir atau satu tangga di atas zona degradasi merupakan pencapaian terbaik Nil bersama PS Tira.
Menyelamatkan PS Tira dari jurang degradasi ternyata tak membuat Nil bertahan. Ia memutuskan untuk tak lagi bekerja sama dengan PS Tira. Pada 2 Januari 2019, PS Tira mengumumkan Rahmad Darmawan sebagai pelatih anyar.
Nil sendiri berpisah dengan PS Tira bukan lantaran gagal membawa tim memenuhi target papan atas Liga 1 2018. Pelatih 49 tahun itu ingin cuti sejenak dari sepak bola.
ADVERTISEMENT
Ia memilih panggung anyar bernama politik. Nil terjun sebagai calon legislatif (caleg) 2019-2024 untuk DPR RI daerah pemilihan Sumatra Barat 2. Perihal banting setir nakhoda berdarah Minang itu tentu mengejutkan. Namun, langkah itu sudah mantap ia tempuh.
Nil merasa dunia politik merupakan tantangan baru bagi dirinya. Ia ingin berbuat sesuatu untuk kampung halaman dan negara lewat panggung politik.
“Memang betul kalau saya terdaftar sebagai caleg 2019 - 2024 untuk DPR RI di daerah pemilihan Sumatra Barat 2. Banyak orang pasti bertanya-tanya kenapa saya banting setir ke politik. Intinya, saya terjun ke politik adalah sebuah tantangan juga. Saya ingin berbuat sesuatu untuk kampung halaman, masyarakat, dan negara. Jika di sepak bola, saya sudah berusaha memberikan semaksimal mungkin yang saya bisa. Mudah-mudahan di panggung politik saya juga bisa memberikan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda, pembangunan olahraga, khusunya sepak bola,” kata Nil ketika dihubungi kumparanBOLA, Kamis (3/1).
ADVERTISEMENT
Nil Maizar tangani PS Tira (Foto: Instagram @pstni_official)
zoom-in-whitePerbesar
Nil Maizar tangani PS Tira (Foto: Instagram @pstni_official)
“Bagi saya, sebaik-baik manusia adalah manusia yang berguna bagi orang lain. Di samping itu, saya hanya mencoba mengambil hak saya sebagai warga negara dengan maju sebagai calon wakil rakyat,” ucap Nil.
Eks pelatih timnas Indonesia itu juga sadar betul bahwa mundur dari dunia sepak bola adalah jalan yang tepat. Pasalnya, jika nanti duduk di parlemen, ia merasa tak etis jika memegang dua kemudi.
“Jika terpilih sebagai wakil rakyat, saya tentu berhenti dari sepak bola. Itu merupakan amanah dari masyarakat untuk mewakili mereka di parlemen. Mau tidak mau, suka tidak suka, harus berhenti dari sepak bola. Bagaimanapun, tentu tak mungkin sebagai anggota DPR RI saya juga punya sambila menjadi pelatih sepak bola profesional. Tidak etis seperti itu. Saya tentu akan mengecewakan mereka yang akan memilih saya. Dalam setiap pekerjaan, saya selalu fokus,” ujar Nil.
ADVERTISEMENT
Keinginan Nil untuk meninggalkan PS Tira sebetulnya sudah diketahui jauh-jauh hari. Ia dan manajemen PS Tira sudah berkomunikasi terkait rencananya mendaftarkan diri sebagai caleg DPR RI.
Awalnya, Nil ingin memperpanjang kerja sama dengan PS Tira. Namun, apa daya, pencalonan Nil sebagai anggota legislatif tak bisa ditinggal begitu saja.
“Saya memang ada komunikasi untuk sebuah rencana perpanjangan kerja sama dengan PS Tira. Saya menjelaskan kepada manajemen perihal kondisi saya yang tengah mengikuti pencalonan anggota legislatif. Saya menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen. Saat ini saya tentu tak bisa mundur dari pencalonan ini karena semuanya sudah berjalan. Tidak elok rasanya saya mundur sekarang dan hal itu sangat tidak bagus ketika saya sudah memulai melakukan sosialisasi dan kampanye. Banyak orang sudah bersiap mempercayakan suara dan aspirasinya kepada saya,” tutur Nil.
ADVERTISEMENT
Nil membawa PS Tira meraih delapan kemenangan, lima seri, dan 10 kali kalah. Sebanyak 23 laga yang sudah dilaluinya, The Young Warriors mengoleksi 29 poin.