Timnas Indonesia vs UEA: Menakar para Calon Pembeda

9 Oktober 2019 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Indonesia Beto saat berhadapan dengan pemain Thailand. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Indonesia Beto saat berhadapan dengan pemain Thailand. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Laga penting akan dijalani Timnas Indonesia dalam lanjutan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022. Kemenangan atas Timnas Uni Emirat Arab (UEA) menjadi harga mati agar asa berlaga di pesta sepak bola sejagat tak kandas dalam sekejap.
ADVERTISEMENT
Timnas tidak melangkah ke Dubai dengan modal menggembirakan. Dua kekalahan direngkuh dalam dua pertandingan awal. Hasil minor ketika berlaga melawan Malaysia dan Thailand memastikan skuat asuhan Simon McMenemy terdampar di dasar klasemen Grup G.
Di sisi lain, UEA tengah berada di tren positif. Bertandang ke Malaysia, mereka sukses meraih kemenangan 2-1. Ini cerita comeback, mereka sempat tertinggal 0-1.
Timnas Indonesia mendapat jamuan makan malam oleh Konsulat Jenderal RI di Uni Emirat Arab. Foto: Dok. PSSI
Bukan berarti Timnas tidak dapat menggebrak dan membukukan kemenangan. Namun, pencapaian itu tidak bisa datang begitu saja.
Timnas membutuhkan para pembeda yang dapat mengubah jalan nasib. Timnas memerlukan para pendobrak yang bisa membukakan jalan merengkuh kemenangan.
Siapa sajakah mereka? Berikut adalah para calon pembeda di laga UEA vs Timnas versi kumparanBOLA.
ADVERTISEMENT
Alberto 'Beto' Goncalves (Indonesia)
Dua gol di laga lawan Malaysia membuktikan bahwa Alberto 'Beto' Goncalves masih menjadi sosok penting di lini depan Timnas.
Mengutip laporan Soccerway, pemain yang kini membela Madura United itu sudah mencetak 14 gol dalam 14 laga bersama Timnas.
Beto merupakan tipe penyerang yang komplet. Bukan cuma finishing ciamik, ia juga lihai membuka ruang serta menarik perhatian bek lawan.
Di laga lawan UEA nanti, Beto bakal membuat lini pertahanan UEA bekerja lebih keras. Makin tua makin menjadi, usia 38 tahun tetap menggila di atas lapangan. Seperti itulah Beto.
Saddil Ramdani (Indonesia)
Usia muda dan permainan matang. Itulah yang membuat Saddil Ramdani spesial.
Pemain Timnas Indonesia Saddil Ramdani mengikuti latihan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ia memiliki kecepatan serta kemampuan dribel yang mumpuni. Tidak hanya itu, pengalamannya main di Malaysia bersama Pahang membuat pemahaman taktiknya jadi lebih baik. Assist-nya kepada Beto di laga lawan Malaysia adalah buktinya.
ADVERTISEMENT
Dengan kemampuannya ini, Saddil diprediksi bisa jadi pendobrak rapatnya lini pertahanan UEA. Ancaman yang diberikan Saddil akan semakin lengkap jika ia mau berkombinasi dengan Beto maupun para pemain lain di lini serang.
Andik Vermansah (Indonesia)
Torehan satu assist yang dicatatkan Andik Vermansah di laga melawan Malaysia dapat menjadi bukti bahwa ia adalah sosok penting di lini serang 'Garuda'.
Sama seperti Saddil, daya dobrak Andik via kecepatan dan dribel dibutuhkan oleh Timnas untuk membongkar pertahanan UEA. Bedanya, Andik lebih oke untuk melakukan kombinasi dibandingkan Saddil.
Kualitas itu tak lepas dari pengalamannya bermain di Malaysia bersama Selangor FA dan Kedah FA. Kini, di Madura United, ia jadi penyeimbang kinerja lini serang Madura. Ia pun diharapkan bisa mengemban peran yang sama bersama Timnas.
ADVERTISEMENT
Pesepak bola timnas Thailand berebut bola dengan pesepak bola Timnas Indonesia Andik Vermansyah (tengah) saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Ali Mabkhout (UEA)
Klinis adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kemampuan Ali Mabkhout. Laga lawan Malaysia di Bukit Jalil sudah cukup menggambarkan kemampuan pemain bernomor punggung 7 ini.
Dua gol yang ia cetak menunjukkan kecerdikannya dalam menempatkan posisi. Dalam proses gol pertama, ia mampu menempatkan diri di belakang bek Malaysia, lalu tak segan berduel dengan bek Malaysia lain dalam duel udara.
Di proses gol kedua, ia mampu menempatkan diri di antara bek lawan. Dengan cerdik ia memanfaatkan kesalahan salah seorang pemain Malaysia, sebelum akhirnya memenangi adu lari dan membobol gawang.
Kemampuan lari dan penempatan posisi Mabkhout harus diwaspadai oleh bek-bek Timnas. Apalagi, bek-bek Timnas dikenal tidak memiliki kekuatan lari yang mumpuni.
ADVERTISEMENT
Omar Abdulrahman (UEA)
Abdulrahman tidak tampil sejak awal di laga melawan Malaysia. Ia baru masuk pada menit 74, menggantikan Khalil Ibrahim Al-Hammadi. Namun, bukan berarti ia tidak memberikan pengaruh.
Ketika ia masuk, UEA langsung mencetak gol penyama kedudukan. Selain itu, kemampuan individunya acap membuat para pemain Malaysia ketar-ketir. Meski Abdulrahman gagal mencetak gol di laga itu, umpan dan tendangan bebasnya adalah dua senjata yang mesti diwaspadai para pemain Timnas.
Bandar Mohammed Al-Ahbabi (UEA)
Ia memang tidak dimainkan di laga melawan Malaysia. Namun, menilik catatannya yang apik dalam dua laga uji tanding menghadapi Arab Saudi dan Republik Dominika, Bandar Mohammed Al-Ahbabi patut mendapat perhatian.
Al-Ahbabi sukses menorehkan dua gol di partai itu. Ia bisa mengisi tiga posisi: bek sayap kanan, gelandang kanan, maupun winger kanan.
ADVERTISEMENT
*** Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Timnas Uni Emirat Arab (UEA) dan Timnas Indonesia digelar di Al Maktoum Stadium pada Kamis (10/10/2019). Sepak mula berlangsung pada 23.00 WIB.