Timnas U-16: Memori Juara di Sidoarjo dan Wacana Teror di Kuala Lumpur

12 Agustus 2018 9:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indonesia menjadi juara Piala AFF U-16 usai menang atas Thailand melalui adu pinalti dengan skor 5-4 (1-1) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (11/8/2018).  (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia menjadi juara Piala AFF U-16 usai menang atas Thailand melalui adu pinalti dengan skor 5-4 (1-1) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (11/8/2018). (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)
ADVERTISEMENT
Sidoarjo memiliki cerita untuk manis Tim Nasional (Timnas) Indonesia kelompok umur. Setelah Timnas U-19 menjuarai Piala AFF di kota ini lima tahun silam, giliran Timnas U-16 menorehkan kesuksesan serupa pada 2018.
ADVERTISEMENT
Sabtu (12/8/2018), Timnas U-16 besutan Fakhri Husaini mengukir tinta emas dengan mengalahkan Thailand dalam babak final di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Kemenangan 'Garuda Asia' ditentukan via adu penalti setelah David Maulana dan kolega melalui 80 menit dengan skor 1-1.
Total 27.000 suporter memadati stadion tersebut untuk mendukung Timnas U-16 dan menjadi saksi sejarah. Dari situ, tak dimungkiri oleh Fakhri bahwa Stadion Gelora Delta Sidoarjo memang tempat spesial.
"Tentu dukungan suporter yang luar biasa memiliki andil besar. Baik yang hadir di Gelora Sidoarjo, bahkan ada yang tidak bisa masuk. Ini kami persembahkan untuk pendukung setia kami di mana pun mereka berada," tutur Fakhri setelah pertandingan.
Indonesia menjadi juara Piala AFF U-16 usai menang atas Thailand melalui adu pinalti dengan skor 5-4 (1-1) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (11/8/2018).  (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia menjadi juara Piala AFF U-16 usai menang atas Thailand melalui adu pinalti dengan skor 5-4 (1-1) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (11/8/2018). (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)
Terasa semakin spesial karena Sidoarjo juga menjadi lokasi pemusatan latihan Timnas U-16 sebelum turnamen. Mereka kerap menggunakan Stadion Jenggolo yang berjarak sekitar empat kilometer dari Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Fakhri mengakui bahwa anak-anak asuhnya ketagihan untuk berlatih di kota tersebut. Termasuk menjelang Piala Asia yang bergulir di Malaysia mulai September 2018.
"Jujur saja, kami sangat menikmati Sidoarjo. Ada sambutan hangat dari masyarakat, terutama suporter. Tentu Sidoarjo memiliki kenangan tersendiri buat pemain. Hanya saja, pemusatan latihan berikutnya bukan kewenangan saya, melainkan PSSI. Secara pribadi, saya dan pemain lebih senang di Sidoarjo," kata Fakhri menambahkan.
Indonesia menjadi juara Piala AFF U-16 usai menang atas Thailand melalui adu pinalti dengan skor 5-4 (1-1) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (11/8/2018).  (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia menjadi juara Piala AFF U-16 usai menang atas Thailand melalui adu pinalti dengan skor 5-4 (1-1) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (11/8/2018). (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)
Untuk Piala Asia, Timnas U-16 bakal melakoni laga-laga Grup C di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Ada kekhawatiran karena relasi kurang harmonis kedua negara belakangan.
Ya, ambil contoh Piala AFF lalu yang kembali diwarnai unggahan bendera Indonesia terbalik oleh pemain Malaysia sebelum turnamen. Tak pelak, ketika kedua negara bersua di semifinal, suporter Sidoarjo menebar teror kepada tim tamu.
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi juara Piala AFF U-16 usai menang atas Thailand melalui adu pinalti dengan skor 5-4 (1-1) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (11/8/2018).  (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia menjadi juara Piala AFF U-16 usai menang atas Thailand melalui adu pinalti dengan skor 5-4 (1-1) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (11/8/2018). (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)
Sangat mungkin Timnas U-16 mendapatkan perlakuan serupa ketika merumput di Kuala Lumpur. Namun, Fakhri tak meragukan kekuatan mental para pemain asuhannya untuk bertandang ke Malaysia.
"Teror dalam sepak bola itu biasa. Saya sendiri tidak melihat Malaysia mendapatkan teror, kecuali saat lagu kebangsaan. Tidak ada suporter yang masuk ke lapangan. Ini yang bikin saya respek kepada suporter karena menghormati lawan," ucap Fakhri.
"Lagi pula, hampir setahun lebih (pada 2017), kami berlatih di komplek Kopassus, Jakarta Timur. Kami sudah paham sekali bagaimana teror itu. Jadi, saya tidak khawatir dengan kondisi di Malaysia," pungkas sosok yang menangani Timnas U-16 sejak 2014 tersebut.