Timnas Wanita: Memahami Isak Tangis Ade Mustikiani

22 Agustus 2018 15:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi Kapten Timnas Wanita, Ade Mustikiana, setelah kekalahan dari Korea Selatan. (Foto: Zabur Karuru/Antara/INASGOC)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi Kapten Timnas Wanita, Ade Mustikiana, setelah kekalahan dari Korea Selatan. (Foto: Zabur Karuru/Antara/INASGOC)
ADVERTISEMENT
Isak tangis mengiringi langkah para pemain Timnas Wanita Indonesia ke luar dari lapangan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring. Pertandingan terakhir mereka di babak penyisihan Grup A, yakni melawan Korea Selatan Selatan, (Selasa (21/8/2018), berujung duka.
ADVERTISEMENT
Beberapa pemain macam Zahra Muzdalifa serta Danielle Daphne tak kuasa menahan air mata. Beberapa ofisial Timnas Wanita berupaya menenangkan mereka. Di sisi lain, kiper Norffience Boma yang tak bisa bermain hanya bisa menunduk melihat rekannya, Vera Lestari, dihujani 12 gol sepanjang pertandingan.
Satia Bagdja, pelatih mereka, juga tak banyak berekspresi pada laga itu. Jika menghadapi Maladewa di laga perdana Satia kerap cerewet di pinggir lapangan, laga melawan Korea Selatan justru sebaliknya. Ia sekadar menyilangkan kedua tangannya ke belakang sambil sesekali menggeleng.
Gol pertama dari Korea Selatan yang berasal dari sepakan penalti Hyunyoung Lee pada menit keempat sejatinya membuat Satia tak percaya. Betapa tidak, strategi 'parkir bus' yang diterapkannya justru berbuah petaka karena kesalahan Ade Mustikiana menjatuhkan Min A Lee di kotak terlarang. Setelah itu, hanya berselang 10 menit, dua gol lembali tercipta.
ADVERTISEMENT
Satia Bagdja memimpin Timnas Wanita saat melawan Singapura. (Foto: Feny Selly/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Satia Bagdja memimpin Timnas Wanita saat melawan Singapura. (Foto: Feny Selly/Antara)
Selepas gelontoran gol lawan, Satia kerap menghampiri bangku cadangan. Sesekali ia mengajak asistennya berbicara sambil membungkuk untuk mencari solusi agar anak asuhnya tak lagi bermain buruk.
Namun, usaha Satia terhalang tembok tangguh. Pemain Korea Selatan begitu dominan dalam urusan penguasaan bola yang menyentuh 76 persen berbanding 24 persen milik Timnas Wanita. Tak sampai di sana, sepanjang 90 menit, 42 kali tembakan percobaan dilakukan dan 12 di antaranya berbuah gol.
Indonesia jelas kalah kelas dan ini diakui oleh Satia selepas pertandingan. Ia tampak sayu ketika menjelaskan apa yang terjadi sepanjang pertandingan. Menurut dia, pemain terlalu buru-buru dalam melepaskan umpan. Ketika bola di kaki para pemain, mereka sangat gampang kehilangan konsentrasi.
ADVERTISEMENT
Pemain Timnas Sepak Bola Wanita Indonesia, Putri Rizki Amalia, menutupi wajahnya usai dikalahkan Korea Selatan 0-12. (Foto: ANTARA/INASGOC/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Sepak Bola Wanita Indonesia, Putri Rizki Amalia, menutupi wajahnya usai dikalahkan Korea Selatan 0-12. (Foto: ANTARA/INASGOC/Zabur Karuru)
Jika Satia mencoba tegar, pandangan Ade Mustikiana justru lebih sayu ketimbang sang juru latih. Ketika menemani Satia dalam sesi konfrensi pers, Ade hanya berujar tanpa bisa menutupi betapa terpukul dirinya akibat kekalahan dari Korea Selatan.
"Bagaimana rasanya dibobol 12 gol? Saya dan pemain lain pasti down. Padahal, kalau cuma kalah 0-11, kami bisa lolos," tutur Ade.
"Jelas ada beberapa pemain yang terlihat down di lapangan saat gol ke-12 terjadi, tetapi, ya, bagaimanapun kami harus melanjutkan pertandingan. Mau tidak mau, kami harus menerima hasil ini," katanya menambahkan.
Setelah ungkapan itu, mimik muka sang kapten Timnas Wanita kerap berubah. Matanya mulai berkaca-kaca dan guna menahan air mata jatuh, ia kerap menarik napasnya dalam-dalam, menggembungkan pipinya tiga hingga empat kali, dan mengakhiri sikapnya dengan mengusap matanya.
ADVERTISEMENT
Semua paham, karena menahan isak tangis itu sulit, bukan?