Valverde, Alasan Mengapa United Mesti Berhati-hati Lawan Barcelona

19 Maret 2019 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Barcelona, Ernesto Valverde. Foto: Albert Gea/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Barcelona, Ernesto Valverde. Foto: Albert Gea/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Liga Champions menjadi jalur paling masuk akal bagi Manchester United untuk menutup musim 2018/19 dengan gelar juara. Namun, raksasa macam Barcelona juga tidak ada di atas lapangan bola dalam waktu satu atau dua malam saja.
ADVERTISEMENT
Langkah United memburu 'Si Kuping Besar' sebenarnya terbilang fantastis. Di babak grup, mereka kalah 0-1 dari Juventus di kandang sendiri. Begitu tampil di Juventus Stadium, kemenangan 2-1 justru disegel oleh United.
Lucunya, fragmen serupa terulang pada babak 16 besar. Pada putaran perdana, mereka takluk 0-2 dari Paris Saint-Germain (PSG) di Old Trafford.
Alih-alih tampil semenjana di kandang lawan, United justru membuktikan bahwa comeback di istana Goliat bukan perkara mustahil. Kemenangan 3-1 direngkuh, tiket babak perempat final yang mempertemukan mereka dengan Barcelona digenggam.
Selebrasi dari Marcus Rashford. Foto: Reuters/John Sibley
Mauricio Pochettino tidak perlu duduk di kursi kepelatihan United untuk mengakui kehebatan pasukan Ole Gunnar Solskjaer. Namun, bagi sosok yang pernah diprediksi akan menggantikan Jose Mourinho sebagai juru taktik di Old Trafford itu, mahkota juara di kompetisi mayor semacam Liga Champions tidak hanya tentang rangkaian kemenangan melulu.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir, Manchester United sudah membangun tim juara sejak beberapa tahun belakangan. Tapi, menjuarai kompetisi seperti Liga Champions dan Premier League selalu bergantung pada hal-hal detail," jelas Pochettino kepada ESPNFC.
"Tentu saja mereka memiliki skuat yang sanggup untuk menyulitkan Barcelona. Namun menurut saya, Barcelona setingkat lebih tinggi dibandingkan Manchester United. Kalau ada tim yang difavoritkan sebagai juara Liga Champions, tentu itu adalah Barcelona," ucap Pochettino.
Mauricio Ppchetino, manajer Tottenham Hotspur. Foto: REUTERS/Scott Heppell
Salah satu faktor penting yang membuat Barcelona layak untuk disebut favorit juara Liga Champions adalah keberadaan pelatihnya sendiri, Ernesto Valverde. Berhitung mundur, Valverde tidak datang ke Camp Nou dengan elu-elu dan tepuk tangan meriah, tapi dengan anggapan remeh.
Sebenarnya menganggap remeh Valverde bukan perkara janggal. Kita semua tahu tim sebesar apa Barcelona. Sementara Valverde tidak datang dengan gelimang gelar juara.
ADVERTISEMENT
Oke, ia pernah mendapat sorotan kala membawa Espanyol menjadi runner up Piala UEFA 2006/07 dan mengantarkan Athletic Bilbao juara Piala Super Spanyol 2015. Tapi, ya, itu saja. Di luar itu, ia hanya bisa meraih gelar di kompetisi-kompetisi yang tak masuk hitungan tim-tim besar.
Luis Suarez kepada Lionel Messi, "Berada, dipelukanmu..." Foto: REUTERS/Marcelo del Pozo
Hanya, Valverde membuktikan bahwa julukan 'Txingurri' yang dalam Bahasa Indonesia berarti semut, masih pantas buat disematkan padanya sebagai pelatih. Julukan ini diberikan kepadanya saat ia masih aktif bermain. Penyebabnya, kemampuan fisik yang ia miliki tak sesuai postur tubuhnya.
Kepemimpinan Valverde di Barcelona pada akhirnya membuktikan bahwa keberadaannya hanya tentang keteguhan merawat prestise lewat kemenangan dan gelar juara. Barangkali itu yang membuatnya peduli setan kalaupun sampai harus menyingkirkan fondasi permainan yang telah dibangun oleh Johan Cruyff, Frank Rijkaard, atau Pep Guardiola.
ADVERTISEMENT
Yang ia lakukan memang sempat membikin sejumlah pihak mengernyitkan dahi. Valverde memperkokoh lini belakang yang pada akhirnya berimbas pada penurunan ketajaman lini depan. Itu berarti, ia menggunakan pola 4-4-2 yang terakhir kali digunakan Barcelona pada 2003, di masa kepelatihan Radomir Antic.
Pemain-pemain Barcelona merayakan gol Jordi Alba ke gawang Inter. Foto: AFP/Josep Lago
Valverde memang bukan pelatih bergelimang nama besar, tapi tak jarang kegeniusan memang bukan tentang lampu sorot dan pamor. Buktinya, racikan taktiknya tetap sanggup mengantarkan Barcelona mengamankan tiga gelar juara: La Liga 2017/18, Copa del Rey 2017/18, dan Piala Super Spanyol 2018.
Rangkaian perjalanan Valverde itulah yang diyakini Pochettino menjadi alasan mengapa Barcelona layak untuk difavoritkan sebagai juara Liga Champions 2018/19. Tim-tim hebat memang acap datang, tapi siapa yang membangun fondasinya dengan lebih kokoh akan menjadi tim yang tak mudah buat diguncang.
ADVERTISEMENT
"Ernesto Valverde melakukan pekerjaan yang luar biasa. Mereka pun juga memiliki pemain-pemain papan atas. Itu belum ditambah dengan keberadaan pemain sekelas Lionel Messi. Memang, sih, di kompetisi ini ada tim macam Manchester City dan Juventus yang selalu memiliki peluang untuk menjadi juara karena mereka memang tim yang didesain untuk itu," jelas Pochettino.
Undian perempat final Liga Champions serta rute menuju final. Foto: kumparan/Basith Subastian