news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Warna-warni dari Gelar Piala Emas Concacaf Milik Amerika Serikat

27 Juli 2017 17:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AS meraih gelar Piala Emas Concacaf 2017. (Foto: Kyle Terada-USA TODAY Sports)
zoom-in-whitePerbesar
AS meraih gelar Piala Emas Concacaf 2017. (Foto: Kyle Terada-USA TODAY Sports)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat tengah berbahagia. Pada Kamis (27/7) ini, tim nasional sepak bola mereka berhasil menjadi kampiun Piala Emas Concacaf 2017. Gelar itu diraih Amerika usai mengalahkan Jamaika pada partai final yang berlangsung di Levi'S Stadium dengan skor 2-1.
ADVERTISEMENT
Dua gol Amerika diciptakan oleh Jozy Altidore pada menit 45 dan Jordan Morris dua menit sebelum waktu normal babak kedua berakhir. Sementara gol balasan Jamaika diciptakan oleh Je-Vaughn Watson pada menit 50.
Gelar juara ini merupakan gelar juara keenam yang diraih Amerika pada ajang ini. Spesialnya, gelar juara kali ini kembali mereka raih di hadapan publik sendiri, mengingat mereka merupakan tuan rumah tunggal turnamen.
Dari kemenangan di partai final dan gelar juara yang diraih The Yanks, kami merangkum beberapa catatan menarik. Apa saja? Simak berikut ini:
Pembalasan Dendam yang Manis
Partai final antara Amerika versus Jamaika ini sejatinya adalah partai final yang ideal. Ini dikarenakan rival utama Amerika di turnamen ini, Meksiko, tidak datang dengan skuat terbaik. Kita tahu, pemain-pemain utama Meksiko sudah berlaga di Piala Konfederasi 2017 pada Juni lalu dan karenanya yang tampil di Amerika hanyalah skuat pelapis.
ADVERTISEMENT
Dengan situasi tersebut, Jamaika jelas menjadi satu-satunya lawan bagai tim asuhan Bruce Arena. Kebetulan pula, pada Piala Emas Concacaf 2015 lalu, Amerika tersingkir di partai semifinal usai dikalahkan Jamaika dengan skor 2-1. Jadilah partai final ini berlangsung semakin panas.
Beruntung bagi Amerika, dua gol dari Altidore dan Morris berhasil membuat mereka meraih kemenangan dan melakukan pembalasan dendam dengan manis. Bagi Jamaika sendiri, ini adalah kekalahan kedua beruntun mereka di partai final.
Tak Ada Pulisic, Morris pun Jadi
Christian Pulisic, bintang muda Amerika, tak ikut serta di Piala Emas Concacaf 2017 ini. Pulisic tak disertakan Bruce Arena karena sang pemain sudah menjalani musim yang panjang bersama Borussia Dortmund. Bruce memberikan waktu bagi Pulisic untuk beristirahat.
ADVERTISEMENT
Absennya sang bintang sempat membuat banyak pihak khawatir taji Amerika tak terlalu terlihat. Terutama di lini depan, mengingat nama Clint Dempsey, sudah mulai tergerus usia. Beruntung pada akhirnya datanglah Jordan Morris.
Pemain berusia 22 tahun itu tampil sebagai salah satu bintang bagi Amerika di Piala Emas Concacaf 2017 ini. Tampil untuk mengisi tempat utama di lini depan The Yanks, pemain Seattle Sounders itu mampu menciptakan tiga gol di turnamen ini, termasuk satu gol penentunya di partai final tadi.
Kebangkitan Jozy Altidore
Sebelum kembali ke Amerika pada tahun 2015 lalu, Altidore hanyalah seorang striker pesakitan. Didepak dari Sunderland karena tak mampu tampil tajam dan lebih sering masuk ruang perawatan, Altidore akhirnya lebih memilih bergabung ke Toronto FC. Dan di sini, kariernya kembali ke puncak.
ADVERTISEMENT
Altidore kemudian tak hanya tampil baik di klub saja, bersama Amerika pun performanya juga kembali menanjak. Sejak 2015 hingga 2017 ini, dia sudah berhasil mencetak 14 gol untuk Amerika. Dua gol di antaranya kebetulan dia cetak di Piala Emas Concacaf ini.
Penampilannya di Piala Emas Concacaf ini sungguh baik. Menjadi pilihan utama Bruce Arena di lini depan, Altidore tampil sebagai penyerang yang mampu menjadi tembok bagi lini serang kedua Amerika. Dia mampu menjadi pemantul dan penahan bola, selain tentunya juga bisa mencetak gol. Satu gol cantik di partai final bisa jadi merupakan pembuktian atas kebangkitannya.
Comeback Bruce yang Meyakinkan
Bruce Arena kembali menduduki kursi pelatih Amerika pada November 2016 lalu. Dia ditunjuk untuk menggantikan Juergen Klinsmann yang tak kunjung memberi prestasi bagi The Yanks. Ditunjuknya Bruce membuat publik Amerika berharap dia bisa mengulang kesuksesan seperti kala menjadi pelatih pertama kali pada medio 1998-2006.
ADVERTISEMENT
Kala itu, selama delapan tahun, Bruce berhasil memberikan dua gelar Piala Emas Concacaf untuk Amerika dan mampu menembus dua piala dunia. Benar saja. Belum genap satu tahun dia kembali melatih, mantan pelatih LA Galaxy itu sudah berhasil memberikan satu gelar Piala Emas Concacaf.
Tak hanya itu, statistik Bruce sejauh ini juga sangat mengesankan. Dari 14 laga yang telah dipimpinnya, tak sekalipun Clint Dempsey dan kolega menelan kekalahan. Mereka mampu memenangi 9 laga dan hanya 5 kali imbang. Presentase kemenangan yang mencapai angka 64% cukup meyakinkan menjelang Piala Dunia yang akan bergulir pada tahun depan.