news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wawancara kumparan dengan Sandy Walsh: Dari Lukaku hingga Egy Maulana

12 Februari 2018 18:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bek keturunan Indonesia, Sandy Walsh (Foto: ISTIMEWA)
zoom-in-whitePerbesar
Bek keturunan Indonesia, Sandy Walsh (Foto: ISTIMEWA)
ADVERTISEMENT
Apa yang diharapkan dari seorang pemain naturalisasi? Tentu saja jawabannya kualitas lebih dibandingkan pemain lokal.
ADVERTISEMENT
Dalam hal tersebut, Sandy Walsh memiliki pengalaman sebagai nilai plus. Bek kiri klub Belgia, Zulte Waregem, itu sudah berkali-kali menjalani pertandingan Liga Europa. Dia juga sempat menciptakan 1 assist dalam 14 partai yang dilakoni di turnamen kelas dua Eropa itu.
Karena kiprahnya di Benua Biru pula, Sandy sempat merasakan bagaimana bermain dengan pemain-pemain top. Di tim junior KRC Genk, dia bersua dengan Kevin De Bruyne. Adapun, ketika mengawali karier junior di Anderlecht, Sandy bertemu dengan Romelu Lukaku.
Kini, Sandy ingin menularkan semua pengalaman pentingnya untuk sepak bola Indonesia. Caranya tentu saja bermain untuk Tim Nasional (Timnas) Indonesia.
Sekitar satu bulan menjelang kedatangannya ke Tanah Air, Sandy pun menyempatkan waktu untuk berbincang dengan kumparan (kumparan.com). Dia membahas banyak hal, mulai dari Timnas Indonesia, pengalamannya di Eropa, sampai Luis Milla.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah petikan wawancara dengan Sandy Walsh:
Bagaimana perkembangan proses naturalisasi Anda?
"Apabila sesuai rencana, saya akan datang ke Indonesia pada Maret 2018 untuk bertemu dengan pelatih (Luis Milla) dan Wakil Presiden PSSI (Joko Driyono). Kami akan mendiskusikan kemungkinan naturalisasi. Saya tidak bisa berkata lebih banyak karena belum mengetahui faktanya. Namun, saya akan merasa sangat senang bermain untuk Indonesia."
Apa alasan utama Anda ingin bermain untuk Timnas Indonesia?
"Kakek saya adalah orang Indonesia. Saya ingin membalas jasa mereka dalam kehidupan saya lewat sepak bola. Saya juga merasa begitu bahagia sejak mendapatkan dukungan besar dari rakyat Indonesia. Jadi, saya juga ingin membalas dengan membuat mereka bangga dan menjadikan Indonesia sebagai negara sepak bola yang besar."
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia?
"Saya telah menyaksikan beberapa pertandingan tidak cuma senior tetapi juga junior. Saya sangat menyukai pelatih baru yang bekerja di Indonesia. Dia coba memadukan talenta muda dengan pemain berpengalaman. Saya juga melihat talenta besar dan kualitas dari beberapa pesepak bola Indonesia. Saat melihat mereka, saya pun tertarik untuk bermain bersama dan membagikan pengalaman saya.
"Ketika Indonesia melawan Islandia, saya juga merasa terkesan. Islandia adalah tim bagus di Eropa. Menurut saya, Indonesia tinggal menaruh keyakinan kepada potensi sendiri untuk mengembangkan potensi tim nasional."
Apakah Anda mengetahui sejumlah pemain di Timnas Indonesia? Coba sebutkan siapa yang Anda tahu.
"Saya mulai mengikuti perkembangan Timnas Indonesia dan belajar sedikit tentang bahasanya. Ada kesulitan karena perbedaan waktu. Namun, tersedia media sosial sehingga saya bisa mengetahuinya dengan mudah.
ADVERTISEMENT
"Saya mendengar kabar positif tentang Egy Maulana Vikri yang menjalani sejumlah trial di Eropa. Itu adalah berita bagus. Egy merupakan pemain dengan teknik bagus.
"Begitu juga Stefano Lilipaly. Saya mendengar namanya saat bermain di Belanda dengan Ezra Walian. Ada pula Ilija Spasojevic. Saya mendengar sesuatu yang positif tentang dirinya. Jadi, saya ingin mengikuti mereka dan menambah pengetahuan tentang sepak bola Indonesia tidak cuma timnas tetapi juga liganya."
Apabila naturalisasi sukses, Anda akan menjadi pemain Indonesia pertama yang pernah bermain di Liga Europa. Apa artinya buat Anda?
"Itu tentu menjadi kebanggaan besar. Maksud saya, seorang pesepak bola pasti ingin mencapai level setinggi mungkin. Saya juga merasa bangga ketika duduk di bangku cadangan dalam pertandingan Liga Champions melawan Valencia, Chelsea, dan Bayer Leverkusen.
ADVERTISEMENT
"Untuk Liga Europa, saya sudah mencatatkan 14 penampilan resmi. Jadi, saya akan merasa bangga sebagai pemain Indonesia pertama di Liga Europa. Semoga Indonesia juga bisa merasa bangga."
Apa yang bisa diharapkan suporter Indonesia kepada Anda jika mendapatkan status WNI, terutama di Asian Games 2018?
"Mereka bisa mengharapkan seorang pemain yang mengerahkan kemampuan terbaik di dalam dan luar lapangan. Saya ingin membantu sepak bola Indonesia dan pemain mudanya untuk berkembang. Saya berhasrat membuat Indonesia bangga dan mendongkrak peringkat mereka di FIFA. Ada banyak tujuan yang ingin saya capai bersama Indonesia. Namun, saya juga membutuhkan dukungan semua masyrakat Indonesia. Mereka luar biasa. Mari buat Indonesia menjadi negara sepak bola terbaik di Asia."
ADVERTISEMENT
Mari bicara tentang karier Anda di Belgia. Apa momen terbaik Anda?
"Saya pikir pengalaman bermain di Liga Europa. Momen-momen itu tidak pernah saya lupakan. Adalah sesuatu yang luar biasa bisa bermain di stadion indah. Saya menyukainya. Begitu pula pengalaman menjadi pesepak bola profesional setelah bekerja keras untuk mewujudkannya."
Bagaimana reaksi rekan-rekan setim saat mengetahui keinginan Anda untuk membela Indonesia?
"Mereka tentu saja tidak begitu mengetahui sepak bola Indonesia. Jadi, mereka tertawa. Namun, saya menjelaskan proyek dengan pelatih baru yang ingin mengembangkan pemain muda dan bagaimana antusiasme suporter di sana. Mereka pun memahami lebih baik buat saya membela Indonesia. Maksud saya, Anda harus bermain di negara yang dicintai. Saya mulai jatuh cinta di Indonesia dan akan berkunjung ke sana pada Maret 2018 serta menjadikannya sebagai destinasi liburan musim panas."
ADVERTISEMENT
Apa target Anda selanjutnya di level klub? Ada keinginan untuk bermain di liga yang lebih besar seperti Inggris atau Italia? Atau, mungkinkah Anda bermain di Indonesia pada masa mendatang?
"Seperti yang saya katakan sebelumnya, target sebagai pemain dan pribadi adalah mencapai sesuatu tertinggi. Saya tentu saja ingin bermain di liga lebih besar dan bekerja keras untuk mewujudkannya. Dengan dukungan yang ada, saya optimistis untuk mencapainya.
"Bermain di Indonesia? Mengapa tidak? Negara ini indah. Mungkin saya akan datang pada fase akhir karier dalam 13 atau 14 tahun ke depan."
Saya menemukan bahwa Anda bermain dengan sejumlah nama top sebelumnya, seperti Sergej Milinkovic-Savic (Lazio), Nathan Ake (Bournemouth), dan Rick Kasdorp (AS Roma). Apakah ada momen spesial dengan mereka?
ADVERTISEMENT
"Saya memiliki begitu banyak momen dengan mereka. Saya bangga untuk mengatakan bahwa mereka adalah teman saya dan melihat mereka bermain di tim besar. Kami selalu menjalin kontak dan saling menyaksikan pertandingan lainnya. Mereka selalu mengatakan waktu saya akan tiba untuk bermain di tim besar seperti mereka.
"Saya juga pernah bermain dengan Kevin de Bruyne, Thibaut Courtois, Kalidou Koulibaly, Christian Benteke, Romelu Lukaku, Jordan Lukaku, Divock Origi, Leon Bailey, Wilfred Ndidi, Enes Unal, dan Matthew Ryan. Ada banyak pertandingan yang harus saya saksikan pada akhir pekan."
Anda juga pernah bekerja dengan Alex McLeish, eks pelatih Aston Villa, di KRC Genk. Apa yang Anda pelajari dari dia?
"Saya belajar banyak dari dia lebih dari sekadar sepak bola. Dia juga mengajarkan tentang kehidupan dan bagaimana berkomunikasi dengan media. Saya juga belajar mematangkan diri dan menjadi pemimpin dalam tim. Dia adalah sosok hebat. Dia begitu membantu saya dalam karier."
ADVERTISEMENT
Indonesia juga memiliki pelatih top, Luis Milla. Apa yang Anda ketahui tentang dia?
"Selain pemain, saya juga mencari tahu tentang pelatih. Saya menyukai dia karena berasal dari Spanyol. Saya sempat menanyakan kepada eks rekan setim bernama Alejandro Pozuelo (Spanyol). Dia mengatakan bahwa Milla adalah sosok dan pelatih bagus. Pelatih Spanyol menyukai permainan indah. Saya pun memiliki pandangan serupa dengan Milla. Saya tak sabar untuk bertemu dan ingin berbicara tentang sepak bola dengan dia.
Orang Indonesia mungkin juga tak sabar menantikan kedatangan Anda ke sini. Sampai jumpa pada Maret, Sandy.
"Sampai jumpa."