Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.106.0

ADVERTISEMENT
Blackburn Rovers resmi mundur dari Women’s Championship, kasta kedua sepak bola wanita Inggris. Langkah ini diambil setelah pemilik klub, Venky’s, menolak memenuhi syarat profesional yang ditetapkan liga, seperti fasilitas, kesejahteraan pemain, dan staf.
ADVERTISEMENT
Pengumuman tersebut disampaikan langsung melalui surel yang dikirimkan kepada para pemain oleh departemen HR klub pada Selasa (20/5). Dalam surel tersebut, Blackburn menyebut bahwa mereka masih berdiskusi dengan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) terkait divisi mana yang akan mereka ikuti musim depan.
Terancam Turun Dua Divisi
Menurut aturan FA, klub yang menarik diri dari sebuah liga hanya boleh masuk ke sistem kompetisi nasional paling tidak dua tingkat di bawah divisi yang ditinggalkan. Artinya, besar kemungkinan Blackburn tidak akan tampil lagi di divisi kedua.
Nasib para pemain dan staf pun jadi tidak pasti—apakah mereka akan tetap berstatus semi-profesional atau malah turun ke level amatir, dan apakah kontrak mereka akan diperpanjang atau tidak.
ADVERTISEMENT
Batas waktu bagi klub untuk memenuhi syarat lisensi dan mempertahankan status di divisi dua sudah lewat sejak Senin (19/5) lalu. Dalam surel kepada pemain, klub menyebut perubahan level kompetisi ini akan berdampak besar terhadap struktur tim, baik dari sisi pelatih maupun pemain.
Format Profesional Dinilai Terlalu Berat
Blackburn menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena mereka tidak sanggup mengikuti tuntutan finansial yang semakin besar di divisi dua, terutama soal peralihan ke model klub profesional penuh waktu.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan antara lain peningkatan jam kontak antara pelatih dan pemain, keharusan kontrak profesional penuh waktu, penambahan staf, hingga tekanan pada fasilitas latihan dan stadion.
“Tekanan finansial dan operasional untuk bisa bertahan di level dua sudah melebihi kapasitas klub saat ini,” tulis pernyataan resmi Blackburn.
Pemain Bingung dan Kecewa
Sebelum pengumuman resmi, para pemain sempat mengetahui kabar ini hanya melalui pesan WhatsApp dari salah satu rekan mereka.
ADVERTISEMENT
“Ada 99% kemungkinan pemilik klub tidak akan lagi mendukung tim musim depan,” tulisnya dalam pesan tersebut.
Bek Blackburn Rovers, Nuam Murphy, mengatakan, “Saya sudah tiga musim di sini, dan satu hal yang konsisten hanyalah minimnya dukungan finansial dari klub. Tapi kami tetap bisa bertahan dari degradasi dengan anggaran terkecil, dan itu patut diapresiasi.”
Rencana pertemuan antara manajemen dan pemain sempat dijadwalkan pada akhir pekan lalu. Namun, dibatalkan dan akhirnya baru dilakukan pada Selasa (20/5) sore waktu Inggris.
Setelah pertemuan itu, pelatih kepala Blackburn Rovers Women, Simon Parker, langsung menyampaikan kabar pahit kepada anak-anak asuhannya.
Menurut laporan BBC, suasana di dalam tim penuh dengan rasa frustrasi dan kebingungan karena kurangnya keterbukaan dari pihak klub. Mayoritas pemain juga tidak tergabung dalam Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA), meski beberapa di antaranya sudah mendapat dukungan dan nasihat dari organisasi.
Blackburn Rovers bukan klub sembarangan di dunia sepak bola wanita Inggris. Mereka punya andil dalam mengembangkan pemain muda berkualitas. Bintang Lionesses seperti Keira Walsh, Ella Toone, dan Georgia Stanway, semuanya pernah menimba ilmu di akademi klub ini.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, dalam pernyataannya, klub menegaskan bahwa mereka tidak akan sepenuhnya meninggalkan sepak bola wanita.
“Kami tahu keputusan ini mengecewakan. Tapi ini langkah yang kami anggap perlu untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi sepak bola wanita di Blackburn Rovers," tulis Blackburn.
Finansial Kerap Jadi Sumber Masalah
Keputusan ini menambah daftar klub yang mundur karena masalah keuangan. Tahun lalu, Reading juga memutuskan mundur dari Women’s Championship dan turun ke kasta kelima.
Menurut laporan keuangan terakhir yang dirilis Maret lalu, Blackburn sebenarnya mencatatkan keuntungan 3,3 juta paun atau sekitar Rp 72,6 miliar. Namun, angka itu didapat dari penjualan pemain di tim pria, seperti Adam Wharton yang pindah ke Crystal Palace seharga 18 juta paun (Rp 396 miliar). Faktanya, klub menghabiskan 119% dari pendapatan mereka hanya untuk menggaji pemain.
ADVERTISEMENT
Chief Operating Officer Blackburn Rovers, Suhail Pasha, bahkan mengakui bahwa klub setiap tahun mengalami defisit 20 juta paun (Rp 440 miliar) yang harus ditutup oleh pemilik klub.
Tekanan terhadap manajemen juga meningkat. Beberapa kelompok suporter bahkan meminta para petinggi klub untuk menjauh dari pertandingan tim pria dan mendesak Venky’s untuk menjual klub.
Acara penghargaan akhir musim untuk tim pria dan wanita juga dibatalkan. Padahal, musim ini tim wanita sudah beberapa kali bermain di Ewood Park sebagai upaya menambah basis penonton—meskipun rata-rata jumlah penonton masih di bawah 1.000.
Liga Tetap Ingin 12 Tim
WSL Football, badan yang mengatur dua level teratas sepak bola wanita Inggris, mengatakan bahwa mereka tetap ingin mempertahankan jumlah 12 tim di divisi dua musim depan.
ADVERTISEMENT
Artinya, kemungkinan besar akan ada tim lain yang menggantikan Blackburn. Sheffield United disebut-sebut menjadi kandidat terkuat.
Nikki Doucet, CEO WSL Football, menyebut kabar ini sebagai "hari yang menyedihkan bagi sepak bola wanita". Namun, ia tetap yakin masa depan sepak bola wanita Inggris akan terus berkembang.
"Memang saat ini posisi keuangan masih rapuh, tapi perjalanan ini masih panjang dan ada harapan besar ke depan," ujarnya.