Cerita Tim Medis Tangani Pemain di MilkLife Soccer Challenge Bandung

7 Juni 2025 13:28 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Putri Carissa, tim medis dari Dinkes Bandung yang bertugas di MilkLife Soccer Challenge Bandung 2025, di Lapangan PPI Pussenif, Bandung. Foto: Aji Nugrahanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Putri Carissa, tim medis dari Dinkes Bandung yang bertugas di MilkLife Soccer Challenge Bandung 2025, di Lapangan PPI Pussenif, Bandung. Foto: Aji Nugrahanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Di balik suksesnya turnamen MilkLife Soccer Challenge, ada sosok-sosok yang mungkin jarang tersorot tapi perannya sangat krusial. Salah satunya ialah tim medis yang selalu bersiaga di setiap pertandingan MilkLife Soccer Challenge.
ADVERTISEMENT
Salah satu nama yang ada di barisan penting itu adalah Putri Carissa. Ia adalah seorang perawat dari Dinas Kesehatan Kota Bandung yang bertugas menjadi tim medis di MLSC Bandung 2025.
Sebagai tim medis, tugas utama Putri Carissa menangani segala masalah kesehatan yang dialami peserta. Ia selalu jadi garda terdepan tatkala peserta alami cedera di lapangan.
Perannya sangat krusial di turnamen, saat di lapangan ia menjadi orang pertama yang melakukan perawatan jika terjadi masalah kesehatan. Lalu, ia juga jadi orang yang melakukan perawatan di tenda medis jika pemain memerlukan penanganan lebih lanjut.
"Pertama kita penanganan kalau terjadi injury, ataupun juga kasus-kasus yang ada di lapangan," tutur Putri saat menjelaskan perannya di turnamen kepada kumparanBOLANITA, Minggu (1/6) lalu.
ADVERTISEMENT
"Terus kita juga persiapan kalau misalkan bukan hanya tim saja yang main, tapi ada tim ofisial, ataupun tim-tim lain yang terjadi situasi yang membutuhkan tim medis, kita juga bantu support untuk penanganan medis di lapangan ketika terjadi sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan para pemain dan juga seluruh tim," sambungnya.
Amanda Fitriani, pemain SDN 073 Pajagalan B di MilkLife Soccer Challenge Bandung 2025. Foto: Dok. MilkLife Soccer Challenge

Tantangan: Hadapi Pemain Nangis

Menjadi tim medis di turnamen sepak bola wanita U-10 dan U-12 memang bukanlah hal yang mudah. Begitu banyak tantangan yang ditemui di tengah ribuan peserta MilkLife Soccer Challenge Bandung 2025.
Menurut Putri, penanganan medis yang diterapkan kepada anak-anak harus dengan cara yang khusus, tak bisa disamakan dengan menangani orang dewasa.
Salah satu yang paling penting ialah saat melakukan pendekatan terhadap pemain yang mengalami cedera. Putri bilang, jika tim medis harus bertindak setenang mungkin agar anak-anak tidak takut terhadap penanganan yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Tentunya butuh pendekatan yang khusus, kemudian penanganan yang juga tidak terlalu menakutkan bagi anak-anak. Sehingga anak-anak berani untuk datang ke tim medis ketika mereka memang membutuhkan bantuan kesehatan," kata Putri.
Namun, secara keseluruhan tak ada kendala atau cedera yang serius selama turnamen MLSC Bandung 2025 kemarin. Keluhan yang dialami pemain juga terbilang ringan sehingga tidak ada yang harus mendapat penanganan khusus.
Akan tetapi, Putri mendapati kasus menarik saat menarik saat menjadi tim medis di turnamen tersebut. Salah satunya ialah harus menenangkan pemain yang menangis. Maka, ia pun melakukan pendekatan secara psikologis untuk bisa menenangkan pemain menangis tersebut.
"Uniknya anak-anak itu ketika mereka mungkin kalah atau kecewa karena pastinya tidak tepat dan lain sebagainya, mereka nangis dan akhirnya tim medis pun berperan juga dalam support psikologis pada anak-anak. Paling itu yang unik untuk turnamen kali ini," tandas Putri Carissa.
ADVERTISEMENT