4 Mitos Seputar Asupan Makanan Selama Pandemi Menurut Ahli

30 September 2021 8:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memakai masker saat makan di luar Foto: dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memakai masker saat makan di luar Foto: dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Asupan makanan tentu menjadi hal yang penting bagi para pasien isoman. Tak banyak juga yang menyebut bahwa sejumlah makanan dapat menyembuhkan COVID-19. Padahal, hal ini belum terbukti kebenarannya bahkan hanya mitos belaka.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan, kita perlu waspada dan menyaring kembali segala informasi mengenai saran pemilihan asupan tersebut. Hal ini pun turut ditegaskan oleh dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, SpGK, spesialis gizi klinik. Menurutnya, pasien isolasi mandiri (isoman) sepatutnya memegang teguh pedoman diet gizi seimbang. Pola makan ini juga dianjurkan langsung WHO dan Kementerian Kesehatan RI.
"Sesuai panduan WHO dan Kemenkes mengenai nutrisi isoman adalah simpel, yakni well balanced diet atau makanan seimbang. Kita perlu memilih secara seimbang antara makanan segar dan yang sudah diproses. Kalau membeli makanan kemasan yang sudah diproses pastikan tak mengandung bahan tambahan, ya," ujarnya.
Seiring beredarnya kabar soal pola makan bagi pasien COVID-19 di luar sana, banyak pula hal-hal berkaitan dengan pandemi yang ternyata tidak terbukti kebenarannya. Salah satunya, adalah sebuah mitos makanan dan minuman yang diklaim dapat mencegah dan menyembuhkan virus menular ini.
ADVERTISEMENT
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran UI itu juga menjabarkan beberapa mitos seputar asupan makanan di masa pandemi, sebagai berikut:

1. COVID-19 bisa berasal dari buah dan sayuran segar

Ilustrasi membersihkan buah dan sayur dengan disinfektan Foto: dok.Shutterstock
Mitos soal asupan makanan yang pertama ini jelas tidak terbukti kebenarannya. Karena buah dan sayur adalah sumber nutrisi yang baik dikonsumsi di masa pandemi.
Dr. Juwalita pun merekomendasikan buah dan sayuran sebagai makanan yang cocok dikonsumsi para pasien isoman. Baginya, jenis makanan ini mengandung nutrisi alami; seperti vitamin C, vitamin D, zinc, selenium, zat besi, dan protein yang tentunya dibutuhkan pasien isoman COVID-19.

2. Menambahkan cabai ke makanan bisa mencegah virus corona

Ilustrasi cabai. Foto: Shutter Stock
Anggapan untuk menambahkan cabai pada makanan mampu menyembuhkan hingga mencegah COVID-19 beredar tanpa ada bukti yang cukup jelas. Padahal, menambahkan rasa pedas berlebihan mungkin justru akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan pada organ kita; semisal pencernaan.
ADVERTISEMENT

3. Sup bawang putih bisa menyembuhkan COVID-19

Ilustrasi bawang putih Foto: Shutter Stock
Bawang putih memang mengandung senyawa yang memiliki sifat antibakteri, antivirus, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan. Meski begitu, sampai saat ini tidak ada bukti kuat mengenai konsumsi bawang putih mampu melindungi seseorang dari COVID-19. Sejalan dengan itu, WHO dalam situsnya juga membantah bawang putih memiliki khasiat pengobatan COVID-19.

4. Diet keto, yang merupakan diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, dikatakan dapat melindungi terhadap COVID-19

Ilustrasi diet keto Foto: dok.Shutterstock
Meskipun diet keto mampu membantu menurunkan berat badan dan mempertahankan kesehatan, namun belum ada bukti pasti bahwa diet ini adalah bentuk pertahanan terhadap COVID-19.
Sebagian besar orang yang menyebut diet keto ini sebagai pelindung corona berpacu pada penelitian lama yang dilakukan pada tikus, bukan manusia. Penelitian tersebut pun juga masih berlangsung dan tidak ada bukti ilmiah lanjutan. Oleh karenanya, diet keto belum terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh ataupun melindungi dari paparan virus corona.
ADVERTISEMENT
Reporter: Destihara Suci Milenia