7 Efek dari Berhenti Konsumsi Kafein, Sakit Kepala sampai Emosian

24 September 2020 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi caffeine crash Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi caffeine crash Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Keputusan untuk berhenti mengonsumsi kafein memang tidak mudah. Kebanyakan orang terbiasa harus mengonsumsi kopi atau teh setiap harinya, baik sebelum atau saat, beraktivitas. Namun, setelah mendengar pengaruh buruk konsumsi kafein, beberapa orang memutuskan mengubah hidupnya dengan berhenti meminum minuman ini.
ADVERTISEMENT
Sebelum kamu memutuskan hal yang sama dan membuang koleksi kopi atau teh di rumah, penting rasanya untuk mengetahui beberapa efek yang akan dirasakan. Dilansir Eat This, dengan memperhatikan beberapa efek ini, kamu dapat menimbang-nimbang kelebihan serta kekurangan ketika berhenti konsumsi kafein.

1. Sakit kepala

Ilustrasi minum kopi saat galau Foto: dok.shutterstock
Konsumsi kafein secara teratur akan menyebabkan efek ketergantungan. Jadi ketika memutuskan untuk berhenti minum kafein, sebagian besar orang merasakan berbagai gejala, salah satunya sakit kepala.
Beberapa pakar medis mengatakan kalau kafein melemaskan pembuluh darah, sehingga saat berhenti mengonsuminya, pembuluh darah akan menyempit dan menyebabkan sakit kepala berdenyut. Untungnya, setelah 7-10 hari pertama rasa nyeri akan mereda. Setelah itu, kamu tidak akan lagi menderita sakit kepala berdenyut.
ADVERTISEMENT

2. Cepat marah

Ilustrasi bad mood di kantor Foto: Shutterstock
Kamu akan mengalami perubahan mood yang cukup ekstrem dan serangan rasa lelah setelah pertama kali meninggalkan kafein. Sebelum meninggalkan kafein, ada baiknya informasikan orang-orang terdekat agar mereka tahu mengapa kamu cepat bete. Jangan lupa pilih waktu yang tepat ketika ingin berhenti kafein.

3. Lebih banyak energi

Ilustrasi semangat bekerja Foto: dok. Unsplash
Beberapa hari setelah pertama berhenti, kamu akan melewati tahap mudah merasa lelah. Setelah itu, kamu akan memiliki lebih banyak energi untuk menjalani hari. Efek positif itu terjadi karena orang yang mengonsumsi kafein secara teratur cenderung memiliki kualitas tidur kurang baik. Begitu bangun, mereka langsung membutuhkan banyak kafein lagi. Jika kamu berhasil memutuskan siklus tersebut, kamu akan tidur lebih nyenyak dan penuh energi pada keesokan harinya.
ADVERTISEMENT

4. Lelah ketika berolahraga

Ilustrasi lelah saat olahraga. Foto: Shutterstock
Waktu olahraga akan terasa lebih berat dari biasanya. Hal ini karena perilaku minum kopi atau teh sebelum pergi ke gym, terbukti menurunkan persepsi orang akan usaha saat berolahraga.
Menurut The American College of Sports Medicine, saat orang menganggap rendah usahanya, maka mereka akan meningkatkan kinerja dan intensitas latihan. Maka begitu kamu menghentikan kebiasaan minum kafein, latihan olahraga mungkin terasa sedikit lebih sulit daripada sebelumnya.

5. Berat badan berubah-ubah

Ilustrasi timbangan berat badan naik. Foto: Shutter Stock
Jika kamu terbiasa minum kafein yang tinggi kalori, gula, atau pemanis buatan, maka mungkin akan kehilangan berat badan setelah berhenti. Sedangkan, jika konsumsi kafein kamu biasanya terdiri dari teh hijau segar atau kopi hitam, kemungkinan beratmu bisa bertambah. Kafein telah terbukti menekan nafsu makan sementara dan meningkatkan laju metabolisme.
ADVERTISEMENT

6. Mengurangi stres

Ilustrasi minum kopi setelah bangun tidur Foto: Shutterstock
Kafein merupakan bentuk stimulan yang mendorong energi sehari-harinya. Ketika minum kafein, kelenjar adrenal akan memompa adrenalin yang meningkatkan kerja jantung serta kewaspadaan. Setelah berhenti minum kafein, kamu akan merasa lebih rileks sehingga rasa stress dan rasa cemas berkurang.

7. Gigi lebih cerah

Ilustrasi Gigi Kuning Foto: Dok. Shutterstock
Kebiasaan minum kafein dapat membuat gigi terlihat kusam. Minuman teh dan kopi mengandung polifenol asam atau ‘tanin’, yang dapat menyebabkan perubahan warna. Berhenti minum kafein mungkin akan membantu menjaga gigi tetap putih.
Reporter: Natashia Loi