7 Makanan yang Kerap Jadi Bekal Para Pahlawan Indonesia, Nasi Jagung sampai Ubi

10 November 2020 11:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung pahlawan revolusi di Museum Pancasila Sakti. Foto: Dok: Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Patung pahlawan revolusi di Museum Pancasila Sakti. Foto: Dok: Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Untuk menjaga kekuatan tubuh selama berjuang, para pahlawan Indonesia juga perlu mengonsumsi makanan yang baik. Sayangnya, keadaan genting selama melawan penjajah membuat para pahlawan tak mempunyai cukup waktu atau uang untuk memasak apalagi mengkreasikan sebuah hidangan. Saat itu, makanan juga hanya dinikmati untuk menjaga kelangsungan tubuh dan energi —bukan untuk kesenangan.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan berarti makanan yang dikonsumsi tidak nikmat. Hanya saja, fokus para pahlawan terletak pada tujuan bertahan hidup. Dikutip dari berbagai sumber, kumparan merangkum 7 makanan yang kerap menjadi bekal para pejuang di masa lalu. Beberapa di antaranya dikreasikan berbeda, lho di masa sekarang!

1. Nasi jagung

Ilustrasi nasi jagung Foto: dok.shutterstock
Nasi jagung (sego ampok atau nasi ampok) adalah makanan tradisional yang terkenal sejak dahulu. Populer di Jawa Timur dan Jawa Tengah, nasi ini tidak mengandung beras melainkan jagung tumbuk.
Beberapa sumber mengatakan kalau nasi jagung muncul saat musim kemarau. Pada saat itu, orang-orang di pedesaan sering mengalami gagal panen padi sehingga susah untuk mendapatkan beras. Maka itu, masyarakat mulai mengubah biji jagung menjadi alternatif makanan pokok pengganti nasi dan kaya akan nutrisi.
ADVERTISEMENT

2. Nasi oyek

Sama dengan hidangan nasi jagung, nasi oyek juga tidak terbuat dari beras. Hidangan ini terbuat dari singkong yang dibentuk seperti butiran nasi —akibat kekurangan bahan makanan yang dialami rakyat Indonesia saat itu.
Kisah lain menyebutkan kalau nasi oyek ditemukan pada masa penjajahan. Jenderal Sudirman dan pasukannya terdesak di tengah hutan di kawasan Kediri dan kehabisan makanan. Dari sana, seseorang menawarkan makanan yang terbuat dari singkong ini. Tidak hanya mengenyangkan, nasi oyek juga memiliki masa simpan yang lama sehingga cocok dijadikan bekal.

3. Singkong dan ubi rebus

Sajian rebusan dengan cocolan saus petis, kuliner tradisional Jawa kuno Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Singkong dan ubi merupakan pangan lokal pengganti nasi pada masa penjajahan. Saat itu, nasi merupakan makanan mewah yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Maka itu, banyak orang yang menggantikan nasi dengan singkong dan ubi.
ADVERTISEMENT
Selain lebih mudah didapatkan, kedua bahan makanan ini merupakan sumber karbohidrat yang baik bagi tubuh. Cukup direbus, keduanya sudah dapat dimakan dan disimpan untuk bekal. Singkong dan ubi rebus juga masih dinikmati sampai sekarang namun dengan cara penyajian yang lebih bervariasi.

4. Telur asin

Ilustrasi Telur Asin Foto: Flickr/mat_gebu
Ternyata, telur asin merupakan makanan yang disantap para pahlawan, lho. Makanan yang sekarang sering dijadikan lauk pelengkap ini memiliki sifat tahan lama dan punya kandungan gizi tinggi —membuatnya cocok menjadi bekal, pada saat itu. Terlebih, telur asin merupakan makanan yang praktis, mudah dibawa, dan disantap.

5. Pisang rebus

Pisang Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pisang juga lebih mudah ditemukan ketimbang makanan pokok lainnya. Tanaman ini dapat tumbuh secara liar di pedesaan. Maka itu, hidangan pisang rebus menjadi salah satu makanan umum untuk bekal pada masa penjajahan.
ADVERTISEMENT
Cara membuatan yang mudah, rasanya nikmat, dan praktis menjadi alasan kenapa makanan ini dipilih. Selain itu, pisang rebus juga memiliki berbagai manfaat —menambah energi, melancarkan peredaran darah, dan menjaga kerja jantung.

6. Leughok

Leughok merupakan kue khas yang sudah ada sejak zaman kerajaan Aceh, serta menjadi makanan favorit saat itu. Pada masa penjajahan, para pahlawan di Aceh biasa membekali diri dengan leughok. Kue leughok dibuat menggunakan tepung ketan, pisang, serta sagu (beureune).
Campuran tepung, pisang, dan sagu dapat membantu menghilangkan rasa lapar. Leughok juga dibungkus dengan daun pisang —membuatnya menjadi lebih awet dan tahan lama.

7. Janeng

Ilustrasi boh janeng makanan khas Aceh Foto: Dok.Shutterstock
Janeng atau boh janeng merupakan umbi dengan nama latin Dioscorea hispida yang merupakan makanan khas alternatif pada saat perang perang. Makanan ini dapat menjaga stamina dan energi.
ADVERTISEMENT
Dalam masa perang, Janeng tersedia sangat banyak di alam liar. Umbi ini biasanya dihaluskan dan dimasak dengan cara di uap, direbus, atau dijadikan bubur —kemudian disajikan dengan beberapa tetes air asin kelapa.
Reporter: Natashia Loi